the Time i tell her that ILY

309 34 1
                                    

Jungkook

Nggak panas nggak hujan tiba tiba Jennie menggandeng tanganku. Apa kalo musim salju, cewek suka gini ya? Ah ngapain dipikir sih, mendingan balas gandengannya

"Tumben.."

"Biar baristanya nggak jadi suka sama aku" jawabnya simpel

"Yaudah sampe pulang ya?"

Jennie melepas genggamannya "Kesenengan kamunya. Dasar Jomblo"

"Kamu juga"

"Tapi nggak sampe berstadium"

"Membahagiakan sahabat gaboleh?" tanyaku

"Ya tapi nggak gitu juga kali"

Sekitar tujuh menit, akhirnya kita sampai di gedung bewarna biru ini. Jennie terlihat senang karena ini kali pertama ia bermain bowling. Sewaktu menunggu, Jennie banyak cerita tentang Jaehyun yang sering mengajaknya bermain bowling. Tapi karena bulan itu, Jennie banyak ujian, jadi dia menolak tawarannya.

"Hwaa.. Jadi begitu ya cara bermainnya?" kata Jennie sambil tepuk tangan melihatku mendapat strike pada kali pertama bermain

"Hmm... Mudah kan"

"Mungkin. Gestur tubuhnya harus gitu ya?"

"Nde. Jadi bagaimana jika mulai sekarang?"

"Nde"

Jennie memasukkan ponselnya pada sakunya. Entah apa yang terjadi dengan handphonenya. Jarang jarang dia menggunakan ponselnya. Jennie mengangkat salah satu bola berangka 14.

"Aigoo... Jinjja berat"

*Jungkook diam diam mengambil gambar dari kamera yang ia bawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Jungkook diam diam mengambil gambar dari kamera yang ia bawa

Aku mengambil bola angka empat belas yang ia bawa. "Angka empat belas untuk namja. Artinya 14 pon. Dan Untuk yeoja angka 11. Itu berati berat 11 pon"

"Ah i see... Untuk perempuan lebih ringan rupanya"

Jennie mulai memasukkan 3 jarinya pada lubang secara acak dan spontan. Aku segera mencegahnya karena jari yang ia masukkan salah. "Andwe.. Bukan itu jarinya"

Aku mengarahkan jari jarinya sesuai cara memegang bowling yang tepat. Sebelum itu aku sempat meraba raba tangannya. Jadi seperti ini jari jemari Jennie. Kwiyowo.

"Jinjja Kwiyowo"

"Kok bisa lucu dari mana?"

Tangannya yang kecil membuatku menumpukkan tanganku dan menyelipkan jariku di sela sela jarinya.

"Liat nih jariku bahkan 2 kalinya jarimu"

"Kan ini tangan cewek kook"

"Nggak semua cewek tangannya seperti ini"

"Hmm? Apa buktinya?"

Awalnya aku hanya menumpuk dan menyelipkan jariku dengannya, tapi entah mengapa sekarang aku ingin menggenggamnya.

"Tanganmu tak selembut Eunha. Perempuan satu satunya sebelummu yang pernah aku genggam"

"Kook..."

"Hmm.."

Jennie membalas genggamanku "Dont say that name again"

Is she jealousy? But, i'm not him. So why i think bout that?!

"Wae?"

"Bcs it makes me hurt" jawabnya singkat

"Why?"

"That people makes you hurt, so it hurts me too" jawabnya lagi

"Jennie-ya.."

"Ya?"

Ini saat yang tepat!

"I love you"

Jennie tiba tiba melepaskan genggamannya dan menjitak kepalaku sehingga aku mundur "GILA YA?! KAMU KIRA AKU MURAHAN APA?! BARU AJA AKU PUTUS DENGANNYA.... Ah lupakan"

Yang ia katakan itu memang ada benarnya. Aku tidak bisa melakukan hal ini. Tapi disisi lain, aku juga tidak bisa mengendalikan perasaanku jika dia terus menerus berkata manis padaku. She doesnt like me. And that fact is true, bcs she call me crazy.

Aku mencari ide lain agar dia tidak menjauh dariku, dan tetap by my side "Idih.. Belum selesai ngomong tau. Aku mau bilang I love you as my bestfriend"

"Tuh kan kuker tau ngerdusin mulu"

"Tapi kan kek gini nggak ke cewek lain"

"Yaudah ke cewek lain aja jangan sama Jennie"

"Gamau. Sama Jennie aja"

"Terserah. Udah ah keburu nih waktunya"

"Iya zeyenk"

"Peyang ya palalu kook?"

"Nggak sehat kook"

"Udah ah keburu abis waktunya"

Setelah aku memasukkan jarinya, aku melihat Jennie mengatupkan bibir seraya tersenyum. "I see.."

"Siap. Oke ikutin aku"

"Hmm..."

"Kayak gini"

Jennie berusaha payah meniruku tapi al hasil ia tambah jatuh.

"Sini sini aku benerin"

Aku menukuk lutut jen, memisahkan antara kaki kiri dan kanannya. Kaki kiri di depan. Aku juga meluruskan satu tanganya ke samping.

"Ayunkan dan luncurkan ke depan"

Bola yang semula di tangan Jennie telah meluncur ke lintasan. Ini baru pertama kalinya ia bermain tapi bola jatuh ke tengah sasaran dan alhasil semua pin jatuh. Aku menepuk tanganku dengan bangga

"Daebak Uhm.. Tapi posisi akan lebih baik jika pinggangmu jika begini" Aku memegang pinggangnya untuk membenarkan postur tubuh.

Jennie

Aku menatap tangan yang berada di pinggangku. Aku tidak percaya tangannya sekekar ini. Ketika aku melihat wajahnya, itulah tepat dimana mataku dan matanya saling bertemu

Jungkook

Bisa kulihat dari matanya yang seindah burung merak ini, ia menyimpan perasaan padaku. Wait what? Am i the only one who love to think the unfact? Sadarlah kook... Ingat sampai sekarang ia masih menyimpan perasaan pada si Brengsek, mana mungkin dia menyukaiku.

"Kook.."

"Hmm"

"Ah.. Udah. Mianhe" sambung ku setelah sadar

"Gwenchana, teacher"


Will be next in tomorrow?? Idk
Jangan lupa baca ceritaku yang lain yah~

Trainees with Luv | Jirose 🌹
In One Dorm | BlackBangtan
Cinderella Complex | Jenkook 💛

Follow Instagram aku yeorobun~

@arlitahildapuspitasari
@jk97hil
@hkooked_id

[1] Cinderella complex {END} | Jenkook 💛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang