16. Date with BF

39 5 28
                                    

"Bersyukur mempunyai sahabat, juga pacar yang tulus padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bersyukur mempunyai sahabat, juga pacar yang tulus padaku."

—🌛🌛🌛—

Setelah berbaikan dengan Deri hidupku kembali seperti biasa. Tidak bersedih, tidak lagi memikirkan hal buruk lagi. Aku malah menunggu chatnya, berharap memimpikannya, dan selalu merindukannya.

Tapi hal yang membuatku kesal, Deri selalu meledekku tentang masalah Genta kemaren, misalnya seperti...

"Beriii, jadi pengen blueberry. Nama kamu kaya buah sih." Ucapku.

"Yaudah, aku ganti nama aja. Jadi Genta, gimana?" Ucapnya tersenyum jahil.

Mengesalkan, dia jadi punya bahan untuk meledekku. Aku hanya menghembuskan nafasku dengan wajah datar, tapi Deri tertawa meredeka. Ingin saja aku smackdown. Untung pacar.

Deri bilang, waktu berantem denganku dia curhat dengan Icha, yang katanya mirip aku itu. Mungkin Icha baik, walau aku kadang kesal, dia lebih mengenal Deri daripada aku. Dengan saran Icha lah yang membuat kami menjadi seperti ini lagi.

Hari itu dia membanggakan Icha didepanku, aku sabar saja, tidak juga mengelak, walau rasanya aku ingin pergi saja meninggalkan Deri.

"Definisi Icha?" Tanyaku padanya.

Deri diam menatapku sambil tersenyum, karna dia melihat aku cemburu.

"Definisi Icha, baik, cantik, ga sering bikin sakit hati, pengertian, penyabar, penghibur." Ucapku, "Dan definisi Sonya, adalah kebalikan dari Icha. Oke, gomawo-yo." Ucapku menepuk tanganku sambil angguk-angguk tersenyum, selayaknya pramugari.

"Astagfirullah, mana dijawab sendiri." Ucap Deri, bodoamat.

"Icha itu galak, tapi selalu bisa ngertiin. Always listening, always understanding. Baik, kadang sok bijak. Dan sering ngatain." Ucap Deri.

Oh.

Aku menatap Deri tajam, "Definisi Sonya? Kebalikan dari Icha? Gitu?"

"Definisi Sonya, semua keberuntungan yang diberikan tuhan untuk melengkapi hidup Deri, dan semua alasan atas bahagianya Deri." Ucapnya.

Apa-apaan coba dia ngomong gitu, padahal aku lagi kesel. Bikin kesel aku ilang aja. Terus jadi nambah sayang.

Pokoknya Deri itu gitu, seharusnya kuberi nama bunglon aja. Gausah beruang.

Oh iya, sekarang aku dan Deri sedang di perjalanan menjemput Adel, yang katanya ingin ikut. Awalnya aku hanya berdua saja dengan Deri yang ingin jalan jalan. Tapi Deri setuju kok Adel ikut, karna Adel baru putus. Jadi biarkan saja.

Setelah memasuki komplek rumahnya, aku melihat Adel tergesa-gesa kearah mobil. Mungkin dia tau itu mobil Deri karna kuberitahu ciri-cirinya. Dia buru-buru naik ke mobil, aku dan Deri hanya keheranan kenapa dia begitu tergesa-gesa.

[END] My Home. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang