SELAMAT MEMBACA KISAH TROUBLEMAKER
***
~kabarmu adalah hal yang ku tunggu tiap harinya~
***
Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari. Hari berganti Minggu. Keadaan nathan kini bertambah buruk. Dokter menyatakan nathan koma. Membuat keluarga bertambah sedih. Bukan hanya sanak keluarga. Sahabat serta teman pun ikut merasakan kesedihan. Bahkan para penggemar nya di sekolahpun turut berduka.
Saat neisyla mengetahui keadaan nathan. Kini neisyla berubah sifat. Neisyla yang dulunya periang dan juga menyebalkan. Menjadi pendiam dan emosian.
Bahkan para sahabatnya pun sudah tak kuasa membuat lelucon. Selalu saja garing dimata neisyla. Gabriel dan dian yang terkenal akan kegilaan nya pun akan garing jika membuat lelucon di hadapan neisyla.
Sifat dan keadaan nya pun bertambah buruk. Bukan hanya berubah pendiam. Neisyla pun berubah menjadi tak tersentuh. Keadaan nya sangat buruk. Kantung mata yang selalu hitam. Dan badan yang kini mengurus.
Selalu saja menangis jika sedang menjenguk nathan. Selalu saja tertawa saat menjenguk nathan. Terkadang ia menangis lalu tertawa kemudian. Sahabatnya pun sudah bertanya kepada psikolog. Dan seperti dugaan. Ternyata neisyla mengalami sedikit gangguan akibat terlalu terpuruk dengan kabar tersebut. Itu sedikit mengguncang sahabat-sahabatnya. Terlebih Brian selaku yang memberi tahu.
Kini bukan hanya keluarga nathan yang terpuruk. Keluarga neisyla pun ikut terpuruk. Beban mereka kini menjadi dua. Bukan hanya Nathan yang dikhawatirkan. Tetapi bertambah dengan neisyla.
Seperti yang kita ketahui bersama. Keluarga yang di maksud bukan orang tua neisyla tetapi erick. Sang kakak. Mana mungkin orang tua neisyla akan datang. Itu mustahil. Jika datang pun sepertinya saat mendengar kabar kematian anaknya.
Saat ini neisyla dan erick berada didalamnya mobil tepat nya diparkiran rumah sakit. Erick masih tak mau membuka kan pintu mobil. Erick masih keukuh bertanya kepada neisyla apakah neisyla benar-benar ingin menjenguk nathan. Erick takut jika sebentar neisyla akan menangis lalu tertawa lagi.
Erick menghela nafas "dek Lo beneran mau masuk?" Ujar Erick dengan lembut seraya mengelus rambut neisyla yang tergerai.
Neisyla tak menjawab. Neisyla hanya menatap ke arah dashboard mobil dengan pandangan kosong. Tak lama kemudian neisyla mengangguk serta mengamuk dan kemudian menangis lagi.
Lagi lagi erick menghela nafas berat. Membiarkan neisyla menangis mencak-mencak sepuasnya. Dokter berkata jika neisyla kembali depresi seperti itu biarkan saja sampai ia puas dengan tangis nya. Jika kita mengentikan nya bisa saja ia akan melukai diri sendiri.
"Udah gak bisa dibiarin"
***
Alex berjalan tergesa-gesa sembari menggenggam ponselnya dengan sesekali telapak tangannya mengusap keringat yang meluncur di pelipis nya. Panggilan berasal dari erick tadi membuat nya harus bergegas menuju rumah sakit.
Saat neisyla sedang meraung-raung tadi hanya dua nama yang ia sebut. Nathan dan Alex. Mau tak mau erick pun harus menghubungi alex yang notabenya orang terdekat neisyla saat sedang terpuruk.
Ya. Semenjak kejadian alex memeluk neisyla itu pun neisyla lebih dekat dengannya. Hingga saat depresi seperti ini yang neisyla butuhkan hanyalah Alex. Alex. Alex dan alex.
"Bang, neisyla mana?"ujar alex saat berada di hadapan erick yang sedang berdiri di depan pintu mobil.
Erick menoleh "lama banget, buruan masuk" ujar erick sembari mendorong bahu Alex
"Ck sensian amat Lo bang"
Meskipun demikian alex pun tetap masuk ke dalam mobil. Dan alangkah terkejutnya dia saat melihat kondisi neisyla yang begitu buruk.
"Yaallah nes. Gini amat gaya lo. Gak elit banget"canda alex yang membuat neisyla menoleh ke arah nya. Kemudian kembali menangis.
"Lah"
Alex gelagapan. Akhirnya menarik neisyla kedalam dekapannya sembari mengelus rambut panjang neisyla. Dan mengucapkan kata-kata penenang.
"Canda elah, udah gausah nangis gitu"bujuk alex masih dengan posisi yang sama.
Dan kembali lagi. Seperti yang kalian ketahui. Alex putra prawira. Atau kerap di panggil alex itu memiliki sifat yang sangat pendiam dan masa bodo. Saking masa bodo nya dengan sekitar. Ia di juluki sebagai 'ice boy' oleh para penggemar nya.
Tetapi entah mengapa. Semenjak kejadian itu. Alex lebih banyak berbicara di banding hari sebelumnya. Ya walaupun hanya saat bersama neisyla saja.
Apakah itu kabar baik ataukah kabar buruk?
Kabar baik karena sang 'ice boy' sudah mulai mencair.
Dan kabar buruk karena kini nathan memiliki saingan?
Entahlah hanya Tuhan yang tahu.
Neisyla memejamkan matanya "lek gue gamau dia pergi"ujar neisyla dengan air mata yang mengalir di pipi nya.
Lek adalah singkatan dari jelek. Neisyla memang sering memanggilnya lek. Walau Alex sudah beberapa kali menegurnya. Alex tak suka di panggil lek. Ia berasa seketika jelek saat di panggil lek. Kepala batu memang.
Tapi demi kebahagiaan neisyla. Kenapa tidak?
Spontan Alex menatap nya "gak gak. Gak ada yang pergi. Gaboleh ngomong gitu nes" dengan tatapan tajamnya.
Melihat itu neisyla kembali menangis lalu memukul dada Alex dengan sekuat tenaga. Membuat alex kini merasa nyeri melanda dadanya.
Neisyla itu emang kadang lupa daratan ya. Udah di kasih hati malah minta jantung. Udah di biarin manggil lek. Eh malah sekarang mukulin dada Alex. Emang ya cewek selalu benar. Dan cowok selalu salah.
Bodoamat dah nes sakasuka Lo nya aja gue mah pasrah'-alex
***
#TROUBLEMAKER#
Wkwk update nya kecepetan dari yang di janjiin. Gpp ya? Yaudah selamat malam Minggu buat jomblo;')
KAMU SEDANG MEMBACA
NEISYLA {COMPLETED}
Teen FictionLAPAK INI MASIH DALAM PROSES REVISI, YANG INGIN MEMBACA HARAP SABAR, JIKA TIDAK BERSABAR SILAHKAN MENCARI CERITA YANG SUDAH BERSIH DARI TYPO DAN ALUR YANG JELAS, SEKIAN. {Direvisi sesuai mood} ___________ Aku suka dia, dia suka yang lain, yang lai...