Pendaftaran
Uang memang pintar menundukkan segalanya ya? Teman, kesetiaan, bahkan keluarga pun hanya debu kecil dimatanya.
✒️Gadis Penulis ✒️
"Kata temen sekelasnya, si Dio itu anaknya play boy. Terus sepupu gue si Tari juga bilang, kalau Dio banyak deket sama cewek."
"Cuma ya gitu, cuma di mainin doang."
Arka Kalingga, mungkin memiliki niat baik untuk membawa Dewi kemari.
Memaksanya keluar rumah dan mempertemukannya pada kedua temannya dengan maksud agar gadis itu bisa teralihkan dari kesedihannya.
Tapi...
Mungkin ini bukan solusi yang tepat.
Entah Dewi terlalu pemalas, kurang dalam bergaul atau memang circlenya saat ini tak cocok atau bagaimana.
Yang pasti, Dewi hanya merasa ia tak nyaman akan perbincangannya bersama dua sahabat ini.
"Kalau gue jadi lo ya Na, pasti gue deketin tuh. Secara kan dia ganteng, tajir, hits, terus ya Na kalau lo bisa jadi satu-satunya kan keren tuh."
"Jadi Diana si penakluk play boy! Asik nggak tuh?"
Dewi menghela. Diana dan Suny adalah dua sahabat beda kelasnya sejak SMP. Mereka juga berniat melanjutkan sekolah di tempat yang sama, SMA Taruna Sakti.
Hanya bedanya kedua sahabatnya ini mengambil jurusan bahasa. Dan ia sendiri awalnya ingin masuk IPA, tapi karena gagal jadi pindah haluan deh ke IPS.
Jadi situasinya masih sama kayak dulu, deket tapi beda kelas.
"Iya juga ya. Boleh sih."
"Menurut lo gimana Dew?"
Dewi mematung. Gadis yang sibuk memakan roti bakar pesanannya itu hanya mengangguk acuh menanggapi.
Meski bersahabat lama. Dewi selalu tak pernah cocok jika disandingkan dengan keduanya.
Kehidupan mereka yang terlalu bebas, cara bicara dan sikap mereka benar-benar terlihat kontras.
Gimana nggak?
Dewi itu tipe anak rumahan.
Sementara dua temannya ini adalah penjelajah jalan yang tak perduli waktu asal senang.
Dewi itu nggak pernah pacaran.
Sementara mereka entah sudah gonta ganti berapa pasangan.
Huh... Pokoknya beda jauh lah, apalagi dari segi style. Dewi terlalu norak kalau disandingkan dengan keduanya.
"Ck Dew... Lo nggak mau kasih saran gitu?"
Dewi menatap Diana dengan kedip yang lucu, tatapannya beralih kearah Suny yang juga mengangguk menyetujui ucapan Diana.
Dewi menghela, menarik gelas berisi jus jeruk dan menyedotnya terburu.
Suny dan Diana agak tergedik geli ketika Dewi menghabiskan minumannya dengan sekali sedot.
Mana gadis itu nggak sengaja sendawa lagi. Ew... Benar-benar jauh dari kata anggun.
Tapi sayangnya Dewi tak perduli, dia hanya mengusap mulutnya dengan tisu dan berujar, "Kalau menurut gue ya, mending nggak usah deh."
"Lo tau kan Dio itu play boy? Jadi Buat apa lo ngejar cowok yang nggak bisa serius sama satu cewek? Percuma Na, mau diapain juga dasarnya dia play boy, susah diubah. Yang ada lo sakit hati entar, mending jangan deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Penulis|Versi Revisi [TAMAT]
Fiksi RemajaKarena terlalu asik memendam, aku kehilangan Karena bersikap terlalu naif, kita berjarak Karena terlalu mementingkan gengsi, aku melukai Dan karena mu... Kini aku paham makna mencintai Kisah ini, untuk kamu Yang sempat hadir lalu menghilang Timbul...