"Dia memang memberiku luka, tapi untuk bersamanya, aku bahagia."
Ini adalah cerita sepasang kekasih yang bahagia pada masanya. Hubungan yang sudah terjalin lama mereka nikmati dengan bahagia.
Tapi, tidak ada cinta yang tidak mengenal luka bukan?
05m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku takut "Sayang" itu akan "Hilang"
-🌛🌛🌛-
Malam itu kami pulang dengan selamat juga dengan bahagia. Aku senang, Deri membelikanku banyak camilan saat tadi kami singgah di minimarket. Dia baik kan.
Tapi semuanya suram saat Deri bertanya, "Gimana hari ini? Disekolah ga ada masalah?"
Lalu dengan tololnya aku menjawab, "Lancar aja, cuman tadi ada razia."
"Razia hp?" Tanyanya.
"Iya."
"Tapi kamu ga bawa kan?"
"Aku bawa."
"Kamu mah bandel, di kasih tau gamau denger."
"Tapi ga ketahuan juga. Besok besok ga bawa deh." Ucapku santai, awalnya kufikir ini bukan topik yang terlalu serius.
"Udah dilarang juga, masih aja dibawa."
"Iya aku kira kan aman-aman aja."
Kulihat raut wajahnya berubah, dia marah? Ah, Deri jarang marah. Tapi sekali marah serem tau. Seharusnya tadi gausah cerita Sonya!!!
"Jadi kalo ga ketahuan, gapapa gitu ngelanggar?" Dia bertanya, raut wajahnya serius.
"Ga gitu derii. Besok-besok aku ga bawa beneran." Detik ini aku ragu.
"Apaan coba. Udah ah. Aku bosen sama kamu yang janji mulu."
Aku diam, takut salah ngomong.
"Kalau mau bawa ya bawa. Gausah ngomong ke aku ga bawa."
"Awalnya aku emang ga bawa. Temen yang lain pada bawa."
"Yang salah diikutin."
Ingin saja malam itu aku memaki. Tapi aku tau aku salah. Deri benar, dia wajar marah karna aku membohonginya.
Malam malam sebelumnya aku bilang tidak membawa handphone lagi kesekolah karna di larang guru. Tapi kita tau lah sekarang generasi apa. Generasi menunduk. Membosankan jika kita tidak menunduk juga, iyakan?
Sonya bodoh.
"Aku kira gapapa." Ucapku dengan nada halus.
"Jelas-jelas di larang bawa. Masih aja di bawa. Mana ngikutin yang salah." Ucap Deri sudah seperti ibu kedua dalam hidupku. Omongannya kalau marah pedas, menusuk hati, jantung, hingga ke kerongkongan.