"Bukannya gue pernah tunjukin, ya? Al, lo masih muda jangan pikun dululah." Siska berucap heran. Karena seingatnya dia pernah menunjukkan Nico pada Alberta.
Alberta mengernyit. Ikut heran juga. "Iya? Kok aku gak inget."
"Kapan, ya?" Tanya Siska tapi terdengar seperti gumaman kecil. Detik selanjutnya ia menjentikkan jari telunjuknya. "Waktu ada remedi di kelas IPA 7, inget nggak?'
Alberta masih mengernyit sambil menujukan ingatannya ke minggu yang lalu. Kemudian dia menepuk tangannya sekali. "Inget! Yang duduk bareng Rion, kan?
Siska langsung mengangguk membenarkan.
"Oh, iya-iya. Jadi, namanya Nico?"
Siska mengangguk lagi. "Iya, itu Nico. Ganteng kan?"
"B aja, sih." Balas Rina.
"Gue gak nanya elo!" Siska memicingkan matanya kesal pada Rina. Entah kenapa Rina seperti tidak suka jika sudah membahas tentang Nico.
Alberta terkekeh. "Iya, ganteng. Tapi gantengan Ayahku."
Siska ikut terkekeh. Nah uniknya Siska, mood-nya bisa berubah dalam waktu sepersekian detik. Entah unik atau pasaran, intinya begitulah Siska.
"Nama lengkapnya Nico Jonathan Alfian. Dari kelas 10 sampai sekarang, Nico emang selalu dikejar-kejar sama cewek, ya saking gantengnya." Kata Siska menjelaskan.
"Dia playboy!" Sahut Rina.
Alberta melotot kaget. "Iya?"
"Ih, enggak!" Bantah Siska. "Tau darimana lo?!"
Rina hanya mengangkat bahunya tak peduli.
"Udah ah, gak usah dengerin Rina. Mendingan dengerin cerita gue dulu," kata Siska kembali menarik perhatian Alberta.
Alberta mengangguk saja.
"Nah, terus Nico ini bisa terkenal karena nakalnya juga. Sering bolos, sering telat, malah selalu kedapetan manjat pagar dibela..."
"Oh! Kayaknya aku pernah ketemu dia deh," sela Alberta. "Aku dapetin dia lagi ngendap dan katanya mau ke kantin, soalnya dia telat dan habis manjat pagar dibelakang."
Siska mengangguk-angguk. "Iya itu dia. Berarti, sebelumnya udah pernah liat?"
"Iya," Alberta mengangguk. "Tapi, aku suka lupa sama mukanya."
"Bagus. Dia emang gak pantes diinget-inget." Timpal Rina.
Siska kembali memberi tatapan kesal pada Rina, lalu kembali fokus pada Alberta, berusaha tidak menganggap Rina ada disana.
"Lo harus inget mukanya, orang ganteng gak boleh dilupain."
Alberta terkekeh. "Soalnya kan aku jarang keluar kelas, pas liat wajah-wajah baru jadi kayak gimana aja gitu."
"Ya makanya, lo harus rajin keluar kelas sekarang. Lagian, udah berapa kali liat mukanya Nico, gak mungkin masih lupa kan?" Kata Siska lagi. Terus membela Nico.
Rina berdecak lalu menatap Siska dengan sinis. "Maksa banget sih lo! Suka-suka Alberta dong mau inget apa enggak."
"Kenapa jadi lo yang nyolot?!" Balas Siska lagi, kali ini tatapannya juga mulai sinis.
Alberta hanya menghela nafas. Kembali ia memfokuskan diri pada novelnya daripada harus mendengar Rina dan Siska.
🐞🐞
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBERTA
Teen FictionTidak ada satupun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alberta. Alberta, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh seluruh murid di sekolahnya, pe...