45|Akhir

20 1 0
                                    

X Semester 2

Untuk kisah yang dimulai dengan begitu manis, aku rasa akhir ini terlalu pahit.

✒️Gadis penulis✒️

Hari ini adalah hari penentuan, sekaligus hari terakhir Dewi bersama Ethan, Rasya dan Ayu.

Tiga sahabatnya yang sebentar lagi akan pisah kelas.

Dewi jadi penasaran kira-kira nanti dia dapet kelas mana ya?

Kira-kira nanti dia punya teman nggak?

Kalau ada, apa dia orang yang baik?

Entahlah itu masih misteri.

Dewi tersenyum tipis, gadis yang kini sendirian di ruang jurnalistik itu terlihat asik menata foto-foto dokumentasi yang baru saja diambil bersama rekan-rekannya di kegiatan pembagian raport hari ini.

Setelah selesai mengeprint artikel, gadis itu terlihat merogoh laci meja untuk mengambil beberapa peniti.

Dewi memandangnya lagi. Tersenyum menatap hasil karyanya yang berhasil di selesaikan dengan cepat waktu.

Meski terhalang dengan kesibukan UAS nya Dewi tetap semangat menyelesaikan tugasnya.

"Dew."

Dewi menoleh, tersenyum menatap Ayu yang kini membawa dua buku penilaian akhir semester bersampul hitam.

"Eh Ay gimana, udah selesai acaranya? Siapa yang dapet juara satu?"

"Pasti Ethan ya?"

Ayu masih membisu, Dewi jadi ngeri sendiri melihat raut gadis ini. Matanya tampak menyorot galak, belum lagi alisnya yang menukik tajam.

Hari ini adalah hari penerimaan rapor sekaligus pengumuman pembagian kelas untuk para siswa kelas X dan XI.

Dewi yang masih diminta untuk menyelesaikan artikel yang harus di pajang hari ini meminta keringanan pada sang wali kelas agar pengambilan rapornya bisa diwakilkan oleh Ayu.

Ayu menyetujui itu, begitu juga sang wali kelas yang bersedia memaklumi.

Namun bukan hidup namanya jika berlangsung dengan sederhana dan mudah.

"Jelasin sama gue, gimana bisa nilai matematika lo sembilan sementara gue cuma dapet enam?"

Ayu melempar kedua rapor ditangannya kearah meja membuat Dewi mendelik.

Sembilan? Bukannya itu terlalu banyak? Dewi saja hanya mampu mengerjakan beberapa soal sementara kemarin dia meminta banyak pada Ayu.

"Lo sengaja kan? Lo tunjukkin lembar jawaban yang salah sama gue, supaya nilai lo lebih besar?"

"Terus lo seleksi jawaban yang benar dan buat jawaban yang baru tanpa sepengetahuan gue?"

"Lo lakuin ini, supaya lo bisa dapet kelas IPS 1 bareng yang lain sementara gue cuma masuk IPS 2. Iya kan?"

"Lo ngomong apaan sih Ay?"

Ayu mendecih, gadis itu mendorong tubuh Dewi kesal.

"Nggak usah, sok baik! Lo pikir lo hebat. Lo pikir dengan begini, lo bisa masuk ke IPS 1? Nggak akan pernah Dew!"

Dewi menggeleng gadis itu memeriksa rapornya.

Dan benar saja, dia mendapat nilai sembilan dan di tetapkan masuk ke kelas IPS 2.

Kelas yang sama dengan Ayu.

"Gue nggak nyangka ya. Gue kira lo orang baik Dew. Tapi taunya, cuma cewek munafik yang bermuka dua!"

Gadis Penulis|Versi Revisi [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang