TM : Dokter gadungan? {✓}

2K 100 7
                                    

Aku sedih gak ada yang mau vote cast aku. Padahal cari nya susah loh. Sebenarnya aku gak mau post tapi yaudah lah khusus buat reader gue ini mah. semoga yang jadi sider nanti ngerasain apa yang gue rasa. Semoga entar kalo dia buat cerita. yang siderin banyak. Amin!

***

SELAMAT MEMBACA KISAH TROUBLEMAKER

***

~ternyata benar scenario tuhan tak ada yang tahu~

***

Erick mengangguk mantap dengan keputusan yang ia ambil. Kini saat nya mereka semua harus mengikhlaskan kepergian nathan. Sebenarnya mereka tak terima dengan keputusan erick yang seenak jidat tanpa izin dari kedua orang nathan. Tapi mau bagaimana lagi. Orang tua nathan sedari tadi tak bisa di hubungi entahlah kenapa di saat genting seperti ini mereka berdua masih saja tak ikut mendampingi.


Dokter pria tersebut pun berjalan dengan cepat ke arah Nathan lalu perlahan mendekatkan tangannya kepada tangan nathan yang ingin di lepaskan infusannya.

"Dok, kok tumben make penutup mulut?"

Penuturan gabriel tadi membawa dampak penasaran bagi mereka. Sepertinya jika di perhatikan memang benar perkataan gabriel tadi. Baru kali ini sang dokter tersebut memakai penutup mulut. Apakah ia alergi? Atau kah memang ketentuan rumah sakit?.

"Ah i-tu saya gak kuat bau obat-obatan, iya saya gak kuat bau obat-obatan"ujar dokter tersebut.

Dahi Nadya berkerut. Kenapa dokter tersebut gugup disaat mereka hanya bertanya perihal penutup mulut? Kenapa dokter tersebut bisa tidak kuat dengan bau obat-obatan jikalau tiap hari dia berada di rumah sakit?

Mencurigakan nih orang

"Kenapa bisa jadi dokter?" Dengan santai Nadya berjalan ke arah sang dokter guna bisa berbicara lebih dekat.

"Hah?"

Nadya tertawa sinis "kalau lo dokter kenapa bisa gak tahan bau obat-obatan?" Nadya berujar dengan kedua tangan yang terlipat.

Berbeda dengan Nadya yang sedang terkekeh sinis. Yang lain hanya memandang bingung ke arahnya. Mereka kurang paham maksud Nadya yang bertanya seperti itu. Memang di antara mereka Nadya lah yang paling pintar membaca raut wajah seseorang. Nadya seperti itu karena ibunya adalah seorang psikolog ternama di negara nya. Dan setiap harinya Nadya selalu diajarkan cara membaca raut wajah seseorang.

Dokter tersebut menegang "gak usah ngarang kamu. Saya emang alergi sama bau obat-obatan" walaupun mencoba untuk rileks nadya masih tetap tahu bahwa dokter tersebut tengah berbohong padanya.

"Apalagi alergi! Gak pantes banget jadi dokter di rumah sakit terkenal kayak gini"

"Cocoknya Lo ada di rumah sakit yang lebih baik dari ini kayaknya rumah sakit jiwa lebih baik deh di banding ini"

"Cocok buat Lo yang sakit jiwa"lanjutnya lalu tertawa sinis.

Plak

"Jaga mulut anda jalang"bentak dokter tersebut dengan spontan menampar wajah Nadya yang sedang tertawa.

"GAUSAH NAMPAR BANGSAT"

NEISYLA {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang