Nico, Rion dan Angga tentu saja kaget saat melihat Vivi yang setengah badannya sudah berada dalam tenda mereka. Herannya, untuk apa cewek itu masuk kedalam tenda mereka.
Langsung saja Nico mendudukkan dirinya, Rion dan Angga pun melakukan hal yang sama.
"Lo ngapain, Vi?" tanya Nico penuh dengan keheranan.
Vivi langsung mengeluarkan dirinya dari dalam tenda. Lalu, ketiga cowok itu juga ikut keluar.
"Lo ngapain teriak?!" Bentak Vivi pada Alberta.
Alberta mengernyit tak suka. Kenapa jadi dia yang dibentak. "Aku cuma lakuin hal yang bener. Kamu sadar gak sih kalo kelakuan kamu ini salah?"
Nico langsung mengambil posisi ditengah-tengah mereka. "Kenapa pada ribut, sih?" Tanya Nico. Lalu pandangannya tertuju pada Vivi. "Gue nanya sama lo, Vi. Lo ngapain masuk tenda gue?"
Vivi diam. Dia bingug bagaimana menjelaskan.
"Lo kenapa disini? Tanya Rion pada Alberta.
"Aku?" Alberta menunjuk dirinya. "Aku dengar suara dia yang berisik, karena penasaran ya aku kesini."
Vivi berdecak setelah mendengar penjelasan Alberta. "Kepo banget, sih!"
Alberta kembali mengernyit tak suka. Oke, Alberta memang tidak kenal siapa cewek-cewek itu. Yang pasti Alberta tidak suka dengan tatapan mereka yang menyiratkan jijik, benci, dan apalah itu yang pasti Alberta tidak suka menerima tatapannya.
"Weh! Apaan sih ribut-ribut?!" Bima keluar dari tenda yang berada disamping tenda Nico bersama Ferdi.
Angga menunjuk Vivi dan kawan-kawannya menggunakan dagu. Langsung saja Bima berdecak kesal.
"Lo liat jam gak, sih?!"
Vivi mengernyit. "Kenapa lo yang marah?"
"Gue marah karena gue terganggu!" balas Bima.
"Tau, ganggu lo!" tambah Ferdi.
"Terserah gue, bodo amat sama lo berdua." Vivi mengangkat bahunya acuh.
Bima ingin melayangkan tinjunya saat itu tapi dia pikir Vivi adalah perempuan dan juga dia tetap patuh pada aturan negara untuk tidak melakukan kekerasan pada perempuan, maka dari itu ia menahan tinjunya.
"Udah, udah. Kalian balik aja ke tenda, sebelum Pak Satria juga ikut kebangun." ucap Nico mencoba menyelesaikan masalah.
Alberta pergi lebih dulu dari sana dan beberapa detik kemudian, Vivi dan dayang-dayangnya menyusul.
Setelah itu, Bima melayangkan tinjunya pada udara bebas dimana tempat Vivi berdiri. "Bikin emosi naik aja tuh cewek pagi-pagi!"
Nico menggelengkan kepalanya. "Udahlah, balik tidur aja lagi." kemudian dia kembali masuk kedalam tenda.
🐞🐞
"Beres!" seru Siska begitu semua barang-barangnya sudah masuk kedalam tasnya. Tenda sudah terlipat, kursinya pun juga sama.
"Kita sebus sama Nico lagi, ya?" pinta Siska pada Alberta dan Rina yang sedang memeriksa kembali isi tas mereka.
Rina mengangkat bahunya. "Serah."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBERTA
Teen FictionTidak ada satupun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alberta. Alberta, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh seluruh murid di sekolahnya, pe...