"amore.." panggil Andika melirik gadis disampingnya itu yang masih terlelap bersandar dipundaknya.
Arianna membuka matanya perlahan-lahan mendongak merenung wajah Andika, sekilas satu kecupan mendarat di atas kening gadis itu. Arianna merasa ketulusan dari kecupan pria itu tanpa disedarinya airmatanya mulai menitis sehingga jatuh ke atas punggung tangan Andika.
Andika menyedari punggung tangannya basah lalu menatap wajah gadis itu yang duduk berdepannan denganya, Andika menghapus setiap titisan air yang mengalir di wajah gadis itu.
"kenapa?" tanya Andika mengusap puncak kepala Arianna, merapikan helaian rambut yang menutupi wajah gadis itu.
"aku takut kehilangan kamu" jawab Arianna menatap wajah kekasihnya itu dengan perasaan sayu di hatinya.
Andika hanya tertawa halus mendengar ucapannya lalu menarik tubuh Arianna ke dalam pelukkannya, memeluknya seerat mungkin seekan dirinya tidak ingin melepaskan gadis itu dari dakapannya.
Sebelum menghantar Arianna pulang, Andika bercadang ingin mampir ke kampus mereka dulu kerana ingin memgambil barangnya di locker yang tertinggal tadi siang waktu latihan basket dengan teman-temannya.
Andika memang sengaja mengajak gadis itu ke kampus mereka sebagai dirinya kerana dia yakin waktu sebegini anak-anak kampus pasti semuanya sudah pulang. Arianna merangkul erat lengan Andika mengikuti langkah pria itu menuju ke lapangan basket indoor mereka.
Arianna memilih untuk menunggu Andika di luar sementara Andika mengambil barangnya di locker room. Arianna berjalan di ruangan koridor kampus melihat keadaan sekeliling dan matanya tertumpu pada papan mading di depannya.
"Pesta Prom Night" itu lah yang tertera di atas poster papan mading tersebut, pesta yang di nantikan setiap siswa siswi kampus mereka yang akan di adakan dalam waktu 3 hari lagi.
"yuk Amore kita berangkat" ucap Andika tiba-tiba muncul merangkul pundak Arianna membuat gadis itu tersedar dari lamunannya. Andika turut membaca poster papan mading tersebut mengenai prom night kampus mereka.
"oh, pesta prom night? sepertinya aku lupa sesuatu lagi" kata Andika, Arianna langsung menoleh kearah pria itu seraya mengangkat sebelah alis keningnya hairan.
"kamu pergi aja dulu..aku tetap tunggu kamu di sini sayang" ucap Arianna
"bukan itu maksud aku amoreee" ucap Andika gemas mencubit pipi gadis itu membuat Arianna membulatkan matanya memandang wajahnya menahan sakit dari cubitan itu.
"terus kamu lupa apa?" tanya Arianna binggung.
"aku lupa ini.." Andika tidak melanjutkan ucapnnya sebaliknya dia menatap redup ke dalam kedua mata gadis itu seraya mengengam kedua tangannya, kening mereka saling bertembung di antara satu sama lain membuat Arianna tersenyum merenung dirinya.
"Elly Danielle Sherwood..apa kamu sudi menjadi bidadari aku di malam pesta prom night ini?" tanya Andika masih menatap ke dalam bola mata gadis itu menanti jawaban darinya.
Arianna hanya terdiam mengangguk menjawab pertanyaan pria dicintainya itu, setelah mendapat kepastian dari sang kekasih Andika mengecup kening gadis itu penuh kasih membuat Arianna tersipu malu meskipun kawasan tersebut tiada orang tapi tetap saja mereka berada di kawasan kampus.
Setelah Andika pamit untuk pulang, Arianna langsung menuju kamarnya. Baru sahaja dia ingin melangkah melewati kamar Aldo tidak sengaja dia melihat sosok seseorang di dalam kamar itu membelakangi dirinya membuat Arianna curiga lalu menghampirinya secara perlahan-lahan.
Arianna langsung mengambil kayu besbol milik Aldo untuk memukul orang yang asik mengobrol dengan ponselnya lalu berjinjit menghampirinya. Belum sempat Arianna menghayunkan kayu besbol di tubuhnya, pria itu terlebih dulu menghalang kayu besbol tu dari mengena dirinya.
Arianna sempat terkejut lelaki itu bisa menangkap pukulannya apalagi saat menyedari lelaki itu adalah Dylan, dengan pantas Arianna melepaskan kayu besbolnya seraya memeluk sahabat baiknya itu.
Dylan hanya membalas pelukkan tersebut tidak menyangka Arianna akan memeluknya setelah menemui dirinya di rumah itu, tidak seperti kebiasaanya jika mereka bertemu. Malam mula menjelma, Dylan menghampiri Arianna yang duduk di tepi kolam ikan belakang rumah mereka.
"kamu lagi mikirkan apa Aria?" tanya Dylan duduk di samping gadis itu.
"nothing in mind" jawab Arianna ringkas, tetapi sebagai sahabat Dylan sudah cukup lama mengenali gadis di sampingnya itu dan dia tahu Arianna merahsiakan sesuatu dari dirinya.
"please Arianna, kamu tidak mungkin bisa membohongi aku" ucap Dylan, memang Arianna akui sabahatnya itu cukup mengenali dirinya secara luaran mahupun dalaman sehingga membuatnya susah untuk membohongi pria satu ini.
"beberapa hari lagi pesta prom night akan di adakan" keluh Arianna menatap kolam ikan di depannya.
"terus? Dika mengajak mu?" duga Dylan, Arianna mengangguk mengiyakan jawabnya
"bukannya kamu seharusnya senang bisa pergi ke pesta itu dengan Dika?" tanya Dylan hairan dengan raut wajah Arianna seakan tidak menyenangi undangan tersebut.
"bagaimana aku bisa senang jika orang yang aku cintai harus menanggung kesakitan seumur hidupnya" jawab Arianna sayu, hatinya terasa pilu saat ini.
"maksud kamu? Andika sakit?" tanya Dylan curiga
"janji sama aku kamu ga akan bilang sama siapa pun tentang ini" kata Arianna mengingati sahabatnya itu.
"Iya aku janji" jawab Dylan mengangkat tangan sebagai tanda dia berjanji di hadapan gadis itu.
Arianna menjelaskan tentang kerisauannya dengan penyakit yang di hadapi Andika dengan menceritakan segala perkara yang pernah di alami kekasihnya itu sebelum mereka pacaran sehingga sekarang.
"tapi Aria ini.." belum sempat Dylan meneruskan ucapannya Arianna sudah mendahuluinya.
"kamu sudah berjanji dan sebagai sahabat baik aku, kamu harus kotakan janji kamu Dylan" pesan Arianna.
"apa Dika tahu tentang penyakitnya?" tanya Dylan penasaran, Arianna hanya mengeleng.
"sampai kapan kamu akan menutupi semuanya dari Dika?" tanya Dylan khawatir jika terjadi sesuatu antara Andika dan Arianna jika pria itu sudah mengetahui tentang penyakitnya nanti.
"sehingga Andika menyedari tentang menyakit yang di hadapinya sekarang" jawab Arianna
**********
Arianna menggunakan dress warna sunset orange paras lutut tanpa lengan dan kalung dengan ukiran namanya untuk melengkapi penampilannya malam itu. Apalagi dengan rambut yang di simpul ke atas membuatkannya kelihatan sangat anggun menuruni setiap anak tangga mendekati dua orang pria di hujung tangga tersebut.
Dylan dan Andia asik berbicara tanpa menyedari gadis itu sudah menuruni anak tangga dan berdiri di belakang mereka.
"ehm.." Arianna berdeham membuat perbicaraan mereka terhenti lalu menoleh ke belakang mereka.
Mata Andika menyapu dari atas hingga hujung kaki gadis itu terpegun dengan penampilan Arianna yang sedikit berbeza dan sangat mempersona bagi dirinya.
"lihatnya gak gitu-gitu amat juga kali" sindir Dylan menyenggol bahu Andika membuatnya tersedar.
Arianna menutup mulutnya tertawa halus mendengar ucapan sahabatnya itu apalagi saat melihat wajah kekasihnya itu sudah mulai memerah malu dengan dirinya sendiri yang kepergok merenung penampilan Arianna tanpa berkedip.
"amore..kamu benaran mau berpenampilan seperti ini ke pesta prom night kampus kita?" tanya Andika menyedari Arianna tidak mengayakan penampilannya sebagai Elly.
Arianna hanya mengangguk menjawab persoalannya.
"bilang saja aku itu pakai lens maka nya aku gak makai kaca mata" ucap Arianna menghampiri Andika seraya merangkul lengannya.
"sejak kapan kamu pakai lens? jadi selama 17 tahun kita temanan kamu boong dong, bukannya warna mata kamu tu asli" kata Dylan
"ish, Dylan kamu apaan sih? masa udah lama kenal sama aku masih gak tahu ini asli apa bukan" kata Arianna memandang Dylan tajam.
"hahaha..bercanda, udah kalian pergi sana entar telat lagi sampainya" pesan Dylan memerhatikan kepergian kedua pasangan itu keluar dari kawasan rumah mereka menaiki mobil yang di pandu Andika.
YOU ARE READING
Imperfect vs Perfect couple
FanfictionAndika seorang lelaki yang berhati keras selalu bersikap dingin terhadap gadis-gadis yang coba mendekati dirinya, kerna masa lalu yang amat perit telah dilaluinya sehingga dia bersikap sedemikian. Dia mempunyai satu rahsia besar yang hanya diketahui...