20. Truth

3.2K 357 56
                                    

Dengan berat hati dan rasa takut ku beranikan diriku untuk menceritakan semua kebenaran tentang Eunwoo anakku pada Ibu Jungkook. Karna bagaimana pun dia berhak tahu atas Eunwoo.

Dan aku semakin khawatir melihat perubahan ekspresi nya setelah aku mengatakan dengan jujur kebenarannya.

Aku takut Ibu Jungkook akan marah besar padaku dan Eonwoo.

***

"Maafkan aku jika aku lancang. Tapi itulah kebenarannya, putraku adalah anak dari putramu"

"Kau tidak, tidak berbohong bukan nak?"

"Aku bersumpah dan aku bersungguh-sungguh. Ibu bisa lihat sendiri kemiripan diantara mereka"

Tes!

Aku lihat satu tetes air matanya jatuh melewati pipinya. Tatapannya sendu menatap wajah Eounwoo.

Cupp...

Apa ini? Dia mencium pipi anakku? Tidakkah dia marah tentang kebenaran ini?

"Aku yakin dan aku percaya jika dia adalah cucuku dan anak dari Jungkook"

"Nak, aku ingin meminta maaf padamu atas semua kelalukan Jungkook padamu saat itu. Maafkan jika putraku sempat menyakiti perasaanmu. Setelah mendengar ceritamu aku yakin kau pasti sangat sakit untuk menjalani semua itu sendiri. Tapi aku berjanji akan menghukum anak nakal itu setelah dia sadar nanti. Aku akan membuatnya bertanggung-jawab dan meminta maaf sebanyak-banyaknya padamu"

"Terimakasih bu, tapi tenanglah aku baik-baik saja. Tidak usah menghukumnya atau memintanya untuk bertanggungjawab setelah ini, karena aku sudah mengatakan padanya untuk melupakan aku. Dan maksud kedatangan ku kemari hanya ingin memberitahu tentang anaknya, dan tidak ada maksud lain. Tidak ada maksud untuk bersama atau pun apa, hanya itu saja. Aku sudah cukup bahagia hidup berdua dengan anakku"

"Jadi kau tidak akan hidup bersama putraku?"

"Maafkan aku, aku tidak bisa. Kami sudah sepakat akan menjalani hidup masing-masing. Aku akan membesarkan Eounwoo sendiri"

"Nak... Tolong maafkan Jungkook"

"Tak apa aku sudah memaafkannya"

"Tzuyu....."

"Jungkook?"

Suara lirihan Jungkook membuatku tersentak dan segera mendekatinya. Akhirnya dia sudah sadar.

"Jungkook sayang kau sudah sadar nak?"

"Sakitt awhh" lirihnya.

"Diamlah nak jangan banyak bergerak Ibu akan memanggil kan Dokter"

"Jungkook" aku mendekat dan menatapnya lekat.

"Tzuyu? Itukah kau?" Lirihnya

"Iya ini aku, aku datang bersama Eounwoo"

"Tzuyu maafkan aku"

"Suttttt aku sudah memaafkan mu, diamlah dan cepatlah sembuh"

"Tzuyu sungguh maafkan aku"

"Sudahlah aku sudah mengatakan jika aku sudah memaafkanmu. Kedatanganku kemari hanya ingin mengatakan satu hal padamu"

"Apa?" Tanyanya binggung

"Eounwoo. Iya Eounwoo adalah anakmu. Hanya itu"

"Jadi benar? Jadi benar dia anakku?" Tanyanya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya Eounwoo adalah anakmu. Anak yang dulu tak mau kau akui dan kau berikan pertanggungjawaban"

"Maafkan aku...."

"Humm"

"Boleh aku mencium nya sekali saja?"

"Boleh, tapi setelah kau sembuh, kau maaih sakit jadi kau belum boleh duduk"

"Tapi setidaknya bisakah kau dudukkan dia disampingku, dan biarkan aku menyentuhnya"

Aku mengangguk kecil dan terseyum kepadanya sebagai balasan.

Kuturunkan Eounwo perlahan dan mendudukkan nya tepat disamping Jungkook.

Tangan Jungkook yang masih berisiskan infua perlahan naik menyentuh lembut pipi Eounwo.

Bolehkan aku menangis? Tidak Tzuyu kau tidak boleh manangis

"Kau tampan. Maafkan ayah nak" ucap Jungkook yang kemudian mencium lembut punggung tangan kecil anaknya.

"Kau terlihat sangat sehat, ibumu pasti merawatmu dengan baik"

"Nak bolehkan aku menyebut diriku ayah untukmu? Atau pantaskan aku menyebut diriku sebagai seorang ayah untukmu? Rasanya tidak, karena aku adalah lelaki Pecundang yang lari dari tanggungjawab"

"Maafkan ayahmu yang bodoh ini" seru Jungkook yang menangis sambil berbicara dengan Eounwoo.

"A-yahh" ucap Eounwoo terbata, yang membuat Jungkook tersenyum kecil.

"Iya nak aku ayahmu"

Aku tak kuasa menahan air mataku lagi. Ini begitu menyakitkan.

"Permisi" seorang Dokter datang dan berjalan mendekati Jungkook.

Aku langsung meraih Eounwoo dan menggendongnya.

"Maaf pak, kami harus memeriksa anda terlebih dahulu"

"Baik dok"

Aku berjalan menjauh dari Jungkook dan mendekati Ibunya.

"Bu, aku sudah berbicara dengan Jungkook tentang kebenarannya. Dan sekarang kami harus pulang"

"Kenapa secepat itu nak?"

"Maafkan aku bu, tapi Eounwoo belum sempat tidur siang dan meminum susu formula"

"Ahh baiklah aku mengerti. Kau memang wanita dan ibu yang baik. Andai saja dulu Jungkook mau bertanggungjawab, mungkin saat ini kau akan ada ditengah-tengah keluarga kami dan hidup bahagia bersama kami"

Aku hanya tersenyum miring...

"Humm, andai saja"

"Buk anak ibu sudah baik-baik saja, kalau begitu kami permisi"

"Ah terima kasih dok"

"Sayang ayo kita pamitan dulu pada ayahmu" ucapku pada Eounwoo.

"Tzuyu kau akan pulang?" Tanya Jungkook

"Iya, Eounwoo hatus tidur siang dan minum susu formula"

"Humm padahal aku masih ingin bersamanya"

"Cepatlah sembuh dan temui anakmu, waktu dan tempat terbuka untukmu"

"Jinja?"

Aku mengangguk kecil menanggapinya.

"Baiklah sebelum pulang kau harus berpamitan"

Aku mendekatkan Eounwoo dengan Jungkook kembali.

"Baiklah sayang, ciumlah pipi ayahmu itu" ucapku dan Eounwoo mengerti.

Cupp...

"A-yahh"

"Iya sayang, ayah menyayangimu"

"Sudah, sekarang kita pulang. Jungkook, cepatlah sembuh"

"Terimakasih"

"Tentu. Aku pergi Jungkook"

.

.

.

TBC.

P A I N •TzuKook (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang