02|Kilas Balik

131 6 2
                                    

Pendaftaran

Kalau nggak bisa jaga lisan, paling nggak bilang sory pas lo tau yang lo lakuin itu salah. Bukan malah ngatain orang baper!

✒️Gadis Penulis ✒️

Seorang gadis terlihat melangkah beriringan bersama salah satu anggota OSIS dari SMA Taruna Sakti. Dia mengedarkan pandangannya menatap sekeliling dengan teliti.

Hari ini merupakan hari ketiga ia masuk dan menginjakkan kakinya di tempat ini. Harusnya sih sudah kelar kemarin tapi sayangnya dia ada di pihak yang kurang beruntung.

Dewi mengamati lagi.

Suasana di sekolah ini benar - benar ramai. Terdiri atas anggota OSIS, para guru, serta pendaftar yang hilir mudik memenuhi syarat administrasi, mungkin karena banyaknya peminat yang mendaftar. Secara kan sekolah Taruna Sakti merupakan satu-satunya SMA terdekat disini.

Dewi menghela. Gadis bernama lengkap Dewi Alexa itu terlihat memeluk kuat stopmap berwarna merah berisi kelengkapan pendaftarannya dengan raut murung.

Sementara Arka yang tadi berjalan disebelahnya kini menghentikan langkah.

Pria itu menatap ponselnya fokus, mengetikkan beberapa kalimat balasan via chatting sebelum akhirnya menekan tombol power dan menyembunyikan benda pipih itu di balik saku kemejanya.

"Nanti langsung masuk ke ruang tiga ya Dew!"

"Untuk persyaratan yang lo bawa udah lengkap kan? Nanti langsung setor aja sama anak OSIS disana. Gue ada tugas bentar."

Dewi masih membisu, gadis itu hanya mengangkat pandangan menatap Arka dengan raut penuh harap.

Merasa ditatap, Arka mengulas senyum tipis, pria dengan kaos olahraga itu mengangkat tangan demi mengusap lembut kepala Dewi.

"Kenapa lagi, hm?"

Dewi merengut, gadis itu mengumpat sebal pada sosok disebelahnya.

Arka menyebalkan, sudah belasan tahun mengenal masih saja belum peka. Dia nggak tau apa pertanyaannya barusan itu sensitif banget buat Dewi?

Kan jadi pengen nangis!

Mana ramai lagi. Kan malu kalau diliat yang lain. Nanti dikira nangis gara-gara putus cinta. Padahalkan Dewi jomblo.

"Coba aja jurusan IPA nggak penuh, pasti nggak perlu daftar lagi kan? Kita udah di rumah sekarang."

"Dan gue nggak perlu bingung mau ambil jurusan yang mana lagi."

Arka tersenyum pahit, tangannya masih belum beranjak dari puncak kepala gadis itu. Mengusapnya pelan mengalirkan ketenangan.

"Maafin gue ya Dew. Gue gagal bantuin lo."

Tangis Dewi jatuh. Mengingat bagaimana memori kemarin, ketika ia dengan bahagianya bersorak atas nilai tesnya yang memuaskan. Sebelum kemudian di pukul mundur oleh kenyataan.

Pada pengumuman berikutnya ia dinyatakan gagal, karena jurusan yang diminati hanya menerima pendaftar dari jalur prestasi.

Gadis Penulis|Versi Revisi [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang