moment'17

5 2 0
                                    


Kei baru saja turun dari motornya, mendengar suara teriakan seseorang yang sangat familiar di telinga kei.

"Mas kei"

"Widih liat mas kei kita rapih beud Cui" ucap deni

Kei sekarang menjadi topik pembicaraan memutar bola matanya malas.

"Kemasukan jin apaan sih lu" kekeh rafli

"Bagus men. Setidaknya ada perkembangan selama 1 tahun" Wildan berkata sambil menepuk pundak kei.

"Culun banget gua" tawa Deni pecah saat mendengar pengakuan kei

"Hahahahaha"

"Goblok malah ketawa"

"Mungkin ditambah kacamata bulat" ucapan Deni cukup membuat kei naik pitam.

"Udah yo cabut"

Selama perjalanan menuju kelas banyak siswi yang memuji penampilan kei yang berbeda dari hari sebelum nya

' sumpah sih itu beda banget '

' nambah cool '

' mas kei say haii dong '

' mantep '

' gacor '

' yaudah si punya gua gausah di puji gitu '

' meleleh gitu gua liat bibir nya'

Kei tetep berjalan dengan santai nya tanpa menghiraukan ucapan mereka. Bagi kei itu semua tidak terlalu penting.

Kali ini pun Deni tidak berniat untuk membalas pujian para fans kei, Deni benar benar takjub dengan perubahan kei.

"Lu heran ga sih"

"Heran apanya" jawab Rafli

"Mas kei, kaya ada perubahan gitu"

"Satu kata" balas Wildan

"Apa"

"2"

"Ana" Deni dan Rafli terdiam sesaat.

-

Kelas 11ipa3 sedang melangsungkan Pelajaran matematika. Kali ini ada yang berbeda dari suasana di kelas tersebut.

Mereka semua terdiam sesaat karena suara pak Anton memanggil kei untuk maju ke depan mengerjakan soal yang baru saja ia tulis.

Dan yang membuat mereka terheran adalah kei maju dengan gagah nya dan mengerjakan soal tersebut.

"Finish" ucap kei kepada pak Anton

Pak Anton tersenyum hangat kepada kei "Hemm... Ini yang saya tunggu  dari kamu. Kenapa ga dari dulu?"

Kei membalas anggukkan ditambah senyum kecil dan kembali ketempat. Langkahnya terhenti mendengar ucapan pak Anton "saya bangga. Dan saya akan berterima kasih kepada seseorang yang telah membuat mu berubah" kei menatap pak Anton dengan tatapan penuh arti nya.

"Saya mengharapkan kamu seperti ini sejak 1 tahun yang lalu. Saya menanti kembali seorang Rakai yang menjadi panutan para siswa SMA Angkasa. Pak Alexander adalah sosok yang sangat bijaksana, bertanggung jawab, dan selalu semangat mengejar prestasi. Kamu bisa lebih sukses dari papah mu jika kamu selalu seperti ini. Karena saya adalah guru papahmu juga. Semangat Rakai kamu bisa lebih sukses dari papahmu jika kamu seperti ini" kei melangkahkan kakinya menuju pak Anton.

Sampai di depan pak Anton kei meraih tangan pak Anton, mencium tangan guru killer SMA Angkasa "terima kasih pak"

Seluruh kelas yang menyaksikan itu terdiam dan terpaku melihat adegan tersebut. Mas kei SMA Angkasa telah kembali. Itulah yang ada di otak mereka.

Deni, Rafli dan Wildan sudah tersenyum bangga terhadap kei. Mas kei geng barbar telah kembali.

-

Kei sudah sangat jenggah melihat ketiga temannya menatap dirinya dengan intens.

"Lu kenapa?" Tanya Rafli

Kei mengangkat satu alisnya "gua emangnya kenapa?"

"Si pea malah nanya balik"

Kei terkekeh gemas melihat muka mereka yang terlihat tampak binggung "gua ya ga kenapa-kenapa"

Brakkk

Seluruh penjuru kantin mengalihkan matanya ke arah meja mereka karena suara gebrakan tangan Deni

Rafli yang melihat mereka menjadi pusat perhatian segera berkata "sorry sorry si goblok kurang obat"

"Lu apaan si"

"Gua mencium aroma ga enak" deni berkata layaknya seorang koki yang sedang mencium masakan

Wildan yang sedari tadi hanya menyaksikan tingkah Deni yang kurang waras, menuangkan air ketangannya lalu mencipratkan kemuka Deni

"lu kudu ke Mbah dukun. Takutnya kena guna-guna" Wildan berkata dengan muka datarnya

"Hahahaha"

"Ngukuk eh ngakak" ucap Rafli

"Monyet lu kira gua apaan pea" Deni berkata sambil mengelap mukanya dengan tangan

"Lu emang cium aroma apaan?" Tanya kei yang sedari tadi menunggu kelanjutan omongan deni

Deni sengaja memperlambat ucapan nya membuat kei,Wildan dan Rafli menunggu sambil menatap serius

"Jatuh cinta" Wildan dan Rafli mengikuti arah mata Deni tepat di mata kei.

Kei yang ditatap pun mengalihkan perhatian nya ke segala arah "ngomong apaan sih gajelas" kei langsung beranjak dari meja.

"Tumben pinter?"

"Kali ini gua setuju sama Wildan. Kok lu bisa ngomong gitu?"

"Din. Kei udah bahagia, lu juga kudu bahagia ya disanah" lirih Deni

-

Bel pulang berbunyi sudah berlangsung sekitar 5 menit yang lalu. Kei berserta geng barbar nya pun meninggalkan kelas

Selama perjalanan menuju ke parkiran. Masih banyak siswi yang menghentikan langkahnya hanya untuk melihat kei

Kejadian yang dikelas sudah menyebar luar di sosmed SMA Angkasa ternyata tak hanya satu dua orang yang merekam tetapi hampir semua, kecuali geng barbar.

Kei tetap acuh seperti tadi pagi. Sesampainya di parkiran, kei sedikit memfokuskan matanya ketika melihat seseorang yang dengan santai nya bersandar pada body motornya.

"Good boy. Pencitraan rupanya"

"Jauhin badan lo dari banda gua"

"Oke oke Sans"

"Oiyaa gua sampe lupa. Lu juga kudu jauhin Banda gua" ucap nya lagi

Kei nampak menaiki alisnya. Ia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan orang yang ada dihadapannya ini

"Qanshana Anantasya William"

"Dia harta berharga gua"




























Iyaayaa gua mau up tapi kehabisan bahan wkwk

Yaudah si gausah di pikirin dia mah gitu

Gajelas banget sih guaa huhaaaa

Vote+ komen biar diriku semangat

MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang