Moment'09

14 9 0
                                    


Kei sedari tadi memperhatikan ana, " rumah lu dimana? " Kei akhirnya berbicara

Ana hanya menatap nya bimbang
" yaudah kalo gamau jawab yang penting sekarang lu makan " kata kei

Ana menggeleng tanda ia tak mau, lalu membalikkan tubuhnya membelakangi kei

" Jangan gitu, gimana mau sembuh " paksa kei lagi

Kei melihat jam dinding menunjukkan pukul 8 malam. Dewi dan Alex sudah pulang sejak magrib.

Aqila dan Lala sedang mampir ke Indomaret terdekat untuk mencari makanan.

Ceklek

" Lu kalo laper ya beli makan sendiri, jangan makanan buat ana malah lu makan " sewot Aqila

Kei yang merasa di tuduh tidak terima " lu kalo gatau apa apa diem aja, bisa ga sih!! "

" Dateng Dateng bukannya salam malah marah marah " kei naik pitam

" Ya lu sadar di.. "

" Udah jangan ribut. Kasian ana " Lala menengahi kei dan Aqila

" Dia kenapa kei? " Tanya Lala

" Gamau makan, udah dipaksa tetep gamau "

" Coba sini " kei menyerahkan piring berisikan nasi putih, sayur sop, ayam dan tahu tempe. Khas rumah sakit banget ya wkwk

Lala mendekat pada ana. " Kenapa gamau makan,Hemmm? "

Ana melihat wajah tulus Lala " ga laper " katanya pelan

" Terus gimana mau sembuh kalo ga makan ? Nanti abis makan minum obat terus tidur. Siapa tau besok sembuh. " Tutur Lala

Ana menimbang perkataan Lala akhirnya ia duduk dengan bantuan Lala dan Aqila " pelan pelan " kata Aqila

Lala mulai menyuapi ana dengan telaten percis seperti Kaka menyuapi adik nya.

" Pas di liat lebih dalam muka ana mirip Dina " suara Aqila membuat kei menatap nya penuh arti

" Ga begitu sih cuman sekilas, dikit " dukung Lala

" Apaan si lu berdua ga jelas " kei melangkahkan kaki nya keluar kamar ana.

" Siapa Dina ? " Tanya ana

" Jadi di... "

" Bukan siapa siapa kok " potong Aqila dengan ucapan Lala

" Kenapa ga di kasih tau ? "

" Belum saatnya "

Kei keluar kamar inap dengan pikiran yang berkecamuk ia sangat tak suka jika ada yang menyangkut pautkan Dina

" Mirip dari mana si, jelas jelas cakepan Dina " kei duduk di kantin rumah sakit

Kei merogoh saku celana nya ia membuka handphone dan melihat banyak notifikasi.

" Ga penting banget "

Kei mendapati satu chat dengan nomer tidak di kenal kei membuka pesan tersebut

081×××××××87

Kalo lu cowo, Dateng ke jalan melati kita balapan sekarang.

Kei tampak berfikir siapa lagi ini? Dia coba mengshare chat tersebut ke grup barbar

barbar


" Nomer siapa ? "

" Kaya gua tau tuh " ucap wildan

" Lah itu mah nomer nya si Gilang " kata Rafli

" Gilang kelas 12? " Tanya deni

" Jangan terpancing emosi mas kei. Kalo lu Dateng kita bareng bareng ke Sanah. "

" Bener tuh kata Wildan " dukung Rafli

" Dia masih dendam sama gua grgr masalah itu? "

" Maybe yes maybe no "

" Sok Inggris bgst " jawab Rafli

" Serah gua dong " kata Deni

" Lu jangan gegabah siapa tau dia punya rencana busuk. Lu jangan sendirian. " ucap wildan

" Gua di rumah sakit. Ga bisa ninggalin dia "

" lah? Dia siapa? " Deni kepo

" Besok gua ceritain. Kalo besok gua ga sekolah pasti gua dirumah sakit "

" Rumah sakit mana? "

" Rumah sakit Cipto " kei menjawab pertanyaan Wildan.

" Otw besok "

" 2 "

" 3 "

-

Alex tidak bisa tidur, hari sudah malam, tapi Alex tetep memikirkan Qanshana.

Dewi yang melihat suami nya itu tak tega " pikirin nya besok aja. Sekarang kamu tidur "

Alex mengabaikan ucapan Dewi dia tetap menatap laptop nya mencari informasi tentang William.

" Bagaimana bisa aku diam saja?. William adalah sahabat dekatku. Dia tewas bersama sekeluarga besarnya. Tak mungkin dia meninggalkan anaknya di panti " suara Alex sedikit meninggi

" Apa Aida ada di dalam kecelakaan itu? " Tanya Dewi dengan tenang

Alex melirik Dewi
" Jasadnya tidak di temukan "

" Ada dua kemungkinan "

Alex menatap penuh istrinya itu ada rasa penasaran pada diri Alex

" Satu, Aida tidak ikut William terbang dan Aida tetep disini bersama  anaknya. Dua , Aida bisa saja masih hidup. Jika memang jasadnya tidak ditemukan, kenapa kalian menganggap nya sudah meninggal? "

Alex mencerna baik baik perkataan istrinya itu. Ada benar nya juga
" tidak mungkin jika Aida meninggalkan anaknya di panti "  lanjut Dewi

" Terus kita harus gimana ? " Pasrah Alex

" Satu satu nya jalan ya kita harus cari keberadaan Aida. Qanshana sendiri tidak akan membantu, karena dia tidak ingat apapun . "

" Ada satu lagi " Dewi menatap Alex

" Ibu panti. Kita harus cari informasi dari ibu panti. Tidak mungkin ia tidak terlibat " lantang suara Alex

" Jangan terburu buru sayang. Kau ingat William pergi dari Indonesia karena terlibat hutang besar "

" Aku tau Dewi. Maka dari itu kita harus selesain kasus ini. Aku tak mau Qanshana jadi sasaran. "

" Aida, ibu panti, dan pak Toni. Mereka pasti punya hubungan atas kasus ini. "

" Aku bisa mengandalkan mu, bagaimana pun Aida adalah saudara tiri ku juga " Dewi berucap sambil menunduk

Alex memeluk istirahat dari samping. Ia berjanji akan selesain kasus ini dengan segera
" Semua akan terbongkar "














Aduh duh kei cinta banget kyknya ma Dina wkwk.

Qanshana siapa si sebenarnya 🤔🤔

Siapa pak Toni ? Huhft

Tetep stay yaa🤗🤗 vote ++ komen 😘😘😘

MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang