TM : Anti galau-galau club {✓}

1.9K 85 6
                                    

HOLA!! ADA YANG KANGEN GAK?

GAK DONG PASTI.

~Happy reading~

***

SELAMAT MEMBACA KISAH TROUBLEMAKER

***

~Lupakanlah saja diriku, bila itu bisa membuat mu. kembali bersinar dan berpijak. seperti dulu kala~

***

Neisyla memakan eskrim nya dengan lahap seperti tak akan ada hari esok. Malam ini neisyla menagih janji Alex yang akan meneraktirnya eskrim sepuas neisyla. Seperti yang kita ketahui. Dengan senang hati neisyla mengiyakan nya.

Alex terkekeh geli melihat tingkah laku neisyla saat sedang memakan eskrim. Seperti bocah 5 tahun-an yang jika makan pasti akan belepotan.

"Bocah!"ujar Alex sembari menyapu sudut bibir neisyla menggunakan jemarinya.

Neisyla tersedak ludahnya sendiri sambil menatap cengo alex yang kini memakan eskrim nya kembali.

"Gausah gitu juga kali natapnya" Alex menggeleng kecil sembari mengacak rambut Neisyla membuat neisyla Seketika mencibir.

"Gausah gitu juga kali baperin anak orang, emang berani tanggung jawab kalau tu orang bawa perasaan?"Neisyla seakan tak merasa bersalah sembari melanjutkan memakan eskrim nya yang mulai mencair.

Alex menghela nafas "Kenapa gak berani? Emang gue baperin berapa anak gadis orang? Dua aja gak nyampe, tenang kok, Cuman Lo seorang"

"Cih! Modelan elo cuman baperin satu cewek? Gue kuras samudra pake tisu!" Neisyla tertawa terpingkal-pingkal sembari meleletkan lidahnya. Mengejek Alex.

"Dih! Emang bisa?"

"Ya enggak lah bambang" kesal neisyla sambil membuang cup eskrim di tempat sampah.

"Lagian Lo ada-ada aja. Nguras samudra kok pake tisu"

"Kalau lo bisa nguras samudra pake tisu. Gue bakal sapu padang pasir pake garpu!" Ujar Alex lalu tertawa terpingkal-pingkal diikuti neisyla yang mencaci maki dirinya.

"Receh Lo!"

Alex berdehem "Gue berani bertindak karena berani bertanggung jawab, gak mungkin gue baperin anak gadis orang gitu aja tanpa tanggung jawab, gue tau kok, gimana akhir dari keputusan yang gue ambil, yang intinya Lo persiapin diri aja buat jadi pendamping hidup gue selamanya"

"Are you ready babe?"

Uhuk uhuk.

***

Fanny bergerak gelisah saat pria di hadapannya ini terus menatap nya. Demi tuhan ia tak nyaman diposisi sekarang. Posisi dimana hanya dia dan pria itu di dalam satu ruangan. Otak nya berkelana kemana-mana memikirkan dimana orang-orang disini pergi? Dimana orang tuanya? Dimana teman-temannya? Dan di mana kekasihnya?.

Disaat genting seperti ini. Mereka semua tak ada di dekatnya. Rasanya fanny ingin menangis sambil berteriak kepada semua orang. Ia tak suka keadaan sekarang. Oh tuhan. Tolonglah dia.

"Apa kabar? Fanny apriliani"

Ah sial, mendengar suara nya membuat ritme Jantung nya berdetak lebih cepat.

Fanny berdehem "Ngapain kembali? Udah puas ninggalin nya?" Pupil matanya berkaca-kaca saat melihat pria di hadapannya ini seketika menunduk.

"Maaf"

"Baru nyadar? Atau kamu cuman pengen buat aku kembali merasakan apa itu patah hati? Berapa tahun? Berapa tahun kamu ngilang? Tanpa kabar, bahkan aku kira kamu udah gak ada di dunia yang sama seperti aku. Aku kira kamu bakal nepatin janji yang kamu buat, kamu bilang gak akan ninggalin aku apapun masalahnya, tapi apa? Semua bullshit! Di saat kamu udah tau aku punya penyakit kamu pergi, seperti yang lain, bahkan kedua orang tua ku sempat mengusirku"

"Aku sempat berpikir buat bunuh diri, semua orang mandang aku layaknya sampah, kenapa kalian tega? Kalian pikir aku mau kayak gini? Kalau bisa milih, aku pengen hidup normal kayak remaja seumuran aku, tapi takdir gak ada yang tau, tuhan malah ngirim penyakit ini buat aku"Fanny menyeka air matanya yang mengalir deras di pipi tirus nya.

Pria itu mendongkak "Kamu gak boleh ngomong gitu, aku pergi bukan karna kamu punya penyakit mematikan itu, bukan! Kamu salah fanny, di sini bukan cuman kamu yang tersiksa, aku juga tersiksa fan, gimana rasanya ketika orang yang kamu cinta sedang dalam masa keterpurukannya dan kamu malah pergi? Demi kebaikannya, di situ aku hanya berpikir keselamatan kamu dari ayah aku, kamu tau ayah aku gak suka sama kamu? Kamu tau itu!" Dia mencurahkan perasaannya sembari menengadah menatap plafon rumah sakit.

"Aku tau, sangat! Tapi itu bukan alasan yang kuat rendy"ujar fanny penuh penekanan.

"Dan ya! Satu lagi, aku ingin kamu kembali ke Jerman, gak usah pikirin aku lagi, aku udah bahagia dengan pilihanku"

Rendy menoleh "Kenapa? Kamu udah gak ada perasaan lagi? Dan siapa yang sudah merebut mu dariku? Semoga dia lebih baik dari aku yang buruk ini"

"Ya, dia sangat baik dari kamu yang lebih baik"

***

Gabriel mendengus sebal melihat nathan yang hanya berdiam diri di depan pintu masuk cafe tersebut. Memang terlihat dari sini, di sudut sana Alex dan neisyla sedang tertawa bersama-sama sembari memakan eskrim di tangan masing-masing.

"Mau di liat sampe gue punya cucu pun gak akan berubah jadi setan tu orang, udahlah anggap aja alex gak ada, yuk!"ujar brian.

Nathan berdecak lalu berjalan mengikuti kedua temannya yang sudah berjalan memasuki cafe tersebut. Ah sialnya mengapa cafe ini menaruh bel di atas pintu. Dan yang pastinya membuat hampir semua pengunjung cafe menatap dirinya termasuk gadis di sudut sana.

Tak dihiraukan nya pekikan-pekikan orang yang memujinya, tatapan nya hanya tertuju pada satu titik, gadis berdress pink selutut yang memandang kecewa ke arahnya. Sedetik kemudian pandangan gadis itu teralih darinya.

"Nath! Sini" Pekikan tersebut membuat nathan tersadar dari lamunannya. Dengan kemudian Nathan berjalan menghampiri kedua sohibnya yang sudah duduk di salah satu tempat duduk di cafe ini.

"Ah elah Lo mah galau mulu, kali-kali gitu happy dikit kek"

"Serah Lo pada ngomong apa" ujar nathan datar.

"Dih! Kita mah team anti galau-galau club ye! Gausah ngebucin!" Brian tertawa sembari menepuk-nepuk pundak Nathan.

"Kalau cinta ya diperjuangin bro!"

***

#TROUBLEMAKER#

Ya allah, berapa lama gak nongol gue? Ampun deh, daku sangat sibuk ulangan coy, sebenernya sih udah selesai tapi guru ngadain remedial, yaudin baru sempet hari ini up nya.

MAAP YE

HOPE YOU LIKE IT



NEISYLA {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang