TM : Macan berwujud manusia {✓}

1.7K 59 2
                                    

~Happy reading~

***

SELAMAT MEMBACA KISAH TROUBLEMAKER

***

~Menapa takdir begitu tak adil padaku?~

***

Pak dadang menatap kesal kearah salah satu siswinya yang selalu saja melanggar peraturan sekolah. Dengan penggaris panjangnya pak dadang menghampiri neisyla yang tampak cengengesan dipojokkan taman belakang yang selalu sepi itu.

"Sudah berapa kali bapak peringatkan NEISYLA CHELSEA OLIVIA!!!"

"Buset!" Neisyla melotot sejenak saat pak dadang berteriak tepat dihadapan wajahnya.

"Hujan loh pak, basah kan jadinya muka saya" Ujar neisyla sembari meraup wajahnya.

Pak dadang semakin kesal tetapi tak urung menyeka air hujan yang berceceran disudut bibirnya.

"KAMU!"

"Iya saya pak, masa setan" sahut neisyla santai lalu merenggangkan otot lengannya. "Nguras tenaga juga nih pagar! Mana tinggi banget lagi! Sialan"

"NEISYLAA!!" Teriak pak Dadang dengan wajah yang memerah.

"Astaghfirullah pak! Ambeien mendadak saya dengar teriakan bapak, ngegas amat! Takut mogok ya pak?"selidik neisyla dengan wajah tengil andalannya.

"KAMU!? ARGH! KURANG AJAR! HORMAT BENDERA sampai jam istirahat SE.KA.RA.NG!"Bentak pak dadang sebelum akhirnya meninggalkan neisyla sendiri ditaman belakang.

"-- dan jangan coba-coba kabur! Bapak akan awasi kamu dari kamera CCTV"

"Yaelah pak..pak!.. emang saya punya ilmu hitam apa? Pake acara ngilang segala. Gak jaman kali pak, emangnya di doi yang ngilang pas lagi sayang-sayangnya" cerocos neisyla lalu sedetik kemudian menutup mulutnya "Opss jadi curhat deh" neisyla cengengesan sembari mengangkat dua jari telunjuk dan tengahnya.

"Damai pak, muehehe" setelahnya neisyla langsung lari terbirit-birit menuju lapangan untuk melaksanakan hukumannya. Ya walaupun hanya semenit berdiri yang pentingkan udah dijalanin.

Melihat kelakuan siswanya pak dadang hanya mampu mengelus dada sabar dan terus berujar "Semoga cucu saya gak gitu tingkahnya, AMIN"

"Malu-maluin keluarga aja, ngidam apa emaknya"

***

"Gila banget tu guru emang gue apaan? Pawang matahari? Apa Tenda biru? Lah dikira lagi nikahan"neisyla terkekeh geli mendengar ucapannya sendiri.

"Ngomong-ngomong soal tenda biru, gue jadi ingat lagu mbak Desi. Tanpa undangan.. diriku kau lupakan.. tanpa putusan diriku kau tinggalkan... Tanpa bicara kau buat ku merana... Ku tak percaya.. dirimu tega.. nodai cinta.. khianati cinta..."

"Oke sip gue ngebucin"lanjut neisyla lalu tertawa membuat beberapa orang yang berlalu lalang terheran-heran melihatnya.

"Nes? Lu kurang obat?" Sahut fara yang tiba-tiba saja sudah berada di sebelahnya dan merangkulnya.

"Gih beli obat sono! Malu-maluin gue lo"canda fara menyodorkan uang bernilai seribu rupiah yang dibalas dengkusan tak terima dari neisyla.

"Emang lo kira gue gak ada duit? Setan Lo!"

"Haha baperan lu njing, eh btw ngapain lo baru datang di jam kedua gini? Terlambat bangun? Atau bantuin kucing lahiran dulu?" Tanya fara. "Curiga gue, jangan bilang cita-cita lo jadi relawan kucing lahiran, mulia banget tu empedu!"lanjutnya.

NEISYLA {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang