Seseorang di masa lalumu?
Awalnya aku tak ingin berburuk sangka, apalagi sampai membencinyaTapi bagaimana jika memang dia yang menyebabkan luka diantara kita?
Dan kamu juga melakukan kesalahan itu bersamanya.(02.01)
🌛🌛🌛
Hari itu benar-benar membuatku takut karna razia dadakan. Gila fikirku. Untung saja aku menyembunyikan handphone di tempat yang tidak ketahuan. Iya, aku rela menginjak handphoneku sendiri.
Ada kelegaan dalam hatiku saat pengawas itu keluar dari kelasku lalu menuju ke kelas berikutnya.
Ntah bagaimana semua yang ada dikelasku tidak ada yang kena sita. Kurasa teman-temanku cukup pintar untuk itu. Sampai jam pelajaran berakhir, dari tadi topiknya masih sama. Masih tentang razia itu. Membosankan.
Aku berjalan menuju rumah setelah selesai berdadah-dadah dengan temanku yang lain.
Setelah masuk ke kawasan komplek, aku membuka handphone. Sudah jam lima sekarang, aku menelfon Deri. Tak lama seseorang di sebrang sana mengangkatnya.
"Deribear, dimana?" Tanyaku.
"Aku mau nganter temen." Ucapnya. Ntah kenapa aku menanyakan keberadaannya. Ya mungkin karna rindu dan ingin bertemu.
"Yang mirip kamu itu." Mendengar ucapan itu bisa dibilang wajahku menjadi datar. Beberapa hari yang lalu Deri bercerita ada yang mirip denganku di kampusnya. Ku fikir itu bukan masalah besar. Tapi itu akan menjadi masalah besar saat dia dekat sekali dengan yang katanya mirip aku itu.
"Yaudah, dahh." Ucapku mengatur nada suara agar kelihatan normal. Tidak marah, tidak juga kecewa.
"Di peluk pasti nih." Ucapnya tidak berdosa. Dasar gila. Aku menghentikan langkah saat di depan rumahku, telfon itu masih tersambung. Aku menarik nafas berat. Ingin saja aku bilang ke dia, Bodoamat, anterin sana, peluk-pelukan sana, sekalian aja pacarin itu yang mirip aku. Tapi tidak begitu.
"Iya, terserah." Ucapku dengan nada kecil.
Kudengar dia tertawa mengejek. Tak lama seseorang menarikku dari belakang. Spontan orang itu memelukku. Aku tahu bau ini, "Ututututu sayanggg, ngambek dia." Ucapnya membelai rambutku.
"Bodoamat! Sana." Ucapku mendorongnya, tapi tidak bisa. Dia mengeratkan pelukan bodohnya.
"Ihh, becanda atuh. Mbaknya sensian."
Ya siapa yang gak sensian kalo pacarnya peluk-pelukan sama cewe lain? Dasar cowok!
"Keburu sakit hati, sana." Ucapku masih mengusirnya, kali ini tidak dengan dorongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] My Home.
Novela Juvenil"Dia memang memberiku luka, tapi untuk bersamanya, aku bahagia." Ini adalah cerita sepasang kekasih yang bahagia pada masanya. Hubungan yang sudah terjalin lama mereka nikmati dengan bahagia. Tapi, tidak ada cinta yang tidak mengenal luka bukan? 05m...