Chapter 24

54 2 0
                                    

Andika menghampiri Elly yang sedang duduk bersama Ben disampingnya, Andika mengambil tempat duduk disamping gadis itu membuat Elly menoleh tersenyum kearahnya, Andika membalas senyuman itu tapi matanya sempat melirik Ben yang duduk disebelah gadis itu dengan tatapan yang sinis.

"Lo ngapain duduk disini?" ketus Ben tidak dapat menahan amarahnya merenung tajam wajah Andika, "ini kan tempat umum jadi gue boleh duduk disini dan suka-suka gue mau duduk dimana" balas Andika melototkan matanya merenung wajah Ben. 

"bangku lain kan banyak yang kosong ngapain juga lo duduk sama kita!" kata Ben tidak puas hati bangkit dari tempat duduknya mengepal tanganya ingin menonjok wajah Andika saat itu juga. Andika juga ikut bangkit dari tempat duduknya merenung wajah Elly sekilas, raut wajahnya seolah memberi isyarat tidak ingin mereka melakukan kekecohan saat ini.

Andika tersenyum mengusap puncak kepala gadis itu "aku ke kelas dulu ya, soalnya sini panas banget" ejek Andika merenung wajah Ben yang masih berdiri dibelakang gadis itu menahan rasa amarahnya. Elly hanya mengangguk membiarkan kekasihnya itu pergi meninggalkan dan Ben demi kebaikkannya sendiri. 

"kamu kenapa sih El benarin dia nyentuh kepala kamu segala?" tanya Ben kesal tidak dapat melepaskan amarahnya kepada Pria itu. "mungkin aja dia ga sengaja, biarin aja la Ben" kata gadis itu mempertahan kekasihnya meskipun dia harus berbohong dengan sahabatnya sendiri.

Baru saja Elly ingin melangkah masuk kedalam kelasnya, seseorang meraih tanganya membuatnya kaget melihat orang itu lalu menariknya ke tempat lain. Pria itu menolak tubuh gadis itu bersandar di balik dinding kampus mereka tanpa ada sesiapa yang perasaan keberadaan mereka disitu kerana semuanya buru-buru ingin masuk kelas masing-masing. Dengan meletakkan kedua tangannya di dinding menahan gadis itu untuk pergi.

"sayang.." panggil Elly lembut merenung wajah lelaki itu mengukir senyuman kepadanya "apa tadi? aku ga dengar.." kata Dika sengaja, "aku bilang sayang.." kata Elly tahu Dika sengaja mempermainkannya seolah tidak mendengar ucapannya tadi. "apa..apa..ngomong lagi sekali" kata Dika senang mendekatkan kupingnya dengan Elly agar lebih jelas mendengarnya. 

Elly hanya tertawa halus saat wajah Andika semakin mendekat dengannya lalu mencium pipi pria itu sekilas membuat lelaki itu tersenyum menunduk menekup wajahnya di pundak Elly tersipu malu. "ciee..ada yang malu ni" goda Elly mencuit pipi Andika yang masih menekup dipundaknya. 

Andika mendongak menatap wajah gadis itu silih berganti mata mereka bertemu "aku lupa bilang sesuatu sama kamu tadi" kata Andika tersenyum menatap gadis itu. Elly mengangkat sebelah alis keningnya merenung lelaki itu bingung, "bilang apa?" kata gadis itu penasaran, Andika melepaskan gadis itu dari tahanannya lalu dia berpaling menatap pria itu.

Elly merenung wajahnya menunggu jawapan lelaki itu "kamu lupa bilang apa tadi?" tanya Elly gusar kerana takut telat masuk ke kelasnya, "aku lupa bilang I Love You" kata Andika tersenyum menjulur lalu mengigit lidahnya didepan gadis itu menunggu balasan dari gadis itu tetapi dia malah membelakanginya dan berlalu begitu saja darinya.

Andika menunduk pasrah ucapannya tidak dibalas kekasih hatinya lalu berpaling kebelakang melangkah pergi meninggalkan tempat itu, belum jauh dia melangkah Elly sudah merangkul pingangnya memeluk tubuh lelaki itu dari belakang.

Andika tersontak saat gadis itu memeluknya secara tiba-tiba, Elly tetap merangkul pingannya seraya tersenyum melihat wajah lelaki itu dari tepi "I Love You Too" kata Elly tersenyum seraya melepaskan pelukkannya pergi meninggalkan kekasihnya itu begitu saja tersenyum sendirian kalau sesiapa yang melihatnya pasti mengira otaknya miring.

Pulang dari kampus Andika menawarkan dirinya untuk menghantar gadis itu pulang ke rumahnya memandangkan dia sudah menelepon Dylan lebih dahulu untuk membiarkan dirinya sahaja yang menghantar gadis itu pulang. Dengan senang hati Elly menuruti kemahuan Andika memandang pria itu membawa mobil hari ini ke kampus. 

"Dika..aku boleh tanya sesuatu ga sama kamu?" tanya Elly didalam mobil melirik Andika yang serius dalam pemanduannya. "tanya apa?" jawab Andika ringkas melihat gadis disampingnya itu sekilas, "kenapa sih aku ga pernah dengar kamu panggil aku sayang?" kata Elly penasaran membuat lelaki disebelahnya itu tertawa geli hati mendengarnya.

"apa semua itu perlu? lagian semua orang sudah biasa digunakan" terang lelaki itu, "iya juga sih, terus kamu panggil aku apa?" tanya gadis itu masih tidak puas hati dengan jawapan yang diberi lelaki itu.

"aku lebih suka manggil kamu Aria yang membawa maksud Melodi dan setiap kali aku mendengar suara kamu hati aku berdebar kencang membuat aku sukar untuk menghidari kamu kerana setiap nada yang keluar dari mulut kamu itu yang memikat hati aku" kata Andika riang, Arianna yang mendengar ucapan pria itu turut tersenyum tidak menyangka lelaki itu akan menganggap dirinya sampai sebegitu sekali.

Hatinya benar-benar tertawan dengan pesona lelaki disampingnya itu, bagaimana dia boleh terpikir untuk pergi jauh melanjutkan kuliahnya di Italy dan mencari kekasih disana sedangkan lelaki yang berada disampingnya ini sudah cukup membuat dirinya bahagia meskipun hanya dari kata-kata yang keluar dari mulut lelaki itu

Imperfect vs Perfect coupleWhere stories live. Discover now