" Dina "Semua orang melihat ke arah Deni dengan tatapan terkejut.
" Dia ana " ucap kei
" Ga mungkin " ucap wildan
Deni menghampiri ana. Menatap intens ana, ana menduduk ia sangat malu menjadi pusat perhatian.
" Angkat kepala mu, nanti mahkota mu jatuh " Deni berucap sambil memegang dagu ana.
Ana menatap Deni canggung.
" Lu ingetin gua sama seseorang " Deni tersenyum getir.
Rafli menepuk pundak Deni " dia bukan Dina "
Deni menatap kei
" Dia siapa mas kei ? "" Qanshana anantasya putri " bukan. Itu bukan suara kei. Tapi ana
" Cantik seperti orangnya " Deni terus memandangi wajah ana. Ada rasa rindu yang terpendam hingga air mata Deni jatuh.
Kei yang melihat Deni seperti itu sangat marah " inget ya!! Ana bukan Dina!! Ga ada yang bisa gantiin Dina. Dina ya tetep Dina !! Buat lo Deni. Jangan pernah anggep ana sama seperti Dina !! Itu ga akan pernah " suara kei naik satu oktaf. Menekan kalimat terakhir. Kei pergi meninggalkan kamar ana.
Ana sangat terkejut, ia menanggis dalam dia. Dewi yang menyadari itu langsung memeluk ana.
" Den.. " panggil Rafli
" Iyaa gua salah. Gua terlalu kangen "
" Yaudah sekarang kita sarapan dulu. Bun kita ke kantin dulu ya " ucap wildan sopan sambil merangkul Deni.
" Congrast!! Lu masuk dalam kehidupan Rakai " ucap Rafli sinis.
Rafli tipe cowo yang tidak suka jika diantara anggota geng nya bermasalah karena satu manusia. Ga Mandang dia cewe ataupun cowo. Rafli tetep tidak suka. Karena membuat persahabatan nya renggang.
Dewi sudah mengenali sikap mereka. Dan Dewi pun memaklumi nya. Dewi mengusap punggung ana sayang.
" Sabar ya sayang. Bunda disini " ana memeluk erat Dewi.
-
Kantin kampus saat ini sangat ramai oleh mahasiswa dan siswi yang mengisi perut nya ataupun berkumpul dengan temannya.
" Duduk situ aja "
" Pojok? "
" Mana lagi daripada diri "
Belom sampe sanah sudah ada satu orang laki laki yang duduk dengan santainya.
" Woii!! Itu tempat duduk gua " teriak Aqila cukup membuat beberapa orang menatap nya.
" Maap ya maap " Lala berucap sambil kekeh sedikit
" Lu apa apaan si itu tempat duduk gua duluan ya " Aqila datang dengan marah marah
" Lu tuh kalo ada orang ngomong ya jawab!! Budek ya? Ga punya kuping? "
Aqila makin kesal karena tidak mendapatkan respon apapun." Lu it.. "
" Cerewet " balas laki laki itu singkat, padat, jelas. Sambil beranjak pergi meninggalkan Aqila ditempat.
" Ishhh!! Masi ada aja cowo jual mahal "
" Udah udah malu di liatin orang " Lala mendorong tubuh Aqila untuk duduk.
Aqila menurut lalu ia menatap Lala
" Dia siapa si? Kok gua baru liat mukanya "" Lu gatau dia siapa? " Bukannya menjawab Lala malah bertanya kembali.
" Kalo gua tau ngapain nanya ma lu " Aqila memutar bola matanya malas.
" Dia anak ekonomi dan sastra. 2bulan yang lalu dia juara Nasional melukis. Dan dia juga dapet beasiswa karena prestasi nya. Ya emang ga terlalu terkenal. Kalem dan pendiem. Tapi anak anak anggep nya dingin dan sok pinter. Ya ter.. "
" Ck. Nama nya siapa ? " Potong Aqila muak dengan ucapan Lala seakan akan membanggakan laki laki itu.
" Febrian Nugraha Bramantyo " Aqila cukup terkejut dengan nama Bramantyo. Bukannya itu...
" Lu pasti kenal. Apalagi bokap lu " ucap Lala sambil menyedot jus mangga nya.
Aqila masih tak percaya. Apa iya dia bertemu dengan anak sulung Bramantyo? Ah tidak baru saja ia memarahinya.
" Sialan "
Lala terkekeh mendengar.-
Kei sekarang berada di rooftop rumah sakit. Rumah sakit ini memiliki lantai 20. Bayangkan saja seberapa tinggi nya.
Posisi kei saat ini sudah membuat orang lain merinding. Ia duduk bersandar pada tembok pembatas rooftop.
Kei menatap gedung gedung di sekeliling nya. Menikmati pemandangan yang indah.
Mereka yang terjebak macet apa memberikan hadiah umpatan. Berbeda dengan kei. Ia memberikan pujian.
" Akhhhhhhhhhhhhhh " kei berteriak sangat sangat keras. Melampiaskan semua emosi nya.
" Kenapa ini terjadi sama gua!! Kenapa harus gua!! Gua salah apa!! "
Kei berkata dengan sudut mata yang berair." I hope you comeback again !!! " Kei berkata sangat lirih.
Deni, Wildan dan Rafli yang menyaksikan itu ikut meneteskan air mata.
Saat keluar kamar ana. Mereka memutuskan mengikuti kei yang tak jauh berada di depannya. Jadilah mereka sekarang disini. Di pintu tangga masuk sambil berjongkok agar kei tak melihatnya.
" Pegel kaki gua anjing "
" Ngerusak suasana " Wildan berucap tanpa melihat wajah Deni
" Samperin "
" Jangan . Biarin dia sendiri " Wildan menahan Rafli
" Kita turun. Biarin kei disini. Yang penting dia ga kenapa kenapa " Deni dan Rafli pun menuruti perkataan Wildan.
Mereka pun turun menggunakan lift.
Hai hai hai!!
Nangung klo cuman satu doang😅😅
Karena 2 hari kedepan gabisa up dulu hihi
Ka Aqila cerewet ya wkwk.
Vote ++ komen ya guys 😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment
Action° kalau memang pada akhirnya aku gabisa miliki kamu sepenuhnya, setidaknya izinkan aku menemani mu hingga pencipta menjemputmu kembali ° ° maaf, kau terlambat ° /:/: Rakai adji Alexander atau kerab di sapa 'mas kei' oleh kerabat ataupun orang terd...