Pagi ini Elly harus awal bangun kerana takut Andika akan memberikan denda kepadanya jika dia telat dan membuat lelaki itu menunggu kerana hari ini dia ingin menjemput Elly. Elly turun dari kamarnya sambil mengigit dester dimulutnya lalu menuju ruang makan, baru saja dia hendak duduk sudah kedengaran bunyi klakson motor Andika.
Lalu mengambil roti dan mengunyah kedalam mulutnya "ehh..Aria tunggu, kamu belum.." tante Andria tidak sempat melanjutkan bicaranya kerana dipotong duluan oleh Arianna "maaf mama aku buru..daaa" kata Arianna mengigit rotinya buru-buru keluar. Andika duduk menyilang tangan ke dada diatas motornya dengan menurunkan sedikit kacamata gelapnya merenung Arianna yang terburu-buru keluar dari rumah dengan mengigit roti dimulutnya membuat lelaki itu tersenyum geli hati.
Setelah Arianna berdiri disamping motornya "ngapain kamu liat-liat?" tanya Arianna melirik sinis lelaki itu, "ga ngeliat apa-apa..lagian ini mata gue suka-suka gue dong mau liat apa ga" omel Andika menoleh Arianna yang sudah duduk dibelakangnya.
"Aria..ohh pantes kamu buru-buru dijemput Dika ya" kata tante Andria mengejar Arianna, disampingnya Aldo dan Dylan berdiri tersenyum memandang mereka dari jauh. "pagi tante" sapa Andika ramah tersenyum bersalam dengan wanita yang diganguminya itu.
"pagi Dika, titip Arianna ya..jangan sampai lecet ya" kata tante Andria menghulurkan tangannya disambut Arianna untuk bersalam lalu mencium kedua pipi putri bungsunya itu didepan Andika membuat pipinya merona merah malu dipelakukan begitu didepan lelaki itu.
"iya Dika, hati-hati jangan sampai kepeleset cinta sama adik gue hahaha" gurau Aldo yang masih tertawa disamping Dylan melihat wajah Arianna yang sudah merona merah. "gue iri sama lo Dika" teriak Dylan membuat tangannya seperti toa memandang Andika.
Andika dan Arianna saling pandangan tidak mengerti maksud ucapan Dylan tadi menoleh kepadanya "iri kerana kamu bisa bawa badut sirkus ke kampus" ledek Dylan ketawa lebih kencang sehingga perutnya sakit bersama Aldo yang ikut tertawa. Andika yang mendengar ucapan Dylan ikut tertawa merenung gadis yang duduk dibelakang motornya dengan penamilannya yang aneh membuatnya bingung.
Arianna kesal mendengar gurauan dari abang dan teman baiknya seraya memukul pundak Andika untuk pergi ke kampus, Andika memakirkan motornya ditempat yang dikhususkan buatnya dan menyuruh Elly turun, dengan pasrah Elly harus mengikuti kemahuan Andika dengan mengandeng lengannya menuju ke kelasnya.
"wajahnya ga perlu jutek gitu kali..atau kamu mau aku sebarin identitas kamu biar satu kampus tahu?" ancam Andika melirik gadis yang berada disampingnya dengan wajah yang cukup kesal dan mengukirkan senyuman paksa didepan semua orang.
Andika menghantar Elly sehingga depan pintu kelasnya, "udah kamu masuk sana aku juga mau kelas" kata Andika kembali dengan sikap dinginnya didepan Elly lalu pergi membuat gadis itu menatapnya tajam seperti ingin memakannya kerana kesal harus ngikutin kemahuan lelaki itu.
Tiba-tiba Andika menoleh kebelakang membuatnya jadi salah tingkah berpaling melihat pintu "ngapain kamu El?" tanya Della yang baru datang aneh dengan sikap Elly. "ini Del aku ngira berapa jenis kayu dipotong untuk buat pintu ini" jawab Elly lalu menoleh kepada Della yang bingung mendengar jawapannya "otak kamu lagi encir ya El" kata Della meletakan jarinya dijidatnya menatap wajah Elly didepannya.
Waktu istrirehat bermulai, seperti satu kebiasaan Andika muncul secara tiba-tiba didepan Elly dan teman-temannya tapi kali ini Ben mendorong tubuh Andika agar jauh dari Elly waktu dia ingin menghampiri gadis itu dari belakang, Andika yang tidak suka dirinya didorong langsung menarik baju Ben dan menatapnya tajam "ngapain lo dorong-dorng gua? emang ada masalah apa lo ama gua!" bentak Andika marah.
Ben melepaskan tangan Andika dari menarik bajunya "lo kira lo siapa dekatin El sesuka hati lo hah!" bentak Ben merapikan bajunya lalu menatap sinis wajah lelaki didepannya itu. Elly yang duduk dibelakang Ben mendengar perbicaraan mereka langsung bangkit memegang lengan Ben "udah Ben..malu diliat sama yang lain" kata Elly menoleh sekeliling para siswa siswi melihat berkelahian antara Andika dan Ben tapi pastinya para siswi menyokong Andika sementara para siswa mendukung Ben.
Andika yang melihat Elly memegang erat lengan Ben terasa hatinya membara tidak ingin gadis itu menyentuh lelaki yang merenung tajam dirinya itu, lalu memilih untuk pergi "woii, gue belum habis ngomong sama lo" teriak Ben mengejar Andika dari belakang seraya menolaknya tanpa sengaja membuat Andika terjatuh di atas salah satu siswi yang ada disitu.
Suara heboh kedengaran saat gadis itu menyentuh tangan Andika yang menindih tubuhnya dari atas,"maaf aku..aku.." Andika bangkit dan terduduk ditepi gadis itu membuatnya bingung melihat tingkah Andika yang tiba-tiba ketakutan saat dia menyentuh tanganya lagi Andika langsung pergi histeris. Elly yang melihat kejadian itu langsung berlari mengejar Andika melepaskan lengan Ben "El..ga usah pergi" kata Ben menahan tangan Elly dari melepaskan lengannya.
"apaan sih Ben, lepasin!" kata Elly tegas dengan pasrah Ben melepaskan tangan Elly yang berlalu pergi mengejar Andika hingga ke taman kampus, Elly melihat Andika mengigil ketakuatan dengan pakaian basah penuh keringat.
Elly menghampiri Andika yang duduk menunduk dengan menutup wajahnya dengan tangan, Elly duduk disamping Andika meratap lelaki itu kasihan. Dengan perlahan Elly coba menyentuh tangan lelaki itu Andika yang merasa tangannya disentuh terus mengeser kebelakang ketakutan "pergi..pergi.." kata Andika dengan mata yang tertutup menghalau Elly untuk menjauhinya.
YOU ARE READING
Imperfect vs Perfect couple
FanfictionAndika seorang lelaki yang berhati keras selalu bersikap dingin terhadap gadis-gadis yang coba mendekati dirinya, kerna masa lalu yang amat perit telah dilaluinya sehingga dia bersikap sedemikian. Dia mempunyai satu rahsia besar yang hanya diketahui...