Chapter 13

69 4 0
                                    

Sampai saja dikampus Elly langsung menuju kelasnya dan di atas mejanya ada sampul berwarna putih membuatnya merasa aneh kerana selama ini dia tidak pernah menerima surat dari sesiapa sejak masuk ke kampus itu. Elly menoleh kiri kanan mencari sosok orang yang mencurgai dikelasnya tapi pada saat itu kampus masih lengang kerana waktu  masih awal.

Baru saja Elly ingin membuka isi sampul tersebut tiba-tiba Della muncul mengejutkannya, Elly langsung menyembunyikan sampul tersebut didalam koceknya tak ingin sesiapa mengetahui tentang surat tersebut termasuk Della sahabatnya sendiri. "kamu kenapa sih El? tegang gitu mukanya" kata Della menyenggol tubuh Elly membuat gadis itu sedar dari lamunannya. "hah maaf, aku mau ke toilet bentar" jawab Elly buru-buru keluar dari kelas membuat Della bingung melihat tingkahnya yang aneh.

Ben yang baru masuk ke kelas tidak sengaja melanggar tubuh Elly yang buru-buru keluar "El?" kata Ben menoleh kebelakang melihat langkah Elly terburu-buru pergi. Elly berjalan menuju taman dibelakang kampusnya.

Lalu duduk disalah satu bangku taman tersebut sebelum mengambil sampul dari koceknya Elly menoleh kiri kanan takut ada yang mengintipinya. Secara pelan-pelan Elly membuka sampul tersebut dan membaca isi surat tersebut membuat dirinya benar-benar terkejut kerana surat itu dari Andika. 

Didalam surat itu Andika menyatakan Elly harus mengikuti lima syarat darinya jika Elly tidak mahu rahsia tentang identiti sebenarnya terbongkar seluruh kampus. Dengan kesal Elly menutup surat tersebut, tiba-tiba Elly terasa hembusan nafas sangat dekat dilehernya lalu menoleh kesamping.

Matanya terbuka lebar saat melihat wajah Andika sangat dekat dengannya sehingga ketika dia menoleh bibirnya hampir mencium pipi Andika yang berdiri dibelakangnya. Dengan wajah merona merah Elly kembali memalingkan wajahnya ke depan hatinya berdebar kencang saat menatap wajah Andika dari samping.

"gimana lo mau ga ikut syarat gua? ga banyak ko cuman lima doang" kata Andika tersenyum licik mengangkat alis kening menatap wajah Elly menujukkan lima jarinya didepan Elly.

"iya deh aku ikutin syarat-syarat kamu..tapi awas ya kalau kamu minta yang aneh-aneh" ancam Elly menunding wajah Andika yang masih menopang dagunya diatas bangku disampingnya, lelaki itu hanya tertawa senang Elly mahu mengikuti semua syarat-syarat lalu pergi meninggalkan gadis itu dengan raut wajah bingung.

"sarap kali ya otak cowok tu, main pergi aja..udah itu ketawa sendiri-sendiri lagi" kata Elly bangkit dari bangkunya menuju kelasnya setelah bel masuk berdering, Della dan Ben merasa bingung melihat tingkah Elly yang sedikit aneh kerana dari tadi senyum-senyum sendiri.

Bel waktu istrirehat berbunyi, Elly, Della dan Ben keluar menuju kantin bersama tiba-tiba Andika muncul dan berdiri disamping Elly merangkul bahunya seolah Della dan Ben tidak ada disebelahnya. Langkah Della dan Ben terhenti saat melihat Andika merangkul pundak Elly mesra lalu menoleh menatap wajah masing-masing bingung. Elly tidak menyedari Della dan Ben berhenti melangkah dibelakangnya menatap wajah Andika yang tersenyum kepadanya. 

Senyuman dibibir lelaki itu sering membuat dirinya sukar untuk bernafas tanpa disedarinya nama lelaki itu sudah terukir indah didalam hatinya. "kamu harus mengikuti gerak geri aku" kata Andika tersenyum menatap wajah gadis itu dengan ketawa yang dibuat-buatnya sehingga anak-anak kampus yang melihat kemesraan mereka berdua melongo terkejut  buat pertama kalinya lelaki itu tertawa bahagia disamping seorang cewek apalagi cewek lugu seperti Elly membuat mereka sukar mempercayainya.

Elly menoleh kesampingnya tersontak kaget melihat Della dan Ben tiada lagi disampingnya, Elly memusingkan tubuhnya melepaskan tangan Andika dari merangkul pundaknya berjalan menghampiri Della dan Ben yang sudah mengambil tempat duduk mereka di kantin. "maaf guys..aku kira kalian masih disebelah aku" kata Elly mengambil tempat duduk disamping Ben.

"gimana mau sedar kalau Dika merangkul pundak kamu mesra gitu" kata Ben dingin tidak ingin gadis disampingnya itu disentuh lelaki lain apalagi lelaki itu adalah Andika. "iya El, aku juga kaget tahu waktu Dika datang merangkul pundak kamu" jawab Della masih tidak percaya dengan kejadian tadi.

"itu tadi..Dika.." belum sempat Elly melanjutkan ucapannya Andika tiba-tiba datang meraih tangan Elly membuat mereka bertiga yang melihat tangan Elly ditarik hingga berdiri sontak kaget, Ben yang merasa hatinya panas melihat tindakan Andika meraih tangan Elly didepannya bangkit menatap tajam wajah lelaki itu. "lebih baik lo lepasin tangan Elly!" ucap Ben sedikit dingin merenung wajah lelaki yang dibencinya itu.

"Dika udah..lepasin tangan dia" kata Evan yang baru datang melihat kejadian itu menghampiri mereka tak ingin terjadi sesuatu di kantin, Elly yang melihat ketegangan diantara Ben dan Andika langsung mengengam erat tangan lelaki itu membawanya pergi "ayo ikit aku.." ucap Elly membuat Ben menatap kepergian mereka berdua dari belakang tajam, manakala Della dan Evan sontak kaget melihat keduanya mengengam tangan erat didepan mereka.

Elly menarik tangan Andika ke taman belakang kampus dan menyuruhnya duduk dibangku disampingnya "kamu ngapain sih tadi Dika..pakai acara berantem sama Ben segala lagi!" omel Elly menyilang tangannya kesal berpaling kearah lain malas memandang wajah Andika yang menyakiti hatinya.

"ko nyalahin aku? dia tuh yang mulai duluan..aku kan cuma pegang tangan kamu" ucap Andika mengengam tangan Elly dan menunjukan gengamannya didepan Elly membuat gadis itu menoleh kepadanya "tadi tuh bukan setakat pegang tapi kamu malah menarik tangan aku!" kata Elly melepaskan tangannya dari gengaman Andika. 

"terus syarat kamu sekarang apa?" kata Elly menghela nafasnya tenang kembali berpaling menghadap lelaki yang tertawa licik itu, Elly mengangkat alis keningnya saat mendengar tawa lelaki itu yang kedengaran sinis baginya. 

"syarat pertama kamu udah jalanin dan bagi syarat kedua kamu harus selalu mesra sama aku didepan semua orang dalam kampus ini" kata Andika mengangkat alis keningnya menatap wajah gadis bingung didepannya itu menahan tawanya, baru saja Elly ingin membuka mulutnya Andika sudah menutup mulutnya dengan tangannya lalu berkata "tanpa alasan.." tersenyum senang lalu menarik tangan gadis itu menuju koridor kampus.

Elly yang merasa tidak selesa dilihat sama yang lain melepaskan tangannya dari ditarik Andika, Andika melirik wajah gelisah gadis disampingnya setiap hari sentiasa membuatnya tersenyum tanpa alasan. Andika merangkul pingang gadis itu mendekati dirinya "biasa aja kali tampangnya Arianna" membuat gadis itu kaget menoleh kepadanya saat namanya disebut, mengigit bibir bawahnya gemas dengan sikap lelaki itu.

Wajah Elly merona merah menunduk malu saat dirinya ditatap oleh para siswi yang berkeliaran di koridor tersebut saling berbisik membicarakan tentang mereka berdua sehingga mendengar omongan yang membuat wajahnya berubah suram "ehh genit banget sih tuh cewek..udah tampang nya lugu..jelek lagi" kata salah satu siswi disitu.

"iya, gimana sih Cold Prince kita mau sama cewek kaya gitu..kaya cinderella ngejar prince charmingnya hahah" kata salah satu siswi tersebut, Andika menghantar Elly hingga depan pintu kelasnya. Elly masih menunduk sedih mengingati ocehan para fans Andika dikampus itu tentang dirinya, Andika tersenyum menyentuh dagu gadis itu mendongak menatap dirinya.

"udah jangan terlalu dipikirin..nama juga manusiawi pasti ga penah jauh dari sifat iri mereka" kata Andika menghibur, mendengar ucapan itu Elly langsung tersenyum menatap wajahnya meskipun senyumannya itu tidak sepenuh hatinya tapi kata Andika itu menenangkannya.

Andika senang melihat senyuman gadis itu lalu melambai pergi meninggalkannya menuju kelas, para siswi yang melihat Andika melambai turut melambaikan tangan mereka terasa seperti lambaian itu untuk mereka. Elly tersenyum mengeleng kepalanya melihat Andika pergi lalu masuk ke kelas dan duduk disamping Della kerana pelajaran mereka sebentar lagi hendak mulai.

Imperfect vs Perfect coupleWhere stories live. Discover now