Sore ini Andika sibuk menyediakan barang-barang keperluannya untuk pulang ke kampung menemui bundanya yang sudah lama tidak dijenguknya. Pada awalnya Andika bercadang ingin memberitahu kekasih hatinya itu tentang kepergian selama beberapa hari tapi dia malah ingin membuat kejutan kepada gadis itu.
Seharian ini dia belum menghubungi gadis itu kerana sibuk menguruskan barang keperluannya yang harus dibawa ke kampung nanti. Sudah beberapa kali ponselnya berdering dengan panggilan dan SMS dari gadis itu yang mencarinya tapi tidak dibalas dan biarkan begitu saja.
"kenapa ga diangkat aja sih ponselnya? dari tadi bunyi terus" tegur Mikail sibuk mengangkat bagasi mereka ke dalam mobil, Andika mengedik bahunya tersenyum membiarkan ponselnya berdering lagi.
Sebetulnya saat ini dia ingin sekali mendengar suara gadis itu, tetapi ditahannya demi kerana ingin membuat kejutan kepada gadis itu sebelum dia berangkat. "yuk Dika kita berangkat sekarang" seru Mikail lalu masuk ke dalam mobilnya.
Waktu mereka hampir melewati kawasan perumahan Arianna, Andika menyuruh Mikail berhenti seketika membuat lelaki itu hairan saat mereka berhenti didepan pintu gerbang sebuah rumah mewah "ngapin sih kita berhenti disini?" tanya Mikail hairan tapi Andika hanya tersenyum turun dari mobil tanpa menjawab pertanyaannya.
Dari kaca mobil Mikail melihat Andika berbicara dengan satpam yang menjaga pintu gerbang itu menunjuk sesuatu di dalam kawasan tersebut. Satpam itu hanya mengangguk tersenyum setelah mendengar penjelasan Andika lalu masuk ke dalam seperti ingin memanggil seseorang dari dalam.
Kelihatan seorang gadis dengan wajah yang muram menghampiri Andika, dari jauh Mikail melihat Andika tersenyum menatap gadis itu berdiri didepannya tetapi tidak dapat mendengar segala perbicaraan mereka keran dia masih didalam mobil.
"muka kamu kenapa? muram gitu? aku tahu pasti gigi kamu lagi sakit..ya kan?" ejek Andika mencolek pipi gadis itu yang semakin esal dengan dirinya. "iya sakit..tapi bukan sakit gigi tapi sakit hati!" bentak Arianna memayunkan bibirnya sambil menyilang tangannya didada merenung lelaki itu.
Andika hanya tertawa saat mendengar ucapan gadis itu, "kamu kemana aja sih? dari tadi di telpon ga dijawab SMS juga ga di balas..ngapain aja sih?" tanya gadis itu sebal dengan didepannya itu.
"tadi aku sibuk beresen barang-barang keperluan aku" kata Andika tersenyum mengelus lembut puncak kepala gadis itu, Arianna memegang tangan Andika di atas kepalanya merenung pria itu memahami ucapannya tadi.
"kamu mau kemana?" tanya gadis itu sayu menatap wajah pria didepannya itu, Andika mengukir senyuman buat gadis itu mengucup kening gadis yang akan dirinduinya selama beberapa hati aan datang.
"aku pergi ga akan lama" kata lelaki itu kembali menatap wajah gadis itu, pilu rasa hatinya saat melihat mata gadis itu mula berkaca-kaca kerana dirinya. "jangan pernah membiarkan butiran jernih ini mengalir begitu saja di wajah kamu" ucap pria itu menghapus titisan airmata yang mula jatuh dari kelompak mata gadisnya.
Mikail sepertinya dapat menebak gadis itu merupakan orang yang paling bermakna bagi adiknya, kerana setahu dirinya Andika tidak akan menyentuh cewek lain selain bunda mereka jika tidak seluruh tubuhnya akan gementaran ketakutan.
Tetapi beda dengan gadis didepannya itu, menyentuh kulit gadis itu tanpa rasa takut di dalam dirinya bermakna gadis itu cukup bererti dalam diri pria itu. Mikail turun dari mobil mendekati mereka seraya menepuk pundak Andika yang masih menatap gadis didepanya itu.
"Dika, kita harus berangkat sekarang entar kemalaman sampainya" tegur Mikail menoleh kepada gadis yang dari tadi memerhati dirinya disebelah Andika. Andika tersenyum kembali merenung wajah gadis itu "aku harus pergi sekarang" ucap Andika mengengam erat tangan Arianna, sukar bagi dirinya berpisah dari gadis itu meskipun hanya beberapa hari.
Arianna masih mengengam erat tangan Andika, terpancar kesedihan di wajahnya saat mengiringi Andika hingga depan mobilnya "udah dong Aria..jangan sedih terus, aku janji kalau udah sampai aku terus hubungi kamu ya cantik" janji Andika kepada gadis itu.
Andika menyentuh pipi gadis itu menarik kedua hujung bibirnya agar tersenyum dan dia berhasil membuat gadis itu tersenyum walaupun sedikit. Dylan muncul berdiri disamping Arianna lalu merangkul bahu gadis itu yang kelihatan sangat sedih tidak ingin berpisah dengan Andika.
"jagain ya bro gemma gue" kata Andika memeluk sekejap tubh gadis itu, terasa sangat berat untuk melepaskannya tapi dia harus pergi lalu masuk kedalam mobil, membuka cermin seraya melambai ke arah mereka yang semakin jauh dari pandangan matanya.
"cewek tuh siapa?" tanya Mikail fokus ke pemanduannya, "dia gemma aku ka" kata Andika tersenyum bahagia mengutak katik ponselnya. "gemma? apaan tuh? game ya?" kata Mikail tidak mengerti dengan ucapan Andika tadi.
"hahaha..gemma tuh dalam bahasa Itali bermakna permata, dan cewek itu adalah permata hati aku" kata Andika tersenyum mengingati peristiwa beberapa hari setelah mereka jadian.
Arianna merajuk saat Andika pusing memikirkan panggilan yang sesuai buat dirinya sehingga dia harus melihat di internet untuk mencari nama yang sesuai bagi gadisnya itu. Memandangkan Arianna campuran Itali maka dia memilih Gemma sebagai panggilan untuk gadis itu kerana dia permata hati pria itu.
"jadi benar gadis itu cewek Dika, sepertinya gadis itu bisa membantu Andika dalam menghadapi penyakit dia alami saat ini" kata Mikail didalam hati melirik Andika yang duduk di kerusi pemandu tersenyum sendiri menatap layar ponselnya sepertinya dia sedang SMS dengan gadis tadi.
YOU ARE READING
Imperfect vs Perfect couple
FanfictionAndika seorang lelaki yang berhati keras selalu bersikap dingin terhadap gadis-gadis yang coba mendekati dirinya, kerna masa lalu yang amat perit telah dilaluinya sehingga dia bersikap sedemikian. Dia mempunyai satu rahsia besar yang hanya diketahui...