-PROLOG-

618 85 3
                                    

Itu disebuah gereja yang sangat asing baginya; seorang anak perempuan yang masih berusia sekitar empat atau lima tahun bernama Bae Yoobin. Gereja dengan suasana alam yang asri di luar, namun ditata dengan gaya klasik eropa di dalam. Seklasik kebingungan yang kini dirasakan Yoobin, yang tiba-tiba saja paginya mesti diganggu dengan perjalanan menuju tempat ini.

Menggunakan hanbok dengan atasan navy dan merah muda sebagai terusan, baju itu terlihat sedikit kebesaran seolah dibeli asal-asalan tanpa persiapan. Lalu hiasan rambut di kepalanya, sungguh terasa berat sampai ia yang tak tahan itu sempat merengek dan sang Ayah mencoba menenangkannya. Menggendongnya dan membawanya berkeliling gereja, gadis kecil itu akhirnya bisa diam setelah si Ayah berjanji akan membawanya pada Ibu yang sepanjang pagi itu tak terlihat.

Lantas kembali bersiap, beberapa saat setelah semuanya selesai sang Ayah pun membawanya pada sebuah pintu yang gadis itu tahu jadi jalan masuk ke dalam gereja. Berdiri di sana, perempuan kecil itu bisa merasakan betapa dinginnya tangan sang ayah yang menggenggamnya semakin erat saat pintu mulai terbuka.

Sepi, sebenarnya itu suasana yang menggambarkan isi gereja saat pintu besar itu menampakkan ruangan doa. Hanya kakak lelaki si gadis, paman, dan kakeknya yang jadi pengisi bangku-bangku gereja, kemudian seorang pendeta yang berdiri di altar dan sesuai janji si Ayah, Ibunya memang ada di sana. Tapi melebihi itu semua, sosok lelaki kecil yang berdiri bergandengan dengan sang Ibu jadi apa yang langsung menarik perhatian gadis kecil ini.

Menggunakan baju yang senada dengan miliknya, belum sempat ia menanyakan perihal siapa anak lelaki asing itu, si Ayah sudah menuntun dirinya untuk berjalan menyusuri karpet merah yang baru disadari keberadaannya. Saat akhirnya sampai di depan altar, fokusnya yang sepenuhnya teralihkan pada si lelaki membuat semua suara disekitarnya seakan menghilang; hanya menatap pada sosok yang juga sama sekali tak mengalihkan pandang sejak melihat si gadis kecil berjalan mendekat padanya.

"Yoobin-ah, kau bisa mencium mempelai lelaki mu sekarang."

Suara sang Ayah menyadarkannya dari lamunan, seketika kening gadis itu berkerut dalam. Kenapa tiba-tiba saja ia harus mencium lelaki tidak di kenal ini? Dan apa yang dimaksud sang ayah dengan kata 'mempelai pria'?

***
TBC

Unknown MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang