Jungkook
"Ssst.. Ini urusan wanita" kata Jaechi berbisik
"Maksudnya?"
"Kau tidak mengerti ya?"
"Mengerti apa?"
"Yatuhan... Hal ini pernah diajarkan di sekolah" katanya sedikit bernada
"Aku tidak maksud dengan yang kau bicarakan"
"Fiuhh... Unnie selalu mencatat siklus menstruasi di sebuah aplikasi"
"Apa hubungannya ?"
"Oppa tidak tahu apa apa ya?"
Aku hanya menggeleng gelengkan kepalaku. Percaya atau tidak, aku baru tahu jika PMS ada hubungannya dengan mestruasi. Bahkan selama hidupku, yang hanya kutahu adalah PMS disebabkan oleh pria yang melakukan kesengajaan kejahilan. Apa yang kubicarakan ini?! ish.. lelaki macam apa aku ini. Hal yang paling dasar pun aku tidak tahu. payah.
"Saudara Kim.... kita sudh sampai"
Setelah mendapatkan tempat parkir, Jaechi dan aku berjalan bersama. Sedangkan jennie membututi kami sambil menggunakan headsetnya.
"Jae-ya... PMS itu berapa hari?"
"Tergantung. Kadang seminggu, tetapi paling parah sekitar 2-3 hari pertama"
"Oh begitu"
"Jennie-ya... Kenapa membututi kami. Jalan bareng kuy. Ntra gajadi ngemall gimana?" Godaku ke dia agar tidak badmood
"Yaudah pulang aja" kata Jennie singkat padat jelas
Niatnya tadi memperbaiki moodnya. Tapi ujung ujungnya aku tambah membuat moodnya menurun.
"Eh.. Jinjja mianhe. Aku tidak bermaksud demikian. Sebagai gantinya kubelikan Chanel satu deh"
Wait.. Gila yah gua? Kenapa gabisa dikondisiin sih mulutku.
"Jinjja?" Jaechi pun mendekat
"Ah anu Jae, buat Jennie aja hehe"
"Wah Oppa Jinjja! Aku kan Dongsaeng uri Oppa Yeojachingu"
"kekasih?! Jaechi ya?!"
"Abis tingkah oppa ke unnie nggak wajar"
"Shut up"
Aku mencubi tangan Jaechi dan berbisik, "Katanya orang PMS nggak boleh diganggu?"
Jaechi hanya tertawa. Aku kembali pada Jennie yang bertingkah tidak seperti biasa, "Jennie-ya? hajima. Jangan ngambek yah. Kookie beliin Chanel"
Karena aku sudah terlanjur berbicara. Apa boleh buat? Semoga harga yang dia inginkan dibawa 1 Juta. Eh Emang ada yah? Chanel sejuta?
"Gausa"
Thank God.
Kita keliling mall selama 4 jam. dan 4 jam itu aku selalu berada di sampingnya Jennie. Dengan harapan agar dia bisa kembali ke moodnya yang semula. Ini salahku. Jika aku tidak bertindak seperti tadi, Jennie tidak akan marah padaku. Tapi, ini juga faktor periodnya dia. Ah molola.
Jaechi sedari tadi bingung dengan belanjaannya. Dia bahkan meminta ku untuk membawa sebagian belanjaannya karena di tangannnya sudah tidak cukup. Berbeda dengan Jennie, dia hanya membeli 2 buah snowglobe yang kembar. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan hingga membeli 2 barang mahal yang satu tipe. Aish terserahlah, jika aku mengajukan pendapat padanya, dia akan bertambah marah. dan untu7ngnya, Jennie memilih untuk membawa barangnya sendiri.
"Uwuuu capeknya"
"Pulang Kuy"
"Hmmm..."
"Jennieku capek?"
"Hmm.."
"Dari tadi responnya Hmm mulu, Bosen tau dengernya"
Dia memutar bola matanya, "Terserah lah yang ngomong sini, yang-"
AKu menyela perkataannya Jennie, "Mianhe"
Sial. Hingga sekarang pun aku belum bisa membuatnya tersenyum. Ini bisa dibuat rekor sekahri tanpa melihat senyumannya. Setelah sampai rumah, Jaechi segera ke kamarnya dan tak lupa memberiku salam. Selagi Aku memasukkan mobilnya ke garasi, Jennie hanya menatapku dengan muka innocentnya.
"Jennie-ya.... aku pulang sekarang yah. Appa mungkin mencariku"
Jennie tetap diam dan melihatku dengan tatapan yang kubilang innocent sambil membawa 2 snowglobe yang tadi dibelinya.
"Have a sweet dream, Mandeuki" Kataku sambil mengelus elus rambutnya
Tak lama kemudian, dia menundukkan kepalanya dan mengeluarkan air mata.
"Jennie? Gwenchana?"
Jennie menaikkan kepalanya sambil tersenyum, "Maafkan aku yang tadi, aku tidak sadar melakukannya"
Melakukan apa? Apa dia melakukan kesalahan? Sejujurnya, posisi aku lah yang salah karena membuatmu seperti itu. Aigoo... Sudahlah.
Aku menghapus air matanya yang mengalir, "Sudahlah. Kamu tidak salah"
"Gomawo"
Aku tersenyum melihatnya tersenyum. Apakah ini yang dinamakan SYNC? I smile when u smile.
"Nde. aku pulang dulu yah?"
"Ah Jeon tunggu sebentar"
"WAe?"
"Sebenernya aku beli snowglobe ini untukmu bukan untuk diriku sendiri. Kuharap kau menyukainya"
Ah Jinjja. Kukira dia beli dua dengan tipe yang sama untuk dirinya sendiri. Tapi ternyata tidak. Satunya lagi ia berikan padaku. Situasi macam inilah yang kuharapkan. Senyuman, Tenang, Innocent eyes. I think i fall in love with her
"Jennie? Benarkah? Gomawo"
Tiba tiba Jennie memelukku. This is real? Dia memelukku dengan erat. Aku berniat untuk membalas pelukannya tapi dia buru buru melepaskannya.
"Sudah pulanglah. Aku tidak akan tanggung jawab jika appa memarahimu. Goodnight"
"Goodnight too"this is the first time i make a big fals to somebody, but the person forgive me and thank me
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Cinderella complex {END} | Jenkook 💛
Teen FictionJennie kim, seorang gadis pengidap syndrom langka yang hanya memiliki 3 orang sahabat selama hidupnya. Hal itu karena semua orang terutama wanita iri terhadap kehidupannya. Jungkook Jeon, Lelaki yang trauma akan jatuh cinta kembali. Ia mulai melupak...