Moment'22

10 2 2
                                    


    KHUSUS PART INI AKU BUAT FULL  KISAH NYA QILA DAN FEBRIAN YAA... STAY TUNE SEMUANYA 🤗

Tepat pukul 07.30 Aqila memarkirkan mobilnya di area parkir kampus. Hari ini memang ia punya jadwal kelas pagi mau tidak mau ia harus berangkat sepagi ini. Ingatkan Aqila bahwa biasanya dia selalu bangun jam 08.00 itupun karena di bangunkan dewi,bundanya.

Banyak pasang mata yang secara terang-terangan menatap kearah Aqila. Aqila yang ditatap pun mengehentikan langkahnya memperhatikan penampilan nya
"Gaada yang salah" tanya sendiri. Aqila tak ambil pusing, ia dengan santai nya berjalan melewati mereka. Sesaat di depan Mading banyak siswa siswi yang mengerubungi papan tersebut "ada apaan si heboh banget"

"Woii!!" Gertak seseorang membuat Aqila terhuyung saking terkejutnya

"Untung gua ga punya riwayat jantung, kalo jantung gua copot gmna?

"Ya tinggal di pasang lagi, ribet lu" kekeh Lala. Ya itu Lala

"Ada apaan si? Gua mau liat sampe gabisa masuk saking penuh nya" Lala memutar bola matanya malas mendengar ucapan Aqila, ia selalu kudet di kampusnya sendiri "huhfft"

"Yang jadi topik malah ga ngeh"

"Maksudnya?"tanya Aqila

"Jadi gini, kemarin si Febrian berhasil menjadi pemenang di pentas seni yang di ikuti pihak kampus. Hadiah akan mendapatkan beasiswa salah satu universitas di Amerika, dan lu mau tau?"

Aqila diam saja tidak ingin memotong ucapan sahabatnya "bahkan gua sendiri sempet ga percaya sumpah. Bocah ceroboh kaya lu bisa luluhin hati dia. Bahkan pertemuan kalian hanya beberapakali. Pake pelet apaan?" Ledek lala

Aqila gelang-gelang kepala tidak paham dengan penuturan lala "gua bener bener ga paham, maksudnya apa sih? Jangan sepotong-sepotong gitu"

"Jadi bener lu gatau ya?"

"Gua gatau apa" Lala mencari kebohongan di dalam mata Aqila,tetapi tidak ada

"Oke oke. Jadi seantero kampus ini kaget dengan apa yang di ucapin si Febrian waktu di wawancarai salah satu media di kampus dan itu ternyata siaran langsung dan...

Flashback on

Bramantyo menyambut kepulangan anaknya dengan rasa senang dan bangga tentunya

"Congrastulation baby boy!"

"Thank you dad"

"Well, kamu nerima hadiah nya?"

"Tentu saja dad"

"Gimana deng..."

"Aku akan pikirkan nanti" Febrian memotong ucapan Daddy nya karena sudah tau maksud dari ucapan tersebut

"Ini yang terbaik buat mu" Febrian menatap manik mata Daddy nya itu, tak ada pendustaan disana, tidak mungkin pahlawan nya mengorbankan dirinya untuk bisnis,bukan?

"Maaf menganggu.. " mereka berdua menoleh mendapati seorang perempuan berpakaian formal

"Pak Febrian sebaiknya memasuki ruang wawancara segera, karena beberapa pihak sudah berkumpul disana" ucapnya sopan

"Iya" singkat,padat,jelas balasan dari Febrian. Febrian memberi isyarat kepada ayahnya lewat mata bahwa ia ingin daddy nya ikut bersama nya "baiklah"

"Duplikat pak Bramantyo banget si. Kuret ya ma suara" tentunya ia berbicara setelah Febrian dan Bramantyo menuju ruangan wawancara

Febrian menatap sekelilingnya, ada rasa sedikit gugup, bagaimana tidak, di hadapannya ini banyak sekali orang penting bahkan sangat penting yang dengan sukahati menatapnya dengan tambahan senyuman setelah Febrian sampai di atas lalu mendudukan dirinya di bangku yang telah di sediakan

"Sebelumnya saya ingin mengucapkan terimakasih kepada para hadirin yang dengan sukarela menyita waktunya untuk menghadiri acara ini. Saya sangat bersyukur sangat sekali bersyukur dengan apa yang pencipta kasih kepada saya. Otak yang berkerja, tangan yang menulis dan mulut yang berbicara, itu semua pemberian terindah yang Tuhan berikan kepada saya. Saya bahkan tidak menyangka telah menyingkirkan peserta dari belahan dunia,bahkan saya sempat tidak percaya diri dengan kecepatan dan ketepatan mereka dalam memberi gambaran pada kanvas yang suci. Tapi, saya selalu tawakal dan berdoa kepada pencipta. Doa dan usaha selalu saya seimbangi selama perlombaan. Hasilnya pun tidak sia-sia tuhan memang sangat adil, Alhamdulillah. " Pembuka yang baik dari Febrian

Lalu seorang MC memberikan penghargaan kepada Febrian berupa piagam penghargaan dan di susul pihak universitas yang memberikan langsung beasiswa kepada Febrian. Febrian dengan senang hati menerima itu semua

"Terimakasih, terimakasih, saya tidak pernah berhenti untuk bersyukur atas semua ini. Maaf sebelumnya mungkin ini bersifat pribadi, tapi saya hanya ingin memberitahu bahwa sebulan lagi saya akan melepas masa lajang saya. Ya, saya akan mempersunting seorang gadis yang sangat cantik"

ucapnya mengantung membuat mereka yang menonton tak sadar dengan kelanjutan nya. Bahkan Bramantyo sempat meneteskan air mata tak percaya bahwa baby son nya kini sudah beranjak dewasa dan akan melanjutkan kisah hidup nya yang sesungguhnya.

"Dia adalah Aqila Calista Alexander"

Flashback off















Ga enak kan di gantung? Wkwk
Lanjutkan besok yaa
Voment semuanya🤗😘😘







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang