Pertemuan menciptakan ikatan.
Direkatkan kenyamanan, sebelum kemudian putus oleh keegoisan.✒️Gadis Penulis✒️
Untuk sosok pemeran utama yang tak kusadari kehadirannya sejak awal.
Maaf ya, untuk peka ku yang terlambat.
Juga untuk cinta yang hadir tepat setelah kepergian.Maaf pula, karena menjadi sosok paling antagonis dan pengukir kepedihan paling bengis
Menjadi yang paling jahat dan penyebab luka paling hebat.
Mungkin semesta benar.
Pisah adalah solusi terbaik.Karena kalau kita berjarak.
Baik kamu ataupun aku, nggak akan punya kesempatan untuk membuat kekacauan.Jangan saling bertemu ya.
Aku terlalu takut akan melukai mu lagi.Kita seperti ini saja dulu.
Pura-pura asing.
Bersikap acuh dan saling menghindari.Tak apa, aku bahagia asal kamu aman.
Cinta terlambat? Mungkin sekiranya begitu yang tersirat.
Sebuah problematika klasik yang Dewi alami sekarang.
Dewi tersenyum, gadis yang kini duduk di tepi lapangan sembari memangku laptop itu terlihat bangkit. Merapikan alat tulisnya sebelum akhirnya bergegas menuju kelas.
Setelah semua luka yang di lalui, Dewi memutuskan pergi. Menjauh sesuai permintaan Ayu, dan menjalani semuanya sendiri.
Dia juga sudah tak lagi menjadi anggota jurnalistik agar bisa jauh-jauh dari kenangan masa lalu.
Ya Dewi harap sih begitu. Meski tak dipungkiri bahwa hatinya masih mendamba pada kenangan lama.
Sekarang, Dewi akan memulai yang baru. Memasuki kelas dengan sosok-sosok asing.
"Tuhan apapun jalan yang harus Dewi lewati nanti dia siap."
"Asalkan bisa segera menemukan titik bahagia."
Senyum Dewi memudar.
Langkahnya terhenti di persimpangan koridor sekolah, menatap lurus pada sosok yang kini berdiri di depannya.
Dewi mengepalkan tangan dia menoleh ke kiri dan kanan menyaksikan Ethan dan Ayu yang juga ikut mematung disana.
Dewi nggak pernah tau, apa yang sebenarnya semesta inginkan.
Disaat dekat ia membuatnya merasa sesak. Terlalu sesak hingga akhirnya memutuskan untuk pergi.
Namun disaat asing seperti sekarang, kenapa hatinya jadi berdesir rindu?
Keempatnya saling memandang, menatap lurus ke depan pada sosok yang menghalangi jalan masing-masing.
Butuh beberapa detik sebelum akhirnya mereka sadar dan melanjutkan langkah
Ethan yang pertama, bergerak berlawanan dengan Ayu tanpa menoleh lagi.
Dewi mengepalkan tangan, kembali menunduk menyembunyikan tangis.
Rasya tersenyum, melangkah pelan menuju Dewi. Begitu gadis yang menunduk tengah melangkah menuju arahnya.
Di pertengahan jalan dia berhenti, menggenggam tangan Dewi dan berbisik.
"Gue masih disini. Gue belum pergi!"
Dewi tercekat, menoleh dan menatap senyum pria itu.
Hanya sekilas, sebelum akhirnya dia melanjutkan langkah meninggalkan lipatan kertas pada genggaman Dewi.
Kita berjarak, semua orang tau itu.
Baik kamu atau pun aku,
Sama-sama mengerti alasan dari perpisahan ini.Aku yang terlalu egois,
Dan kamu yang kelewat lugu,
Membuat ikatan kita tak lagi serekat dulu.Dew...
Jangan terlalu cepat berpaling ya.
Aku takut kamu nyaman akan sosok yang baru.Dew..
Janji ya, meskipun kita jauh.
Aku akan tetap jadi satu-satunya tempat mu berlabuh.Tenang, aku juga tak akan memihak hati lain.
Kamu satu disini, di hatiku.Kalau rindu ingat ini.
Jarak bukan pemisah,
Ia hadir layaknya spasi yang memperindah.Pada tanggal ditulisnya surat ini,
Aku janji Dew,Bersedia menjagamu dari jauh, sampai semesta rekatkan kita lagi.
Rasya Aksara
Yang masih mencintaimu!

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Penulis|Versi Revisi [TAMAT]
Teen FictionKarena terlalu asik memendam, aku kehilangan Karena bersikap terlalu naif, kita berjarak Karena terlalu mementingkan gengsi, aku melukai Dan karena mu... Kini aku paham makna mencintai Kisah ini, untuk kamu Yang sempat hadir lalu menghilang Timbul...