"Ada perempatan, belok kiri." kata Alberta mengarahkan jalan untuk ke rumahnya.
Nico tersenyum setelah mendengar arahan Alberta. Cowok itu mulai membelokkan mobilnya ke arah kiri. "Oh ya, katanya tadi keluarga lo pada ke Bandung, kan?"
Alberta mengangguk tanpa bersuara.
"Sendirian, dong?"
"Ya mau gimana lagi," Alberta tersenyum tipis.
"Gimana kalau lo temenin gue dulu?" Nico memberhentikan mobilnya begitu melihat lampu lalu lintas berwarna merah.
"Kemana?"
Nico menengok kesamping dimana ada Alberta yang duduk dikursi penumpang. "Makan?"
Alberta terkekeh. "Kamu lapar?"
"Iya nih, kayaknya." Nico ikut terkekeh. "Mau nggak?"
Alberta mengangguk sambil tersenyum. "Boleh deh. aku juga laper."
Nico tersenyum lebar. "McD?"
"Terserah kamu."
Nico terkekeh lagi, lalu mulai menjalankan mobilnya saat lampu sudah berubah warna menjadi hijau. "Cewek tuh selalu ngomong terserah, ya?"
"Masa?" Alberta memasang wajah pura-pura berpikir. "Enggak deh, aku ngomong apa aja, kok."
Nico terkekeh, lagi. "Lo emang ngomongnya pake aku-kamu?"
"Iya, aneh ya?"
"Nggak juga, jarang aja anak SMA jaman sekarang gaya ngomongnya kayak gitu." jawab Nico, bertepatan dengan sampainya mereka ditempat tujuan.
Setelah memarkirkan mobilnya, Nico melepaskan sabuk pengaman dan menyuruh Alberta untuk turun.
🐞🐞
Alberta menyuapkan cheese burger yang tinggal setengah itu kedalam mulutnya, kemudian mengunyahnya hingga makanan cepat saji itu bisa ditelan dengan mudah.
Setelah itu Alberta meminum air mineral yang ia pesan tadi bersamaan dengan makanannya, lalu melihat kearah Nico yang juga sedang meminum coca cola pesanannya.
"Suka minum soda?" Tanya Alberta, mencoba membuka obrolan diantara mereka.
"Lumayan," jawab Nico. Cowok itu mulai fokus pada ponselnya. Jari-jarinya terus saja menari-nari diatas sana. Entah apa yang ia lakukan dengan ponselnya, yang terpenting bukan bermain game.
Alberta hanya manggut-manggut, kemudian membiarkan hening menyelimuti mereka berdua. Alberta ingin bicara tapi dia tidak tahu harus bahas apa. Lagian, ini pertama kalinya Alberta berdua saja bersama Nico. Ah tidak, ini yang kedua kalinya, yang pertama saat mereka bertemu didekat toilet perempuan.
"Alberta?" Panggil Nico akhirnya. Cowok itu sudah memasukkan ponselnya kedalam saku jaket.
"Kenapa?" Alberta menanti-nanti apa yang akan Nico katakan. Sejujurnya, Alberta sangat berharap bahwa Nico akan berkata untuk segera pulang. Dan sepertinya, Dewi Keberuntungan memang berpihak pada Alberta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBERTA
Teen FictionTidak ada satupun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alberta. Alberta, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh seluruh murid di sekolahnya, pe...