Jungkook
Pelajaran paling kubenci adalah tidak lagi jika Bahasa Inggris. Yah.. Bukannya Matematika atau IPA, tapi jujur menurutku adalah Bahasa. Apalagi aku tinggal di US. Kebangetan jika tidak mengerti dengan Bahasa. Grammar, pelafalan, dan apalah itu membuatku benci untuk menetap disini. Tapi, semenjak bertemu dengannya, aku menjadi semakin semangat dalam belajar Bahasa. Iya. Dialah motivasiku untuk belajar Bahasa.
"Kook? Udah paham?"
"Eh.. Iya paham kok"
"Apa coba yang paham?"
"..."
"Tuh kan... Ngelamun terus. Kenapa? Cerita sini"
"Kookie sebenernya..."
"Apa?"
"Laper"
"Yailah.. Kukira mau cerita tentang cewek"
"Kok bisa cewek?"
"Abis sukanya ngelamun"
"Ngelamunin makanan"
"Iya iya. Ayo Keluar cari makan"
"Tas ku tinggal disini ya?" tanyaku
"Nanti pulang kan kembali kesini kan?"
"Pasti lah. Udah anggep rumah sendiri"
Aku dan Jennie pergi mencari makan diluar. Katanya Jennie dekat sini ada masakan rumahan. Terus dia bilang juga harganya murah banget.
"Thank you"
"Kook, fotoin"
"Oke siapp"
"Bagus nggak kook?"
"Nde. Yeppeun"
"Gomawo"
Jennie
Fiuh.. Kenyang juga. Gara gara Jungkook harus makan lagi. Tadi dirumah udah makan roti. Dan sekarang makan yang berat berat lagi. Pokoknya dia yang tanggung jawab kalo aku jadi berlemak. Dan seperti biasa, setiap kali makan bersama, hal yang selalu dia lakukan adalah
"Lu gila ya kook?"
Dia langsung heran dan meletakkan tangannya di dahinya "Syukurlah nggak gila. Masih sehat. Kenapa?"
"Jungkook yang kayak gitu, Jennie yang malu"
"Apasih?"
"Ya setiap habis makan selalu kayak gitu. Ngapain coba? Dilihatin orang nggak malu?"
"Nggak kok nggak malu kan nggak ada yang liat"
"Kalo nggak ada yang liat, buktinya Jen kok tau?"
"Ya Jen aja yang nekat liat"
"Ngapain nekat?! Emang buat apa dah kayak gitu?"
"NgeCek ABS masih ada atau nggak? Takutnya ilang"
"Bwahahaha... Kok geli sih dengernya"
"Ini urusan laki laki. Jaehyun nggak kayak gitu emang?"
"Iya dia juga kayak gitu. Tapi aku diemin aja"
"Nah itu"
"Buat apa coba? Emang lu mau jadi atlet apa yang suka buka buka dada di umum"
"Nggak lah. Yaaa gimana yaa.. Emang kalo jelasin ke cewek susah"
"Kookie-ya?"
"Hmm"
"Jangan kayak gitu ke cewek lain"
"Kenapa?"
"Cewek itu bakal ilfeel liatnya"
"Kalo cewek itu ilfeel. Kenapa kamu nggak ilfeel?"
"Enggak lah. Udah kebiasaan liat kamu kayak gitu, dirumah Jaehyun juga gitu, kadang kadang kalo ada Daniel dia juga kayak gitu"
"Hahaha kebiasaan ya?"
"Terus kalo nggak kebiasaan apa coba?"
"Ketagihan"
"Apaan si? Udah ayo pulang"
"Iya. Makasih udah ditraktir in"
"Iya sama sama"
Jungkook
Kita kembali pulang kerumah Jennie. Pergi jalan kaki pulang pasti jalan kaki.
"Jen?"
"Iya"
"Selain aku, kamu pernah punya sahabat cowok? Uhmm... Yang deket banget"
"Semua temanku cowok semua haha"
"Iya?! Beneran?!"
"Beneran. Dan itu bisa dihitung sama jari"
"Emang berapa?"
"3 sama kamu"
"Gila ya Jen ya?! 16 tahun hidup cuma punya 3 temen doang?"
"Aneh ya? Mau aku sebutin satu satu?"
"Mauu... Siapa tau bisa jadiin temen"
"Sahabatku yang pertama namanya Park Jimin. Dia teman TK ku waktu di Busan dulu"
"Jennie pernah ke Busan?!"
"Iya emang kenapa?"
"Kok nggak mampir ke rumahku si?"
"Emang Jungkook lahir di Busan?"
"Iya"
"Pantesan. Tiap kamu bicara dialeknya selalu ingetin aku sama Jimin"
"Ayo lanjut ceritanya"
"Eh kepo banget ya?"
"iya lah"
25 Suara next!!
Jangan lupa baca ceritaku yang lain yah~
Trainees with Luv | Jirose 🌹
In One Dorm | BlackBangtan
Cinderella Complex | Jenkook 💛Follow Instagram aku yeorobun~
@arlitahildapuspitasari
@jk97hil
@hkooked_id
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Cinderella complex {END} | Jenkook 💛
Teen FictionJennie kim, seorang gadis pengidap syndrom langka yang hanya memiliki 3 orang sahabat selama hidupnya. Hal itu karena semua orang terutama wanita iri terhadap kehidupannya. Jungkook Jeon, Lelaki yang trauma akan jatuh cinta kembali. Ia mulai melupak...