Jungkook
"Jennie pacar gua" Dengan bangganya si Brengsek itu mengaku jika ia miliknya. Yah, gua tau sih dia pacarnya, tapi gausa ngajak berantem juga kali
"Tapi gua sahabatnya"
"Lu gabisa ngrebut dia. Dia milik gua" Dia mulai memancing emosi
"Jongin?" Aku tidak mulai kapan Jennie ada di sampingku. Dengan raut wajah shok dia memanggil nama si brengsek ini
"Annyeong.. Lagi ngapain sama Jungkook?" Ah benar benar pria ini. Dengan cepatnya ia merubah sikapnya. Bahkan cara bicara yang tadi dengan sekarang pun berbeda
"Annyeong.. Tadi Jungkook minta pergi cari makan. Jadi, cari makan deh" Kata Jennie
"Jen? Mukamu kenapa bengkak? Habis nangis? Jungkook apain kamu?!" Jongin mengusap air mata Jennie yang sebenernya sudah tidak ada di pipinya.
"Ah.. Nggak kok"
"Jujur, chagi?" Jongin bertanya kembali pada Jennie. Akan tetapi wajahnya menghadap kearahku
"Iya bener"
"Sampai Jungkook bikin kamu nangis, gua apain lu kook" Kali ini dia benar benar berbicara padaku
"Kok jadi salahin gua si?!"
"Katanya lu sahabatnya tapi kok lu gamau disalahin"
"Bukannya situ pacarnya ya?!" aku mulai emosi dengan pembicaraannya
"Udah. Kalian kenapa si?!" Jennie melerai kita.
"Nggak kok, jen. Nggak apa apa" kata Jongin
"Lu bilang gapapa?!" dengan mudahnya dia bilang tidak apa apa. Aish Jinjja...
"Jongin. Udah dulu ya. Gua sama Jennie mau pulang dulu" aku menarik tangan Jennie pergi.
"Kenapa si kook? Jongin-ah, duluan ya keburu larut malam"
"Jungkook awas ya lu!"
Jennie
As always, Jungkook menarik tanganku pergi dari Jongin. Mereka kenapa sih? Pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan.
"Kook kenapa sih?"
"Jika kamu ingin bertemu dengan pacarmu itu, jangan pernah ajak aku. Mengerti?" kata Jungkook dengan wajah melasnya itu
"Uhm.. Maksudnya?"
"Aku nggak suka bertemu dengannya" Jungkook melepaskan genggaman tanganku
"Oh.. Sebenarnya hubungan kalian apa sih?"
"Tidak apa apa. Sudah nggak usah dibahas lagi" kali ini aku melihat senyuman terbit dari mulutnya. Tapi itu terlihat seperti terpaksa.
"Hmm.. Kook pulang sekarang?"
"Iyalah masa mau nginep"
"Ya kali aja"
"Jen, annyeong"
"Annyeong"
Sebelum pergi Jungkook menoleb kearahku, "Jen?"
"Iya"
"Walaupun ada pria lain disisimu. Kumohon jangan pernah meninggalkanku"
"Iya. Gamungkin kok"
"Jungkook menyukaimu"
Dengan santainya dia berkata seperti itu, "Mwo?!"
"Menyukaimu sebagai teman. Ya kali suka ke orang yang dah punya pacar"
"Hiih.. Kukira"
"Yaudah Jen. Duluan yaa! Besok dijemput atau nggak?"
"Nggak usah kook. Kata Jongin dia mau jemput aku"
"Hmm.. Yaudah deh. Sampai bertemu di sekolah"
"Iya"
Keesokan harinya,
"Annyeong Yeppoyo~" kata Jongin dark spion mobilnya
"Jongin-ah annyeong"
"Sudah menunggu lama?"
"Tidak juga"
"Jennie, bagaimana dengan tugas sekolahmu?"
"Aku sudah menyelesaikan semuanya kemarin dengan Jungkook"
"Jennie-ya, hubunganku dengan Jungkook apa sih?"
"Hanya sebagai sahabat"
"Tapi kurasa itu lebih dari sahabat. Jennie-ya, ingat aku pacarmu Jen"
"Iya. Aku ingat kok. Kamu curiga jika aku dekat dengannya. Jangan berpikir seperti itu. Aku mencintaimu. Ralat. Aku berusaha mencintaimu"
"Berapa persen kamu mencintaiku?"
"Uhm.. Mungkin masih 40%"
"Seminggu lagi pasti sudah 100%"
"Hahaha iya"
"Jennie-ya. Jangan terlalu dekat dengan Jungkook. Aku gasuka"
"Jongin-ah, Tenang saja. Aku tidak akan beralih pihak kepadanya. Dia memang sahabatku. Tapi tetap kamu yang berada di hatiku"
Bagus, Jen. Jungkook hanya milik Jian. Dan kamu adalah milikku -Jongin
"Udah sampai Jen. Turun yuk"
"Iya. Terimakasih atas tumpangannya"
"Kita arah kelasnya searah kan? Kita jalan bareng yuk"
"Iya"
Berbeda dengan setiap aku jalan bersama Jungkook. Jika bersama Jungkook, sesuatu pasti terjadi. Yang membisik bisik tentangku dari belakang, yang membenciku, yang apalah itu. Tetapi, jika aku bersama Dengan Jongin, sesuatu seperti itu tidak terjadi lagi. Jian bahkan memberikan selamat atas ketidaksendirianku. Dalam arti, "Pacaran dengan Jongin".
"Jongin-ah.. Aku masuk kelas dulu ya"
"Iya. Istirahat nanti aku kekelasmu"
"Iya"
Dikelas aku bisa melihat Jungkook sambil mengenakan headphone di kepala nya sambil memainkan kameranya.
"Jungkook"
"Annyeong. Bagaimana tadi?"
"Baik baik saja. Kamu udah lama disekolah?"
"Nggak kok. Sekitar 5 menit yang lalu mungkin"
"Ooh.."
"Jennie? Istirahat mau sama Jongin?"
"Iya kook. Gapapa kan?"
"Gapapa lah. Kan kamu pacarnya"
"Makasih ya kook"
"Kurang baik apa aku ini"
"Terlalu baik untukku. Udah cari pacar sana"
"Gamau. Enak sendiri"
"Yaudah"
Kelas pun dimulai. Seperti biasa pelajaran IPA memulai kelas. 3 jam pun berlalu dan istirahat. Jongin menjemputku kelas dan mengajak makan bersama. Jungkook tidak ingin pergi ke kantin. Dia hanya di kelas. Katanya dia tidak lapar. Hingga pulang sekolah, dia kutanya apa lapar atau tidak, dia menjawab tidak. Aku takut terjadi sesuatu padanya.
Update 1 Minggu sekali atau 20 suara Next!!
Baca ceritaku yang lain chingudeul!![Still On progrees]:
Trainees with Luv | Jirose 🌹
In One Dorm | BlackBangtan
Cinderella Complex | Jenkook 💛Stalk me + Follow on Instagram:
@arlitahildapuspitasari
@jk97hil
@hkooked_idLove u all❤
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Cinderella complex {END} | Jenkook 💛
Teen FictionJennie kim, seorang gadis pengidap syndrom langka yang hanya memiliki 3 orang sahabat selama hidupnya. Hal itu karena semua orang terutama wanita iri terhadap kehidupannya. Jungkook Jeon, Lelaki yang trauma akan jatuh cinta kembali. Ia mulai melupak...