Chapter 31

40 2 0
                                    

Alessia masuk kedalam rumah sebelum menutup pintu disempat mengintip Andika yang masih berdiri depan gerbang mereka membuatnya bingung. Alessia menuju ruang makan dimana Aldo dan Arianna sedang menikmati makan malam mereka sambil ngobrol.

"El, kamu udah pulang?" kata Aldo melihat langkah Alessia duduk di bangku sebelahnya,

"iya, itu Dika kenapa dibiarin diluar sih?" tanya Alessia hairan menatap wajah kedua adiknya itu silih berganti. 

Aldo melirik wajah Arianna yang menunduk disampingnya, sepertinya gaids itu sendiri tidak mengetahui kehadiran lelaki itu di rumah mereka. 

"pergi ketemu Dia, Aria" kata Alessia bimbang lelaki itu tetap bertahan berdiri diluar sana, apalagi diluar keadaan semakin kelam dan suram. 

Arianna mengangguk mengerti maksud kakanya lalu keluar menuju gerbang rumah mereka, kakinya seakan berat untuk melangkah saat melihat wajah lelaki itu berdiri didepan pintu gerbang mereka. Dengan pasrah Arianna menghampirinya dan berdiri dihadapan Andika, merenung setiap lengkuk wajah pria itu.

"Dika.." seru gadis itu lembut memanggil namanya membuat Andika mendongak menatap dirinya, senyuman mula terukit di wajah suram lelaki itu. Baru saja dia ingin menghampiri gadis itu untuk mendakapnya Arianna sudah menahannya untuk melangkah lebih dekat.

"aku tidak ingin bertemu dengan mu lagi" kata Arianna membuat lelaki itu terkedu mendengar ucapan gadis itu, melangkah mendekatinya.

"cukup Dika, aku tidak membutuhkan mu saat ini" kata gadis itu menahan langkah Andika agar tidak mendekatinya lagi.

"tapi amore, aku bisa jelaskan semuanya..itu semua.." belum sempat Andika meneruskan kata-katanya Arianna sudah lebih dahulu berbicara.

"amore? hahaha kau membuat aku geli hati mendengar ucapan mu" ucap Arianna tertawa halus tetapi kedengaran sinis di telinga Andika.

"dengar dulu penjelasan aku Arianna" kata Andika menyentuh tangan gadis itu tetapi ditepisnya dengan kasar, Arianna seakan sangat membenci pria itu saat ini.

 "sudahlah Dika, aku tidak butuh penjelasan dari kamu kerana itu hanya akan membuat semuanya jadi lebih perih dari apa yang aku rasakan sekarang" kata Arianna membelakangi lelaki itu, matanya mula berkaca tidak ingin lelaki itu tahu dia bersedih kerana dirinya.

"aku tidak akan menjelaskan semuanya tetapi aku akan buktikan semua itu tidak benar dengan segala pengorbanan yang aku lakukan demi kamu" ucap lelaki itu teguh berdiri dibelakang Arianna menatap kepergian gadis itu berlalu meninggalkannya begitu saja.

Sebelum melangkah masuk Arianna sempat menoleh kebelakangnya, dia melihat Andika duduk berlutut dengan wajah yang muram menatap pintu gerbang rumah mereka. Ketika gadis itu membuka pintu dia menoleh ke sampingnya Aldo dan Alessia berdiri di sampingnya menatap gadis dengan wajah yang kesal.

"Aria, apa kamu tega membiarkan Dika terus berlutut di luar sana?" ketus Alessia menunjuk kebelakangnya memandang wajah gadis itu, Arianna hanya diam membisu tidak membalas ucapan kakanya.

Hujan deras mulai membasahi bumi dan Andika masih setia berlutut didepan pintu gerbang tersebut, Pak Epi, satpam rumah mereka merasa simpati dengan lelaki itu lalu memayunginya seraya membantunya untuk berdiri "ayo den, saya bantu" kata Pak Epi merangkul lengan Andika untuk berdiri.

Tetapi Andika malah mengeleng dan menolak bantuan itu, "biarin aja aku disini, sehingga Arianna kembali mempercayai saya" kata Andika berkeras ingin tetap berada disana.

"apa kamu tidak kesian dengan Dika? dia pasti sangat kedinginan saat ini" ucap Alessia khawatir dengan keadaan lelaki itu apalagi diluar hujan semakin deras tidak menunjukkan tanda akan berhenti.

Imperfect vs Perfect coupleWhere stories live. Discover now