10|Amarah Yang Gagal

75 7 0
                                    

X Semester 2

Tau nggak, apa bedanya kamu sama kulit zebra? Kalau kulit zebra itu dua warna, kamu dua rasa.

Kesel dan bahagia, nyampur jadi satu!

✒️Gadis Penulis ✒️

Parkiran SMA Taruna Sakti terlihat sepi, sudah setengah jam lewat sejak keempat sahabat itu memasuki kawasan tersebut. Namun satupun dari mereka belum ada yang bisa beranjak pergi.

Dewi tampak memeluk Ethan dengan erat, gadis dengan tas hitam dipunggung nya itu terlihat berusaha keras mempertahankan tubuhnya agar tidak bergeser satu senti pun dari motor Ethan.

Sementara Ethan hanya pasrah di peluk oleh Dewi hingga pinggangnya terasa sesak. Sementara sosok Rasya tampak tak menyerah masih berusaha menarik gadis itu turun.

"Dew ayo dong jangan bikin ribet. Lo kan tadi pagi janji balik bareng gue!" keluh Rasya membuat Dewi menggeleng cepat, gadis dengan helm merah muda di kepalanya itu masih bertahan memeluk Ethan.

Sementara Ayu hanya mendengus sembari memainkan ponsel, Ethan masih terlihat cuek akan pelukan di pinggangnya yang kian menguat.

"Dew ayo ih, keburu sore nanti gerbang di tutup."

Rasya masih berusaha, pria dengan raut frustasi itu menarik pergelangan tangan Dewi berusaha menjauhkannya dari Ethan.

"Nggak mau, gue mau balik sama Ethan. Gue nggak mau sama lo!"

Rasya mengacak rambutnya gemas pria itu terlihat benar-benar kehabisan akal untuk membujuk sosok Dewi.

Ayu hanya mengangkat bahu ketika tatapan Rasya ditujukan kepadanya, merasa malas ikut campur Ayu memilih kembali menyelami dunia maya dengan ponsel di genggamannya.

"Dew ayo lah. Kan gue mau nagih janji sama lo. Katanya mau traktir kalau gue pinjemin topi."

"Nggak mau!"

"Ck yaudah, ganti gue yang traktir deh. Gue beliin lo es krim, berapa pun yang lo mau gue bayarin. Yuk!"

Dewi menggeleng, dia masih ingat benar tingkah mengesalkan Rasya di kantin tadi.

Seenaknya meledek Putra dan sekarang mau menyogoknya dengan es krim?

Big no!

"Ogah, gue mau sama Ethan aja! Lagian kalau cuma masalah es krim Ethan juga bisa traktir gue. Iya kan Than?"

Ethan mengangguk, pria itu berhasil membuat Rasya memiliki dendam terselubung atas jawabannya pada Dewi.

Bukannya membatu Rasya membujuk Dewi, pria itu malah mengiyakan pertanyaannya. Kalau gini bakalan makin susah nih bawa Dewi buru-buru pergi.

Ethan menghela, pria itu menoleh menatap sosok Rasya yang kini memandangnya dengan tatapan memangsa.

Pria itu melepaskan pelukan Dewi, turun dari motor dan berbalik menangkup wajah Dewi.

"Pulang bareng Rasya aja ya, gue mau nganterin Ayu ke tempat latihan silatnya."

Dewi merengut, dia beralih pada Rasya yang tampak tersenyum sembari mengangguk.

Sementara Ayu yang mendengar itu jadi mengernyit, "Sejak kapan?"

"Nggak mau. Lagian kenapa harus lo, kenapa bukan dia aja?" tunjuk Dewi tepat di depan wajah pria itu membuat Rasya mendengus kuat.

"Soalnya Ethan mau ikut gabung. Kebetulan hari ini di tempat latihan gue buka perekrutan buat anak baru."

Ayu ikut menanggapi, gadis itu memasukkan ponsel kedalam saku rok putihnya. Turut membujuk merasa kasihan pada Rasya.

Gadis Penulis|Versi Revisi [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang