07|Shafa's Voice

101 4 2
                                    

X Semester 2

Udah nggak deket, tapi sekalinya ngobrol malah saling cela.
Kan nggak asik!

✒️Gadis Penulis✒️

Dewi jadi senyum-senyum sendiri mengingat pertemuannya dengan Rasya waktu itu. 

Tapi kalau dipikir-pikir, harusnya Dewi berterimakasih kali ya sama Diana?

Karena cewek itu Dewi jadi bisa kenal sama Rasya dan sahabatan kayak sekarang.

Dewi tersenyum tipis, gadis yang kini berada dalam rangkulan Rasya hanya bisa melangkah manut mengikuti tuntunan pria disebelahnya yang membawanya menuju ruang kelas.

Rasya Aksara, sosok asing yang telah berbaik hati membantu Dewi untuk kabur dari jeratan perbucinan Diana. Kalau bukan karena Rasya yang bersedia menjadi Arka KW waktu itu, mana mungkin Dewi bisa pulang cepet.

Secara kan Diana bucin akut kalau udah berduaan sama Dive pasti lupa waktu..

Kalau Dewi minta tolong sama Arka yang ada nanti masalahnya jadi ribet. Secara kakaknya itukan emosian, yang ada Dewi dilarang jalan bareng temen-temennya lagi.

Kalau Ayu?

Itu cewe mana bisa diajak kompromi yang ada bukannya dibantuin dia malah diketawain.

Kan males banget.

"Widih... Yang abis jadi pahlawan buat Dewi, makin gencar aja nih deketinnya."

Dewi mendengus, gadis itu berlari kecil menuju tempat duduknya sementara Rasya tampak berkumpul di barisan belakang bersama teman satu gengnya.

Dia mengeluarkan ponsel, membuka aplikasi game, bersiap ikut bermain bersama dengan yang lain.

"Kemarin nganterin Ayu pulang, sekarang sahabatnya dirangkul-rangkul. Gila menang banyak nih si ampas tebu!" ledek Bima yang justru membuat Rasya tertawa kecil.

Rasya menepuk dadanya pelan. Bertingkah sok tampan sembari menyisir rambutnya dengan jari.

"Ampas tebu gini cewek gue banyak, nggak kayak lo. Ya nggak Dew?"

Dewi hanya mendecih pelan. Gadis itu bergidik geli mendengar ucapan Rasya.

Dari pada meladeni, dia lebih memilih untuk kembali fokus pada ponsel di genggamannya.

Melihat itu tawa Bima, Ethan, Shaka dan Dias terlihat pecah.

Shaka bangkit, menepuk pundak Rasya bangga membuat pria itu semakin besar kepala.

"Asik, Rasya emang mantap. Pacarin. Aja udah keduanya, mayan tuh ngajak jalannya bisa pake jadwal!"

"Senin-Kamis sama Ayu. Jumat-minggu bareng Dewi, oke nggak tuh?" ujar Dias membuat Rasya mengangguk setuju.

Sementara Dewi yang duduk di bangkunya hanya bisa mendengus pasrah. Hal seperti ini sudah biasa ia dengar, semenjak Dewi, Ayu, Ethan dan Rasya sepakat menjadi sahabat.

Teman-teman sekelasnya selalu menggoda mereka dan mengatakan kalau keempatnya terlihat seperti dua pasangan bahagia.

Dibilang backstreet lah.

Takut publish hubungan karena nggak ada duit buat pajak jadian.

Padahal mereka berempat, murni cuma temen doang.

"Yaelah Sya..."

"Punya cewek bagi-bagi kali jangan jadi play boy lho. Kasihanilah si Ethan ini panas sendiri dia liat lo deketin Dewi!"

Gadis Penulis|Versi Revisi [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang