15. mess

62 6 37
                                    

Nanti, aku akan merindukan keusilannya, saat aku dan dia sudah tidak lagi bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanti, aku akan merindukan keusilannya, saat aku dan dia sudah tidak lagi bersama.

-🌛🌛🌛-

Kata kangen dariku tidak lagi dibalas olehnya, dia malah mengalihkan pembicaraan. Itulah yang membuat roomchat kami sangat sangat menyedihkan.

Topik monoton itu hanya terulang-ulang. Rasanya aku ingin menghilang saja. Ketika aku mengajaknya bertemupun, dia bilang dia sibuk.

Diluar terus-terusan hujan. Aku hanya bersembunyi dibalik selimut sambil mendengarkan lagu xxxtentation-canges. Lagunya mewakili perasaanku.

Deri bilang dia tidak marah, tapi sikapnya berubah berhari-hari. Aku tidak tahu maunya apa. Perlahan air bening dari mataku itu menetes lagi. Untung rumah selalu sepi.

Aku juga tidak memaksa Deri untuk selalu denganku. Kalaupun dia memang sangat kecewa padaku, dan ingin pergi. Aku akan melepaskannya, walau hatiku tak ingin. Tapi sekarang aku tidak tau mau dia apa. Aku membalas pesannya seadanya, seperti dia yang membalas pesanku.

Aku juga tidak marah padanya, karna ini memang kesalahanku.

Tadi Genta sempat datang, tidak kuusir. Dia meminta maaf, aku maafkan. Tapi aku bilang padanya, aku gamau liat dia lagi. Walau nanti bakal ketemu juga. Tapi untuk sementara aku tidak ingin ada dia dihidupku.

Berat memang, hanya satu kesalahan yang Genta buat, itu malah merubah pertemanan kami. Aku tidak peduli, gara-gara dia juga aku dan Deri jadi seperti ini. Seperti orang yang sama-sama menjauh.

Aku mengalihkan fokusku untuk tidak memikirkan dua lelaki yang selalu dalam fikiranku. Oh bukan dua, tapi hanya satu. Hanya Deri, Deri saja.

Setiap hari, aku menghabiskan waktu untuk tidak terlalu memikirkan perubahan sikap Deri padaku.
Aku menghabiskan beberapa lembar buku gambar untuk menggambar. Menonton film-film, memakan makanan yang ada. Mendengarkan lagu kesukaanku. Membaca buku novel juga. Tapi, walau aku sudah melakukan sesuatu yang kusukai, tetap saja. Sebelum tidur aku menangis.

Aku juga tidak tau apa yang kutangiskan. Pokoknya ingin menangis, dan itu melegakan.

Aku rindu Deri. Aku rindu saat berdua bersamanya.

-🌛🌛🌛-

Sehabis hujan sore itu, aku menyusuri jalanan taman dengan berani. Oke, Deri meminta bertemu, ntah apa maunya.

Apa dia bakal minta putus?

Aku memukul kepalaku sendiri. Jangan mikir macem macem!

Kakiku berhenti sebentar saat mataku melihat Deri duduk tidak jauh dari aku berdiri sekarang. Tenang Sonya, itu Deri bukan setan. Ngapain takut.

[END] My Home. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang