X Semester 2
Aku tak ingin menjadi jahat, tapi jika kita dekat akan ada hati yang patah lagi.
✒️ Gadis Penulis✒️
Dewi terlihat berguling bosan di kasurnya. Gadis itu menyesal menuruti kemauan sang kakak untuk tidak berangkat sekolah hari ini.
Kalau saja dia sekolah pasti tak akan kesepian begini, ada Ayu, Ethan dan Rasya yang akan mengisi kesehariannya di tempat menuntut ilmu.
Yaampun Dewi sampai lupa jika mereka baru saja bertengkar tadi.
"Paket..."
Dewi mengernyit, bergerak dengan cepat menuju keluar ruangan.
Gadis itu membuka pintu rumah secepat kilat. Menatap heran pada pria dewasa dengan jaket merah bergaris hitam yang kini berdiri di depan pintu.
"Maaf apa benar ini rumah atas nama Dewi Alexa?"
Dia mengangguk, mengernyitkan alisnya dengan pandangan was-was.
Serius nih ada tukang paket? Perasaan Dewi nggak pernah belanja online.
"Ini ada titipan untuk ada. Bisa minta tolong tanda terimanya?"
"Ah iya."
Dewi meraih pena tersebut. Mencoret bukti terima memberi tanda tangan.
"Sebelumnya kalau boleh tau ini dari siapa ya mas? Soalnya saya nggak pernah belanja online."
"Untuk itu bisa mbak cek sendiri, saya hanya di tugaskan untuk mengirim. Dan pengirimnya bilang kalau mbak ingin berterimakasih bisa langsung hubungin nomor di note yang di tempel disana mbak."
Dewi mengangguk pelan. Masih dengan alis mernyit merasa penasaran sekaligy overthinking.
""Kalau begitu saya permisi ya mbak."
Dewi tersenyum lembut, membiarkan kurir tersebut berlalu keluar pelarangan sedang ia kembali memasuki rumah.
"Ini kayak nggak asing."
Dewi mengernyit, melihat deretan Angka yang tertulis pada note.
Dia hanya mengangkat bahunya acuh. Membuka kotak yang di terima dan mengernyit sendiri melihat isinya.
Sebuah earphone dan satu mp3 shuffle berwarna ungu, serta sepucuk surat dalam amplop putih.
Aturan pakai: untuk suasana yang lebih dramatis, tolong putar lagu pada shuffle sebelum membaca.
Dewi mendengus, tapi tak juga menolak untuk mengikuti instruksi. Gadis itu bersiap, memasang earphone, memutar lagu dan mulai membaca isi surat.
Rasanya, baru kemarin ya kita saling menggenggam.
Saling memeluk dan jadi tempat singgah satu sama lain.Kayaknya, baru aja kemarin aku merasa nyaman.
Merasa memiliki, hingga melupa pada rasa takut.Dew...
Kamu masih ingatkan, tentang apa yang pernah aku sampaikan?
Tentang kita yang aku sebut sama.Sama-sama jatuh pada sosok yang sulit dimiliki.
Kamu dengan siput bajingan itu.
Dan aku yang mendamba pada hatimu.Dew....
Aku udah pernah bilang belum, kalau kita itu punya kesamaan lain?
Sama seperti kamu, aku juga tengah berharap bisa kembali dipeluk oleh ikatan yang telah hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Penulis|Versi Revisi [TAMAT]
Teen FictionKarena terlalu asik memendam, aku kehilangan Karena bersikap terlalu naif, kita berjarak Karena terlalu mementingkan gengsi, aku melukai Dan karena mu... Kini aku paham makna mencintai Kisah ini, untuk kamu Yang sempat hadir lalu menghilang Timbul...