Banyak pasang mata yang melihat ana dan Gilang, pasalnya tadi pagi ana bersama dengan kei tapi sekarang malah dengan GilangAna sebenarnya merasa terusik tetapi ia tak menghiraukan, ana hanya ingin Kaka nya segera di obati. Gilang yang melihat ana seperti ini tersenyum menang. Gilang memang tulus menyayangi ana tapi untuk kedepannya Gilang akan memperalat ana untuk membalas dendam kepada kei. Kejam bukan?
Sesampai nya mereka langsung di sambut oleh dua petugas UKS yang memang siswi SMA Angkasa. Gilang di bantu oleh satu satu dari mereka menuju brangkar "kaka ini kenapa?" Tanya nya kepada ana
"Lu ga kenal gua?" Ucap Gilang
"Engga kak"jawabnya tenang
"Cihh, ngapain aja lu sekolah disini. Jagain UKS doang?"
"Memangnya kaka siapa? Harus banget ya aku kenal Kaka?"
"Udah jangan di perpanjang.. boleh aku minta dibuatkan teh anget?"
Senyum nya menggembang ketika ana berbicara sangat lembut daripada cowo itu "iyaa kak"
Ana menatap Gilang ia meneliti setiap wajah Gilang, ana merindukan Kaka nya ini "aku kangen kaka" satu tetes air mata ana lolos begitu saja
Gilang tersenyum getir "maafin gua ya,semenjak bunda gua punya anak gua jadi sering dirumah"
Mengerti dengan tatapan binggung ana Gilang berkata "10 tahun yang lalu gua kan di adopsi. Nah orang tua gua akhirnya punya anak, udah hampir 3bulan gitu usia Dede bayi nya" kekeh nya sambil membayangkan wajah imut adenya itu
"Jadi gara-gara itu kaka jadi ga pernah ke panti lagi?"
"Bukan gitu.. gua juga banyak urusan, ga mungkin gua lupain panti"ucapnya sambil mengelus pipi ana
"Mau lihat dede Bayi nya?"
"Hemm.. nanti aja deh kak kapan-kapan" setelah mengucapkan itu terdengar suara pintu terbuka, ternyata siswi tadi yang membuatkan teh anget "ini kak teh angetnya, ini juga ada kotak obat buat obatin lukanya" ana tersenyum "terimakasih" siswi tersebut pun keluar ruangan
"Minum dulu kak, abis itu aku obatin lukanya"
"Emang lu bisa?"
"Bisa dong hehe"
Gilang menatap ana dalam-dalam, Gilang sangat merindukan senyum itu, penyemangat dirinya saat terpuruk di masa lalu
-
Di lain tempat Rafli,Wildan, dan tentu nya Deni sedang menatap kei meminta penjelasan atas kejadian yang terjadi beberapa menit yang lalu
Setelah Gilang dan ana pergi keadaan kelas menjadi hening tidak ada yang membuka suara ataupun berbincang, mereka tidak akan menggosipkan berandalan di SMA Angkasa tersebut
"Gua ga paham sama ini semua"
"Coba jelasin mas" ucap wildan
"Markas" kei pergi meninggalkan Wildan, Rafli dan Deni yang sedang beradu pandangan
"Cabut"
-
Perpustakaan
Ya,disini lah markas geng barbar. Berbeda dengan markas geng lainnya, mereka memilih perpustakaan sebagai tempat perundingan.
Bukan, bukan tempat siswa membaca. Perpustakaan SMA Angkasa memiliki tiga ruangan, ruang pertama dipenuhi oleh berbagai macam buku, ruang kedua tempat siswa membaca, dan ruang ketiga markas geng barbar.
Satu orang pun tidak ada yang mengetahui nya, pasalnya akses pintu ruang tersebut terhalang oleh lemari buku, lalu dari mana geng barbar masuk?
Mereka semua masuk melalui jendela, jendela ruangan tersebut lumayan besar jadilah mereka masuk lewat jendela, tidak ada siswa yang mengetahui jalan menuju ke sana.
"Kemarin jadwal lo piket, kenapa langsung pulang" tanya kei kepada Rafli "ada panggilan alam mas"
"Ck! Bersihin dulu" mereka semua menuruti perintah kei, termasuk kei juga ikut andil membersihkan markas mereka
Didalam nya lumayan bersih, karena ada pendingin ruangan, sofa, meja, dan kulkas. Itu semua geng barbar yang membeli, katanya demi kenyamanan mereka
"Finish!!" Ucap Deni sambil merenggangkan badan nya, lalu menuju kulkas untuk menggambil beberapa minuman kaleng
"Sebelumnya gua bakal minta lo lo pada untuk dengerin cerita gua, terutama lo den jangan potong pembicara gua"
"Aaaasiappp"
Setelah mendengar perkataan kei yang terbilang panjang dan lebar itu membuat mereka bertiga terdiam. Bergulat dengan pemikiran masing-masing "jadi ana dan Gilang satu panti?" Tanya Rafli
"Gua juga sempet kaget, ternyata benar"
"Mas"lirih deni, tidak hanya kei yang menatap nya, Wildan dan Rafli pun sama "gua harap dengan adanya ana mas bisa balik kaya dulu, sudah cukup mas cari jati diri, entah kenapa dengan berubah nya sikap mas, gua sendiri seneng, bahagia, mungkin perasaan ini bukan punya gua. Dina ikut bahagia liat mas bahagia, anggep ana seperti Dina ya mas.. "
Ucapan Deni membuat mereka terheran, pasalnya Deni tidak pernah mengucap sedramatis itu, apa jangan-jangan ?
"Dina?"
"Ngaco lu" bisik wildan
"Iya gua paham. Gua gakan lupain Dina, Dinanya kei tetep disini" tangannya memegang dada
"Makasih ya mas.. " setelah mengucapkan itu entah kenapa Deni memegang kepala nya, terasa sangat pusing sekali, padanganya samar-samar
"Deni!!!"
Assalamualaikum teman-teman!! Apa kabar semua, Gimana udah ada yang jebol puasa nya? Hehe..
Tetap semangat ya, jangan lupa vote+komen😍😍🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment
Action° kalau memang pada akhirnya aku gabisa miliki kamu sepenuhnya, setidaknya izinkan aku menemani mu hingga pencipta menjemputmu kembali ° ° maaf, kau terlambat ° /:/: Rakai adji Alexander atau kerab di sapa 'mas kei' oleh kerabat ataupun orang terd...