TM : Girls time {✓}

1.9K 61 0
                                    

~Happy reading~

***

SELAMAT MEMBACA KISAH TROUBLEMAKER

***

~Lupakan sejenak masalah mu, ingat! Kita selalu ada di belakang mu, mendukung semua keputusan mu~

***


Neisyla memijat keningnya yang pening ia pusing sedari tadi dua sohib kampretnya ini terus saja merecoki ketenangannya. Mulai dari menanyakan dimana jodohnya, kemana uangnya setiap bulan melayang, kenapa pak sony gak kawin-kawin dan masih banyak lagi.

Mereka kira neisyla anak indigo?. Sudah cukup! Neisyla tak tahan mendengar ocehan pemilik suara cempreng itu. Ingin rasanya neisyla memasukkan kaos kaki milik niko kedalam mulutnya.

Ngomong-ngomong soal niko, neisyla teringat tentang sohibnya tercinta itu. Bagaimana kabarnya dia di negri gingseng tersebut, apakah dia masih bernafas hingga kini?. Ah neisyla jadi rindu.

"Ya kan pak sony belum nikah wajar kali mpok tuti naksir"ujar Fara tak terima pendapat nya diremehkan dian.

Dian berdecak sebelum akhirnya menampol kencang kepala fara. "Akhh.. Goblok lo! Gak kira-kira banget nampol orang!"kesal fara.

Pelototan fara hanya dianggap angin lalu oleh dian. Dian mengibaskan tangannya diudara dengan kepala yang di geleng-geleng kan. "Ck! Udah gue bilang, mpok tuti itu bukan suka sama pak sony, tapi pak soni nya aja yang ganjen!"

"Pak sony gak ganjen munaroh!! Si mpok tuti aja yang bodoh mau kepincut sama si botak"fara tetap keukuh dengan pendapat nya.

"Serah lo! Sekarang gini aja, kemana para kertas merah berbentuk persegi panjang di dompet gue pada ngilang?"

"Secara kan gue gak pernah beli apapun, ya selain mobil sport kemarin sih"lanjutnya dengan tangan yang menopang dagu.

"Sinting lo! Mobil sport kemaren harganya berape bocah?!"geram fara memandang dian dengan tatapan seakan berkata kemarin lo ngeluarin duit jumlahnya miliaran bego! Terus lo nanya lagi, gue lindes lo!. Dan jangan lupakan pelototan nya seakan-akan kedua bola matanya bisa saja keluar hanya dengan sekali kedip.

Dian menggaruk tengkuknya dengan raut wajah tak bersalah yang hanya menambah kekesalan fara. Ingin sekali fara mengarungi dian lalu melemparkannya ke jurang yang dalam. Atau jika perlu akan fara lempar dia ke sungai Amazon agar dimakan piranha sekalian. Tapi fara tak tega dengan teman idot nya ini.

Cklek..

Suara pintu terbuka terdengar nyaring di ruangan kedap suara tersebut membuat ketiganya menoleh kearah sumber suara "NADYA! Yarob berape taun gak nongol lu njing! Astatang!" Heboh dian saking senangnya sampai meloncat loncat menghampiri gadis berwajah datar itu.

Neisyla berdecih keras lalu menendang bokong fara yang ada dibawahnya. "Anjing!" Fara meringis kesakitan sembari mengusap bokongnya.

Nadya memutar bola matanya "Gak usah lebay bangsat!"kesalnya kemudian menepis tangan dian yang ingin memeluk nya.

Wajah dian langsung murung ketika pelukannya tak dihiraukan malah diabaikan, "Sialan kau maz!"

"Masih make ginian lo sat? Kirain udah tobat" neisyla mengikuti nadya yang duduk di kursi rotan balkon kamar nya.

"Hmm"

"Buset, Eh sumarni! Gue bilangin nih ya, gak bakal putus tuh pita suara  kalau cuma ngomong 'iya' doang, ngirit amat! Emang sekarang sekali ngomong pake tarif ya?"dumel neisyla dengan tangan yang terlipat di bawah dada.

"Iya"

Neisyla melotot "Lah si bambang! Maksud gue bukan gitu, au ah dark!"kesalnya.

"--iya gue masih nganut ajaran sesat mantan sialan lo"selanya sembari terkekeh.

"Cih! Pantes lo ikut sesat, ternyata gurunya juga sesat" neisyla mangut-mangut lalu memakan permen karet nya.

Nadya terkekeh geli seraya menampol pelan pipi neisyla.

"Gitu-gitu dia juga mantan lo goblok!"

Melihat nadya terkekeh membuat neisyla ikut tertawa, "Yang ngomong dia bukan mantan gue sape neng geulis?!"

Seketika nadya menghentikan tawanya lalu memandang sinis neisyla.

"Bodo njing! Bodoamat dah!"

"Eh bentar, btw mantan itu paansih?" Tanya neisyla dengan polosnya.

"As--noh yang sering ada ditaman, tulisannya anorganik dan organik nah khusus dia organik, gak bisa diolah!"

"Lah, SAMPAH dong?"ujar neisyla lalu tertawa terpingkal-pingkal bersama nadya.


***

"Gak bisa bego!"

"Ya makanya jan tolol!"

"Ular lari lurus"

"--ular lari lurus"

"--ular larr lulus"

"Lalas lulus lulus! Goblok ah anying"kesal Dian kemudian memukul dahi fara menggunakan botol.

Fara mencebik kesal, "Yaudah sekarang lo lagi"

"Hayo siapa takut"sahut dian dengan wajah tak santai nya sembari menaikkan lengan bajunya sampai bahu.

"Ibu pikul ubi, sebutin sebanyak mungkin terus harus cepet"ujar fara lalu tersenyum sinis.

"Elah kecil itu mah!"

Fara mendengus melihat wajah tengil dian yang seakan akan meremehkan tantangannya.

"Ibu pikul ubi"

"--Ibu pukul ibu"

"--Ubi pikul ibu"

"---Ubi pukul ibu"

"Halah! Sekate-kate lo anjing ngomong aja masih belepotan!" Dengan kesal fara memukul kepala dian menggunakan botol yang tadi juga mengenai jidatnya.

Dian cemberut lalu berdiri meninggalkan fara yang tersenyum penuh kemenangan diatas karpet kamar neisyla.

"Lah bocah main ninggalin aja kayak si doi"

"Eak"lanjut fara sembari tertawa terbahak-bahak.

"Halah! Bucin goblok!"

Fara semakin tertawa mendengar teriak kan dian yang menggema di seluruh ruangan. Beginilah keseharian mereka, selalu receh dan akan terus receh sepanjang masa.

Kalau kata dian mah no receh no life.

Atau kata nadya always receh every time.

Goblok emang mereka berempat.

***

#TROUBLEMAKER#

Alow i'm comeback;')

Berapa lama digantungin? Lumayan kan?

Yaudah yang penting lamaan digantungin si dia:)

NEISYLA {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang