Lelaki cantik bernama Kim Junseo itu bergerak tidak nyaman ketika sinar matahari yang masuk melalui celah gorden kamar menerpa wajahnya. Butuh beberapa detik hingga mata indah Junseo terbuka, ia mengerjap beberapa kali dan menemukan kekasihnya -Lee Seunghwan- duduk di tepi kasur.Junseo pun ikut bangun disusul ringisan yang terdengar dari bibirnya disebabkan rasa nyeri di tubuh bagian belakangnya. Ia menatap Seunghwan yang sedang berbicara melalui ponsel, lelaki itu hanya memakai celana pendek untuk menutupi bagian bawahnya. Kemudian Junseo beringsut mendekati Seunghwan dan memeluk punggung telanjang kekasihnya itu.
"Pagi Hwan~" ucap Junseo disusul kecupan singkat di pipi Seunghwan.
Seunghwan tidak menanggapi Junseo dan tetap berbicara di ponselnya.
'Mungkin penting' pikir Junseo, ia memilih tetap pada posisinya memeluk Seunghwan dan menaruh dagunya di pundak kekasihnya itu.
Tak berapa lama, Seunghwan mematikan panggilannya dan menaruh ponsel itu di atas kasur. Junseo melepas pelukannya dan membiarkan kekasihnya itu berbalik.
"Pagi juga sayang" ucap Seunghwan lalu memberi kecupan di bibir Junseo.
"Ada masalah ?" Tanya Junseo ketika sadar ekspresi Seunghwan tidak terlihat baik.
Seunghwan menggeleng, lalu berdiri dari kasur dan mengambil dompetnya yang terletak di atas meja samping kasur. Menarik salah satu kartu dari sana dan mengulurkannya kehadapan Junseo.
Junseo menatap bingung kartu itu lalu menerimanya.
"Ini ..."
"Pakai black card itu sepuasmu, bersenang-senanglah, ada yang harus kukerjakan hari ini" ucap Seunghwan setelah menangkap tatapan bingung Junseo.
"Kau tidak bisa menemaniku ? Kau bilang tidak ada masalah" Junseo menatap dengan raut kecewa.
Seunghwan menghela napas, lalu memegang kedua belah pundak Junseo.
"Bukan masalah besar sayang, kau tidak perlu khawatir"
Setelah itu Seunghwan berjalan memasuki kamar mandi diikuti tatapan khawatir Junseo.
.
.
.Seunghwan meremas kertas berisi data yang memperlihatkan kerugian dengan nominal yang tidak sedikit.
"Kenapa baru memberi kabar sekarang ?! Ini berita penting !"
"Maaf, aku sudah mencoba menghubungimu tadi malam. Tapi kau tidak mengangkat teleponku" jelas lelaki berpakaian serba hitam di depan Seunghwan.
Tadi malam ?
Oh Seunghwan ingat. Ia bahkan tidak sempat memegang ponsel atau pun melihat notifikasi dari ponselnya. Salahkan saja Junseo yang menggodanya tadi malam, hingga ia tidak menghiraukan hal lain.
Seunghwan memijit kening, lalu menatap lelaki yang merupakan tangan kanannya yang bernama 'Jeong Taekhyeon' itu.
"Hubungi agen senjata yang kemarin dan minta mereka untuk mengirimkan barang yang sama ..."
"Lalu cari tahu dalang di balik pembantaian anak buah kita"
Taekhyeon mengangguk lalu bergegas keluar dari ruangan Seunghwan, menyisakan Seunghwan yang sibuk dengan pikirannya.
.
.
.Junseo memasuki mall bersama adik kandung Seunghwan, Lee Sangmin.
Matanya berbinar bahagia dan dengan semangat menarik Sangmin untuk mengunjungi toko-toko yang berjejer di mall.