Pagi ini Jimin sudah berada didalam mobilnya menuju kediaman Jeongyeon, jujur pikirnya masih bekerja sejak kejadian malam itu dimana Jeongyeon menangis secara tiba tiba hanya karena menceritakan pemuda bernama Kim Hyunwoo itu. Well, Jimin tahu nama lengkap Hyunwoo karena menstalking sosial medianya.
Terlalu niat memang, tetapi sungguh demi apapun Jimin penasaran. Karena terlalu sibuk bermain dengan otaknya, dia tidak sadar jika mobilnya sudah mulai memasuki kawasan rumah Jeongyeon.
"Baiklah.. berhenti memikirkan hal tidak penting Jim" ucapnya kepada diri sendiri. Setelah mengucapkan hal tersebut dia segera turun dari mobil sport hitam kesayangannya. Saat tiba didepan pintu rumah Jeongyeon. Jimin lantas mengetuk benda persegi panjang itu perlahan.
Tanpa menunggu waktu lama pintu terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya yang kini mengembangkan senyuman ramah di wajahnya. "Nak Jimin, mari masuk. Ingin mencari Jeongyeon?" tanya Ny. Yoo.
Jimin membalas senyuman Ny. Yoo lalu mengangguk sopan. "Iya bibi, Jeongyeonnya ada?" masih dengan memasang lengkung manis di ranumnya Jimin bertanya. "Oh ada, sepertinya dia masih tidur"
Setelah mempersilahkan Jimin, Ny. Yoo segera membangunkan Jeongyeon. Sembari menunggu, Jimin mengedarkan pandangannya ke sekitar. Terlihat beberapa pigura mungil berisi foto keluarga Jeongyeon. Tanpa disadari seulas lengkungan manis kembali tergores di bibir Jimin. Saat sedang sibuk memperhatikan foto tersebut, rungu Jimin menangkap derap sepatu tergesa gesa.
Pria paruh baya dengan setelan jas rapi terlihat turun dari tangga. Pria itu melihat ke arah Jimin lalu maniknya memincing. "Ehm.. Selamat Pagi paman, Saya Park Jimin teman Jeongyeon" Jimin membungkuk memberi salam, pria itu mengangguk lalu tersenyum ramah.
"Selamat pagi, saya ayah Jeongyeon. Ah.. sepertinya barbie kecil itu sedang tidur. Tunggu sebentar ya Jimin, maaf paman tidak bisa menemani mu mengobrol. Paman buru buru" balas pria paruh baya itu yang ternyata Tn. Yoo, Setelah berbasa basi Tn. Yoo segera keluar rumah meninggalkan Jimin sendiri di ruang tamu.
Di dalam kamar Jeongyeon masih asik meringkuk dibalik selimut hangat kesayangannya, mimpinya terganggu kala seseorang mengetuk pintu kamarnya. "Jeongyeon masih tidur eomma" teriaknya dengan suara serak. Pintu bercat coklat itu terbuka menampilkan sosok sang ibu yang berkacak pinggang melihat kebiasaan putri satu satunya.
"Bangun sayang, diluar ada temanmu. Lagipun sebentar lagi appa berangkat meeting, tidak mau memberi pelukan hm?" suara lembut Ny. Yoo membuat Jeongyeon terlonjak. Tanpa aba aba dia segera loncat dari kasur empuknya dan berlari ke depan.
"Appa! Tunggu... Beri Yeonie pelukan" teriaknya kencang. Tn. Yoo yang sudah keluar dari rumahnya kembali masuk ke dalam dan terkekeh saat melihat Jeongyeon berlari menghambur ke pelukannya seraya memasang wajah cemberut. "Maafkan appa barbie, appa buru buru. Apa kau mau memeluk appamu ini sampai siang hm? Lihat, kau tidak malu dengan Jimin?"
Sudah menjadi rutinitas Jeongyeon memeluk ayahnya sebelum ayahnya berangkat bekerja, sangat manja memang tetapi itulah Jeongyeon. Saat mendengar nama Jimin dengan serta merta gadis itu menoleh dan mendapati Jimin yang tengah duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri. Pemuda itu terlihat menahan tawa. "Argh.. Sialan! makhluk itu kenapa bisa ada disini?!" batin Jeongyeon.
"Apa?!" ketus Jeongyeon saat Jimin tak henti menatapnya. "Cepat mandi lalu ke rumahku" perintah Jimin datar membuat Jeongyeon membuang mukanya dan berjalan malas menuju kamar mandi.
_______________
Kini baik Jimin maupun Jeongyeon telah berada di dalam mobil sport Jimin, seperti biasa sepanjang perjalanan hanya hening yang berada diantara mereka. Tanpa sadar benda beroda empat itu telah berhenti tepat di depan apartemen Jimin. Jeongyeon keluar dari mobil pemuda itu tanpa suara dan bergegas menuju apartemen. Jadi disini siapa tuan rumahnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHOBIA [END] ✔
Fiksi PenggemarWarn : Cerita ini saya tulis tahun 2018 sampai 2021 yang mana tulisan saya masih sangat kacau dibeberapa part dan saya sengaja tidak merevisi untuk melihat progres saya dalam menulis dari tahun ke tahun. Juga karena malas:> - ▪ - Just cheese story a...