Seperti angin, kamu membuatku merasa nyaman
Seperti matahari, kamu menyinari duniaku
Seperti hujan, kamu menenangkanku
Tapi, akankah kamu seperti langit? Yang tetap berada diatas sana,
Walau aku bukan lagi duniamu.—🌛🌛🌛—
Akhirnya sudah bulan Juni lagi. Sudah satu tahun aku bersama Deri. Senangnyaa!
Tidak membayangkan, seorang lelaki bernama Deri, bisa membuatku jatuh cinta bulan Juni tahun lalu. Ntah apa maksud semesta yang membiarkan kami saling menyayangi setahun terakhir. Yang pasti, karna ada Deri, hidupku lebih indah, dia memberiku warna yang cerah dilangitku.
Sejak bersamanya, hujan menjadi zona untuk merindu. Senyumannya juga dapat menghilangkan lelahku, dan pelukan hangat favoriteku itu, yang membuatku berani bilang, kalau aku hanya ingin dirinya, tidak ingin yang lain-lain lagi.
Tidak usah di perpanjang, aku mencintainya.
Sore itu Deri mengajakku jalan-jalan ke taman kota. Aku menggenggam erat tangannya, seperti tidak ingin kehilangan beruangku.
Langit biru cerah kesukaanku, dan angin sepoi sore itu sangat nyaman. Sangat mendukung kencan kami.
"Beliin aku eskrim ya." Ucapku sambil menggoyang-goyangkan tanganku yang masih menggandengnya.
"Iya, nanti aku beliin segerobak." Ucapnya.
"Jangan ah, eneg."
"Yaudah gajadi segerobak." Ucapnya, aku hanya tersenyum karna wajahnya lucu.
Kami tetap berjalan mencari penjual eskrim. Hening, tidak ada suara. Aku juga tidak ingin ribut, malah asyik melihat-lihat sekeliling taman. Sampai Deri mengelus tanganku lembut, "Gini ya rasanya megang dunia." Ucapnya.
Aku menoleh padanya, "Megang dunia?" Tanyaku.
"Iya. Kamu kan dunianya aku." Dia menatapku lalu tertawa, aku juga ikut tertawa.
"Aku lagi try to be romantis."
Oh ternyata aku lagi digombalin.
"Der, kamu takut kecoa gak?" Tanyaku menatapnya yang lebih tinggi dariku.
"Jangan natap kaya gitu." Ucapnya, "Aku mah takutnya sama kamu."
"Kok aku? Serem emang?"
"Takut kehilangan kamu maksudnya."
Kenapa Deri jadi gombal begini sih. Ada masalah apa dia sama hidupnya? Astaga.
Tapi lucu ketika dia bilang takut kehilanganku, padahal jika aku pergi. Akulah yang kehilangan dia.
"Serius." Ucapku.
"Ga takut, cuman geli."
"Nangkep berani gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] My Home.
Novela Juvenil"Dia memang memberiku luka, tapi untuk bersamanya, aku bahagia." Ini adalah cerita sepasang kekasih yang bahagia pada masanya. Hubungan yang sudah terjalin lama mereka nikmati dengan bahagia. Tapi, tidak ada cinta yang tidak mengenal luka bukan? 05m...