Bab 54

18.4K 972 62
                                    

Sesampainya Aldo di rumah, ia mendapati mamanya sudah menunggu di luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya Aldo di rumah, ia mendapati mamanya sudah menunggu di luar. Saat melihat mobil Aldo berhenti, Mamanya langsung masuk ke dalam mobil. "Kamu ini dari mana aja sih? Tau Mama udah nunggu berapa lama?" Mamanya mulai mendumel yang membuat Aldo terkekeh kecil.

"Macet, Ma. Kayak gak tau aja Jakarta jam segini tuh gimana," jawab Aldo disela kekehannya. Mobil perlahan melaju, meninggalkan perumahan yang ditinggali Aldo.

Di tengah perjalanan, Mamanya menyeletuk, "Oh, iya. Kita mampir ke rumah Ginta dulu, ya. Kamu masih inget rumahnya, kan?" Seketika Aldo mengernyit. Mama yang menyadari akan perubahan raut wajah Aldo itu melanjutkan perkataannya, "dia bilang mau nemenin Mama belanja, Do." Dan perkataan itu sukses membuat Aldo memutar bola mayanya malas.

"Ngapain sih, Ma? Kalau gitu Mama berdua aja sama dia. Gak usah ajak Aldo. Malesin aja." Kini Aldo yang berganti mendumel.

"Kok gitu sih? Kamu gak mau nemenin Mama? Gitu? Kok malah Mamanya disuruh pergi sendiri." Dan kini, Aldo jadi merasa serba salah.

Ia mengacak rambutnya frustasi. "Bukan gitu, Ma. Bukan males nemenin Mama. Aldo males karena ada Ginta. Lagian Mama ngapain sih pake ngajak-ngajak dia segala?!"

Decakan kecil terdengar dari mulut Mama. "Lho, Ginta tadinya mau ke rumah, pas Mama bilang mau belanja, dia nawarin untuk nemenin Mama. Ya udah sih, Do. Ginta anaknya baik kayak gitu kok." Aldo memutar bola matanya, lagi. Malas sekali ia mendengar Mamanya selalu memuji Ginta.

"Pencitraan," ,aki Aldo dengan suara pelan. Malas kalau harus berdebat lagi dengan Mamanya. Karena ia pasti kalah. Cewek selalu benar. Perlu diingat itu. Perlu ditebalin kalimatnya? Cewek selalu benar.

"Kamu tuh harusnya jangan jutek-jutek amatlah sama Ginta. Kasian tau dia. Anaknya baik, kok. Dia juga dulu mantan kamu, kan." Aldo menghembuskan nafas singkat. Rasa malasnya mulai meningkat. "Setidaknya pernah bareng-bareng. Udah pisah kok jadi gini? Mama gak suka ah. Orang Ginta tuh baik, cantik, sopan lagi." Aldo mulai mencium bau-bau kalimat bermakna sindiran dan hal lainnya dalam perkataan Mama.

Aldo mulai menggerakkan tangannya, menyalakan radio, yang mulai memperdengarkan lagu-lagu. Setidaknya bisa sedikit mengalihkan pendengarannya dari setiap ocehan Mama yang memuji Ginta.

Tiba-tiba saja tangan Mama menggeplak lengan Aldo yang masih asik menikmati lagu dari radio mobil. "Kamu ini. Orang tua ngomong malah asik dengerin lagu gak jelas. Gak sopan." Omel Mamanya dan membuat Aldo menghembuskan nafas panjang.

"Gini, ya, Mamakuuuuu yang cantiknya macam bidadari tak bersayap, tapi bersirip."

"Heh! Kamu ini!" Aldo meringis ketika Mamanya kembali memukul lengannya.

"Duh, Mama. Asal geplak aja." Aldo masih mengusap-usap lengannya, sedangkan sang Mama sudah memasang wajah kesal. "Gini, ya, Ma. Aldo tuh gak suka Mama muji-muji cewek itu terus. Mama gak tahu aja kan dia di sekolah gimana. Aldo yakin mama bakal nyesel senyesel-nyeselnya sampe guling-guling kalau tau aslinya dia." Bukannya terhasut, Mamanya malah tertawa.

Ketos VS Waketos [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang