X Semester 2
Aku kira akan terhindar, tapi nyatanya patah juga.
✒️Gadis Penulis✒️
Dewi memasuki kelas dengan ragu. Hari masih terlalu pagi. Jujur Dewi masih mengantuk, tapi mau bagaimana lagi.
Dia sudah terlanjur menolak ajakan Rasya dan Ethan untuk berangkat bersama. Jadi mau tak mau dia harus ikut serta bersama Arka.
Berangkat pagi-pagi buta dan bersiap secepat mungkin hanya demi sang kakak yang saat ini mengadakan rapat OSIS untuk sidak dadakan.
Dewi menghela, ternyata pintu kelasnya masih dikunci. Gadis itu bersandar menatap nanar pada balkon di depannya.
Matanya basah lagi. Ucapan Shafa jelas masih terbayang di pikiran gadis itu. Membubuhi rasa takut yang semakin kentara di hatinya.
"Mau lo tuh apa sih? Dari kemarin ada aja. Gue tuh cape ya ngadepin kelakuan lo yang kekanakan banget."
"Kalau kayak gini mending kita putus aja!"
Tubuh Dewi menegak, gadis itu mengusap tangisnya bergerak mepet ke balkon.
Sekarang masih jam enam, siapa yang datang pagi-pagi begini untuk bertengkar coba.
"Siapa yang kekanakan disini? Aku yang selalu berusaha ngertiin kakak yang belakangan ini selalu aja ngehindar. Nggak pernah balas pesan aku. Setiap aku dateng ke kelas teman kakak selalu bilang kalau kakak ada rapat OSIS!"
"Kakak sengaja kan ngehindarin aku? Kenapa?"
"Apa ini karena Dewi?"
Dewi mendelik. Matanya melebar dengan cengkraman tangan pada pembatas balkon yang melemah.
Dia termundur pelan, menggeleng pelan menampik apa yang dilihatnya.
"Gue sama Dewi itu nggak lebih dari sekedar kenal. Gue nggak ada hubungan apapun sama dia!"
"Bisa nggak sih lo percaya sama gue?"
Dewi menutup telinganya. Tubuhnya melorot, terduduk di depan pintu kelas.
Matanya basah lagi, tangisnya mengalir jelas dengan isak yang di sembunyikan.
"Ini pasti mimpi, ini nggak mungkin kejadian!" Dewi masih menguatkan diri. Menampik semua yang terjadi di depan matanya.
"Percaya? Apa yang bisa gue percaya dari ini kak?"
"Lo bohong sama gue, lo bilang nggak kenal sama Dewi. Tapi ini apa?"
"Ini foto kalian berdua kan?"
Dewi semakin memeluk dirinya kuat-kuat. Tubuhnya yang terisak gemetar ketakutan.
"Tiap kali gue minta sama lo buat jelasin semuanya. Lo selalu menghindar. Lo pikir gimana perasaan gue kak?"
"Dewi itu temen gue kak, sahabat gue sendiri!"
Sementara di bawah sana Erlin sudah terisak, gadis yang berdiri di depan Putra itu menatap kekasihnya dengan sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Penulis|Versi Revisi [TAMAT]
Teen FictionKarena terlalu asik memendam, aku kehilangan Karena bersikap terlalu naif, kita berjarak Karena terlalu mementingkan gengsi, aku melukai Dan karena mu... Kini aku paham makna mencintai Kisah ini, untuk kamu Yang sempat hadir lalu menghilang Timbul...