Dewi terkejut bukan main saat Alex pulang kerumah dan menceritakan apa yang di dapatkan oleh orang kepercayaannya."Jadi Aida masih hidup?" Dewi sudah terisak sedari tadi. Senang dan kecewa terhadap Aida
"Cari dia mas. Aku ingin bertemu dengannya" Alex memeluk Dewi yang terlihat sangat syok mendengar kabar Aida.
Alex mengusap puncak kepala Dewi
"Aku usahakan sayang" kecup Alex di kening Dewi.-
Dipagi Minggu ini Aqila sudah di buat kesal oleh kei, lihat saja kelakuan nya itu. Umur kei sudah beranjak 17tahun tapi apa iya dia harus mainan robot berbentuk Avengers dan kawan kawan nya di pagi hari?.
"Lu sakit?"
"Apaan si"
"Jangan mentang mentang pembantu banyak lu seenaknya berantakin rumah"
"Bawel" kei tetap fokus berbicara kepada robot mainan nya itu. Ia membuat sebuah kotak persegi percis seperti kota lego.
"My hero datang!!"
"Dor!! Dor!! Tembak!! Tembak!!"
Aqila memutar bola matanya malas. Jika sudah bermain suara kei akan seperti monyet yang kelaparan berisik.
"Abang ngomong sama siapa?"
Ancur lah sudah mood kei ketika ana datang dan bertanya kepadanya.
"Ngapain si? Nganggu aja"Ana menatap sendu kei, ia segara berbalik meninggalkan kei. Kei langsung menghentikan nya.
"Ajak main dia"
"Gamau. Jelek mukanya" jawab polos ana di respon tawa kecil oleh Aqila yang sedari tadi memperhatikan mereka.
"Kan sama"
"Maksudnya?"
"Sama sama jelek" ana cemberut mendengar ucapan kei. Kei menatap nya kekeh. Lucu sekali menurutnya
" Lagi pada ngapain si?" Ana,kei, dan Aqila terkejut dengan kedatangan Dewi dan Alex yang tiba tiba.
"Ish bunda ngangetin aja" Aqila merajuk, Alex mendekat pada Aqila. Merangkul anak sulung nya itu.
"Papa mau bicara sama Kaka" Aqila menurut saja.
Dewi duduk di samping ana " ana bisa mainin nya?" Ana menggeleng
"Yaudah jangan disini mending ikut bunda"
"Kemana" itu bukan suara ana, tapi kei yang menatap Dewi penuh
"Urusan perempuan" Dewi acuh
"Gaboleh"
"Kenapa kei?" Dewi pun mulai kesal
Ana yang sedari tadi hanya mendengar kan pun angkat bicara
"Ana ikut bunda aja" kei melotot menatap ana."Bagus. Yaudah yuk" Dewi menggandeng ana beranjak dari Sanah
"Sialan" kei sudah tidak mood bermain. Kei pun beranjak menuju kekamar, sebelum menaiki tangga kei secara tidak sengaja mendengar pembicaraan kaka dan papa nya.
"Gabisa gitu dong pah. Aku udah besar"
"papa dan om Bramantyo itu sahabat dekat dari SMA. Kita sama-sama meraih kesuksesan. Sampe kita berdua punya janji kelak anak kita nanti di jodohkan. Dan benar saja, papa punya kamu, om Bramantyo punya Febrian"
"Kamu kenal kan Febrian?" Ucap Alex lagi
"Dia itu nyebelin pah. Kemarin di kan.."
"Papa udah tau" Aqila kaget. Darimana papa nya tau kejadian dimana Aqila memarahi laki laki itu
"Kau keterlaluan Aqila" Aqila memutar bola mata nya malas. Jika sudah begini pasti ia akan di pojokkan.
"Intinya Aqila tetep ga akan mau dan ga akan pernah mau di jodohkan sama cowo nyebelin!!" Aqila beranjak dari tempatnya
"Mari kita lihat Aqila. Siapa di antara kita yang kemakan omongan" Alex tersenyum miring Aqila membelalakkan matanya.
"Itu ga akan terjadi pah" Alex mengangkat bahu nya acuh. Aqila menghentakkan kakinya, jika sudah seperti ini Alex tidak akan main main.
"Bundaaaa!!!!!!" Alex terkekeh mendengar nya.
"Dia yang terbaik untukmu, sayang" senyum Alex tulus.
Apa kei tidak salah dengar? Bahwa seorang Aqila Kaka nya yang barbar itu akan di jodohkan? Lucu sekali
Kei melanjutkan langkahnya menuju kamar. Mencari handphone dan membuka kontak line.
Sudah lama ia tak berkumpul bersama geng nya. Rindu rasanya menyeruput kopi dan rokok bersama di iringi gelak tawa.
Semenjak kejadian di rumah sakit. Kei tidak masuk sekolah. Izin 3 hari dengan alasan sakit. Padahal badan nya sehat sehat saja. Huhhh
Kei sedikit tersenyum melihat nama grup geng barbar nya. Mereka memang sedikit gesrek otaknya, meskipun begitu mereka punya cara tersendiri buat kei berarti dalam hal berteman.
Poor mas kei😗
"Posisi"
Yang pertama kali merespon adalah Rafli "dirumah mas"
"dapur mama" jawaban ajaib dari Deni membuat siapa saja malas meladeni.
"Ketemu di cafe biasa. Jam 10"
"Siapp" jawab Wildan
"2"
"Jemput dong, motor gua lagi di rawat"
"Jalan sendiri. Manja bener" ucap Rafli
"Ntar gua jemput"
"Thank u mas keii😍😍"
Bukan tanpa alasan kei membantu Deni. Hanya saja kei ingin sedikit meminta maaf karena membentak nya kemarin. Lebay si kei haha
-
"Halo epribadeh" suara Deni mampu membuat pengunjung lain melihat kearah mereka.
"Gua di jemput mas kei pake mobil nya dong" pamer Deni kepada Rafli dan Wildan. Kei pun hanya memutar bola matanya malas.
"Ya iya la pake mobil, mana mau dia boncengan sama lu" Wildan mengangguk setuju dengan jawaban Rafli
"Up to you, gua tau kalian sirik" Deni pun memesan makanan dan minuman untuknya
"Samain aja"
"Pesen sendiri" Deni menatap sinis Rafli, enak saja menyuruh. Belom ada 5detik ia menindas.
"Den, samain semua"
Deni pun pasrah ketika kei berkata, pasalnya ia ingat dengan pembicaraan mereka selama perjalanan tadi "iyaa"
"Giliran kei aja takut"
"Diem diem aja lu di dalam air" sungguh Deni ingin memakan Rafli sekarang juga.
Nah loh si papa mau jodohin aqila😅
Bunda sama ana kemana sii🤔
Apaa coba yang di omongan kei sama Deni, hufft 😐
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment
Action° kalau memang pada akhirnya aku gabisa miliki kamu sepenuhnya, setidaknya izinkan aku menemani mu hingga pencipta menjemputmu kembali ° ° maaf, kau terlambat ° /:/: Rakai adji Alexander atau kerab di sapa 'mas kei' oleh kerabat ataupun orang terd...