Bab 16

33.2K 2.3K 151
                                    

Tinggal 1 minggu lagi, pertandingan basket itu akan diadakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tinggal 1 minggu lagi, pertandingan basket itu akan diadakan. Kinara juga sudah semakin baik dalam basket. Begitu juga tim putra. SMA Mulyana sepertinya sudah siap untuk bertanding.

"Kin, lo habis ini langsung pulang?" tanya Kendi begitu selesai latihan.

"Iya, kenapa?"

"Boleh minta tolong temenin gue?"

"Temenin? Ke mana?"

"Ke mall," jawab Kendi disusul anggukan semangat dari Kinara.

Sesampainya di dalam mall, Kinara dan Kendi pun berjalan berdampingan menuju sebuah toko boneka.

"Bagusan yang mana, Kin?" tanya Kendi sembari menunjukkan dua buah boneka beruang dengan warna berbeda. Warna cokelat dan putih.

"Yang cokelat kali ya. Kalau putih takutnya cepet kotor," jawab Kinara memberi saran.

"Iya juga sih. Ya udah. Yang ini aja deh," kata Kendi menyetujui sembari membawa boneka itu ke kasir.

"Emang buat apa sih bonekanya? Lo gak main boneka, kan?" tanya Kinara dengan hati-hati ketika mereka keluar dari toko boneka itu.

"Ya enggaklah." Kendi tertawa ketika mendengar Kinara mencurigainya bermain boneka.

"Iya juga sih, kalau buat lo, kenapa harus dibungkus gitu.." ujar Kinara merutuki kebodohannya, sedangkan Kendi masih tertawa mendengar ucapan Kinara.

"Ini buat pacar gue," jawab Kendi membuat Kinara mendadak berhenti dan mematung.

"Pa..Pacar?" tanya Kinara mengulang kata itu.

"Iya, pacar gue. Kok kayaknya kaget banget?" tanya Kendi sambil memperhatikan wajah Kinara.

"Eng.. Enggak. Bingung aja. Kok gue gak pernah lihat ya," bohongnya sambil tersenyum memaksa.

"Iyalah lo gak pernah lihat. Dia kan sekolah di Australia. Jadi ya, lo gak pernah lihat," sahut Kendi sambil mengacak kecil puncak kepala Kinara.

"Terus, kasih kadonya gimana?"

"Rencananya sih mau gue kirim aja," jawab Kendi sembari tersenyum memperhatikan paper bag berisi boneka itu.

Kinara hanya mengangguk lemas, berusaha untuk bersikap biasa saja.

"Lo tuh udah gue anggep adik gue sendiri. Makanya gue minta lo temenin," lanjut Kendi sambil merangkul leher Kinara yang tingginya lebih pendek dari Kendi.

"Haha. Dengar itu, Kin. Adik." Kinara tertawa dalam hati mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Kendi.

Ia hanya tersenyum seadanya. Berusaha menutupi rasa sakit hatinya.

"Jadi, selama ini dia udah punya pacar? Dan gue cuman dianggap adik? Harusnya lo sadar, Kin. Lo aja yang terlalu baper gak jelas sama Kendi," gerutunya pelan ketika ia tengah izin ke toilet dengan alasan kebelet buang air kecil.

Ketos VS Waketos [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang