Moment'06

16 5 0
                                    


"Lu beneran dari rooftop mas?" Kata Wildan yang berbisik.

"Iya" singkat kei

Wildan dan kei duduk semeja. Rafli dan Deni di depan mereka.

Kringgg.. kringgg

Bel istirahat berbunyi. Rafli, Deni, Wildan sudah berdiri dari kursi masing masing. Sedangkan kei masih setia dengan pandangan kosong nya menatap keluar jendela.

"Mas, ayo kantin" suara lembut itu keluar dari wildan.

Disini sikap yang lebih dewasa dan peka hanya Wildan. Rafli lebih ke pengertian. Deni hanya bermain main saja, kadang dia bisa seperti Deni teguh jika sedang di jalur benar.

"Mas" panggil Wildan sekali lagi. Yang dipanggil tidak mendengar karena sedang melamun.

"Woi mas, jangan ngelamun, kelas ini katanya dulu bekas kamar mandi" ucap Deni membuat Rafli dan Wildan merinding.

"Bangsat gua jadi ngeri" kata Rafli.

Ya mereka memang sudah tau kalo kelas ini bekas kamar mandi. Kei hanya acuh tidak peduli ini bekas apapun.

" Mas lu kalo punya masalah cerita sama kita. Kita semua udah kaya sodara. Jangan senang doang bareng bareng. Kita juga harus susah bareng bareng. Siapa tau dengan cara lu cerita kita bisa bantu walau hanya setengah jalan. Lu gabi.. " ucapan Rafli terhenti melihat kei menatap nya dengan rahang mengeras dan mata yang merah.

Kei sedang tidak marah, dia menahan agar tidak menangis depan mereka. Tapi Tuhan tidak berpihak padanya.

Air mata kei keluar tanpa seizin kei. Mereka bertiga kaget. Ini terjadi lagi, kei rapuh kembali.

"Iya gua ada masalah. Gua ngerasa gua berubah semenjak Dina ninggalin gua 1tahun yang lalu. Gua kangen dia. Dia yang buat gua berubah. Gua pengen dia balik kesini " lirih kei.

"Kita disini udah usaha buat nyari Dina. Tugas lu disini hanya berdoa dan ikhlas. Jangan rapuh kaya gini mas. Dina pasti ga suka. " Sahut Wildan.

Deni yang sedari tadi diam ikut menangis melihat kei seperti ini. Ia teringat sikap kei satu hari itu dan tidak akan mungkin terulang bagi Deni.

Deni meninggalkan kelas, ia tak mau jika kei tambah rapuh melihat ia ikut sedih.

Dina adalah saudari kembar Deni. Dina hilang dalam kecelakaan pesawat hendak berlibur ke Singapura bersama keluarga nya.

Semua nya selamat, hanya dini saja yang hilang. Karena posisi pesawat jatuh di tengah hutan, akses untuk mencari cukup susah.

Hubungan kei dan Dina sangat dekat, kei bertekad sehabis Dina pulang berlibur ia akan menembak Dina sebagai kekasihnya.

Nihil semua nya ancur karena Dina hilang. Kei cukup lemah selama 3-5bulan. Kei berubah seperti bunglon.

Kadang terbuka, kadang dingin, kadang humoris. Tidak jelas. Mood nya pun mengerikan.

"Ga cuman lu yang kangen Dina kita semua juga kangen. Lu gaboleh egois. Kalo emang lu mau berubah tunjukin mas. Buat Dina bangga." Ucapan Wildan cukup manjur membuat kei menimbang memikirkan perkataanya.

"Yaudah, mikirin nya nanti aja. Sekarang kita makan. Kasian perut lu udah bunyi mas" kata Rafli merusak suasana.

Mereka meninggalkan kelas. Hanya Wildan dan Rafli yang sadar jika Deni keluar kelas..

-

Aqila tiba dirumah pukul 5 sore. Aqila cukup susah membuka pintu rumah karena tangannya yang penuh dengan tentangan.

Aqila melihat kebelakang, ada Rakai yang pulang sekolah, Aqila memarkirkan mobilnya sembarangan.

Titt..... Tittt...

" Stop!!! Berisik kei !! " Teriak Aqila membuat kei terkekeh di dalam mobil.

" Pinggirin mobil bekas lu " ucap kei membuat Aqila naik pitam.

" Apa lu bilang hah? " Kata Aqila menghampiri kei

" Mobil bekas. "

" Sekali lagi " kata Aqila siap menerjang kei

" Lu ga lulus bahasa Indonesia ya? Apa budeg? " Pancing kei sengaja

Bugh.. bugh..

Aqila memukul lengan kei, lalu beralih ke rambut kei.

" Aww.. sakit.. gila lepasin!! rambut gua rontok "

" Papah beliin gua mobil di Jepang, terus dengan seenaknya lu ngomong itu mobil bekas!! Ahhhh!!! " Teriak Aqila tepat di kuping kei.

"Bundaa tolong keiii" teriak kei meminta tolong. Untungnya tetangga kei tidak ada yang melihat adegan ini. Bisa bisa keluarga Alexander di anggap remeh karena tidak mengajarkan sopan santun.

Mobil Alex terhenti tepat di belakang mobil kei. Alex turun bersama Dewi. Mereka berdua pergi menghadiri pernikahan rekan kerja Alex.

" Astagfirullah kei Aqila " teriak dewi

Aqila yang mendengar teriak bunda nya spontan melepaskan tangan nya dari rambut kei.

" Gila lu ya. Rambut gua pitak!! " Bentak kei cukup keras tidak membuat Aqila takut

" Disni lu duluan yan.." Aqila berhenti berucap melihat Alex tepat di tengah mereka.

" Masuk " tegas Alex membuat kedua anaknya takut. Kei dan Aqila menurut. Mereka beriringan masuk ke dalam rumah yang bernuansa putih dan abu-abu. Terlihat mewah sekali.

" Pak tolong rapihin ya mobilnya " kata Dewi sebelum menyusul Alex. Ia tak mau Alex melukai anak anaknya.

Nah kan ada yang baru hihi ..

Alex bakal ngapain anaknya? 🤔

Part selanjutnya gua bakalan temuin kei dan ' perempuan itu ' jadi yang penasaran stay yaa😚😚

Aqila sadis iyakk wkw😅😅

Ayoo tinggalkan vote nya !!! 😘😘

MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang