18. Pergantian tahun

37 4 25
                                    

—🌛🌛🌛—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—🌛🌛🌛—

Pagi yang indah, aku duduk sambil membaca novel di meja makan. Bersama roti cokelat dan kopi dihadapan. Beberapa kali aku berteriak kegirangan karna bagian yang mampu menggetarkan jiwa dalam novel tersebut.

Rasanya ingin kunikahi karakter Geez dalam novel itu. Tapi rasanya juga aku tidak sanggup menjadi Ann yang selalu ditinggalkan dalam beberapa tahun, tapi tetap mau menunggu tanpa kejelasan.

Menunggu itu tidak enak, beneran deh. Tapi tetap saja setiap novel yang kubaca aku berfikir untuk menikahi pemeran laki-laki dalam buku.

Kalau Deri tahu aku ingin menikahi semua karakter fiksi itu pasti dia cemburu.

Kuteguk kopiku lagi, bertepatan teriakan mama yang menyuruhku mandi sedari tadi. Kulihat jam sudah jam dua belas siang. Kuhabiskan roti juga kopinya, dan beranjak dari sana.

Jangan fikir aku mau mandi. Pokoknya, pantang mandi sebelum ada yang ngajak jalan.

Ngomong-ngomong, malam ini Audrey mengajakku untuk tahun baruan bersamanya. Dan artinya masih ada waktu untuk aku tidur lagi.

Tapi semuanya berubah ketika Adel datang ke kamarku, dan mengguncang tubuhku yang tak berdaya diatas kasur kesayangan.

Adel berisik!

Aku kembali duduk, pasti saja mamaku yang membiarkannya masuk ke kamarku, "Ayo temenin beli bahan buat ntar malem." Ucapnya membujukku.

Ternyata siang yang kupakai untuk mengistirahatkan diri itu hanya menjadi ilusi. Dan Adel berhasil membawaku pergi dari zona nyaman.

—🌛🌛🌛—

Malam terakhir di bulan desember 2018 kuhabiskan di rumah Audrey. Mumpung keluarganya sedang berlibur, tapi dia memilih untuk bersama kami dan tetap tinggal dirumah walau sendirian.

Sekarang kami berlima, ada aku, Audrey, Adel, ikbal, dan Ryan. Hanya menunggu satu orang lagi, siapa lagi kalau bukan pacarku.

Deri datang terlambat karna sedikit ada urusan kuliahnya. Biasa, orang sibuk hehe. Tak lama suara motor masuk kehalaman rumah Audrey, aku buru-buru menghampirinya dengan senyum merekah.

Dia turun dari motornya, melepaskan helmnya lalu merangkulku. Aku memeluknya erat, kangen sekali.

"Maaf ya Nis, aku telat." Ucapnya sambil memelukku, aku hanya tersenyum membalasnya. Tidak masalah juga dia terlambat, asal dia datang. Aku sudah senang.

Setelah itu terdengar teriakan Adel yang menyuruhku memanggang daging dan tidak hanya asik berduaan dengan Deri. Dasar si anak satu ini. Aku menggandeng Deri menghampiri mereka.

Adel terlihat sibuk dengan petasan bersama Ryan. Padahal belum perpindahan tahun, bisa-bisa petasannya habis oleh mereka berdua.

Audrey dan Ikbal menggantikanku untuk memanggang daging juga jagungnya. Jadi aku hanya duduk berdua dengan Deri melihat mereka yang juga terlihat asik sendiri.

Deri membawa gitarnya lalu memainkannya. Dia tersenyum menatapku, aku juga tersenyum ketika dia mulai bernyanyi.

Tak lama daging dan jagung bakarnya sudah tersedia indah diatas meja kecil. Kami berkumpul di tikar yang sudah disediakan di tengah-tengah halaman sambil menunggu perpindahan tahun.

Deri menaruh gitarnya lalu menggenggam tanganku. Makanan sudah kami santap beberapa.

"Udah jam 11 lewat 58." Ucap Adel sangat antusias. Dia berdiri mengambil petasan dan memberikannya padaku satu, dan pada Audrey satu.

Kami berenam berdiri mengarahkan petasan keatas langit, ketika sudah pergantian hari petasan itu menjadi kembang api yang indah.

Aku bahagia menatap keatas langit malam yang dihias banyak kembang api. Deri melihatku dari samping membuatku juga menatapnya ketika petasanku sudah habis, aku tersenyum.

"Happy new year Nis." Ucapnya tersenyum, empat orang yang berada disampingku mungkin tidak bisa mendengar apa yang diucapkan Deri.

"Tahun baru pertama kita bareng-bareng, aku sayang kamu Nis." 

Rasanya detik seakan berhenti ketika dia menatapku seperti itu, aku tersenyum, "I love you." Ucapku, setelah itu dia mencium pipiku diam-diam.

Aku memukulnya, "Heh!" Ucapku padanya, sambil menatap kearah empat orang dibelakangku yang masih asik bermain petasan.

"Duh, mana dipukul." Ucapnya memegangi lengannya yang habis kupukul tadi.

Setelah itu Deri duduk ditanah dengan merengek dia akan pingsan karna dipukul olehku, "Aku pingsan tolong." Ucapnya merengek.

Kurasa yang lain melihat kearahku, tapi mereka memberikan ruang agar kami bisa berdua. "Bangun." Ucapku sambil menarik tangannya.

"Gabisa, sesak nafas." Ucap Deri semakin terlihat lemas yang mengada-ada.

"Sini aku kasih nafas buatan." Ucapku.

"Boleh boleh."

"Gajadi." Ucapku sambil duduk ditikar lalu memakan daging yang masih ada.

Deri duduk disampingku, "Dahal nungguin."

"Nungguin dikasih nafas buatan?"

"Hooh."

"Gausah, kan ga pingsan."

"Yaudah pingsan lagi." Ucapnya menaruh dagunya di bahuku.

"Gamau ah, boongan." Ucapku masih memakan dagingnya. Setelah itu yang lain kembali duduk seperti awal.

"Wish kalian apa?" Tanya Adel.

Dengan cepat aku menjawab, "Nonton konser BTS!"

"Kalau itumah aing juga mau." Balas Adel.

"Yaudah aku jadi mau jadi member kedelapan BTS." Kata Deri.

"Woi, gue bosen pengen pulang." Sahut Ryan yang hanya duduk diam memainkan sedotan.

Rasanya dia tadi senang-senang saja saat bermain petasan dengan Adel. Lalu kenapa tiba-tiba bosan.

"Gue nanya wish loh, bukan nanya lo bosen apa engga disini." Ucap Adel mendorong pelan Ryan.

"Wish Audrey apa?" Tanyaku.

"Rahasia." Jawab Audrey tersenyum kecil.

"Pasti wishnya pengen bareng gue terus." Kata Ikbal sedikit menyikut Audrey. Membuat Audrey mengelak.

Malam itu kami berenam menghabiskan waktu sampai jam tiga dini hari, lupa waktu memang.

Aku seharusnya tidak mengucapkan menonton konser sebagai wishku malam itu, harapanku ditahun ini hanya ingin bahagia, itu saja. Benar-benar itu saja.

Hari-hari berikutnya Deri berubah, dia menjadi asing bagiku, mungkin aku bagi dia juga begitu.

Aku tidak mengerti, aku hanya selalu tetap menyambutnya dengan senang hati, walau hatiku tahu itu bukan deriku.

Dan siapa yang tahu, pembukaan tahun di bulan januari menjadi hari yang sangat tidak kuinginkan dalam hidupku.



Aku harus jadi orang yang bertanggung jawab, vote dan komen ya tq

[END] My Home. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang