ALBERTA - 22

45 14 6
                                    

Alberta dan Nico berjalan menuju kelas Alberta yang terletak dekat dengan lapangan basket. Sesekali Nico menyelipkan rambut Alberta kebelakang telinga cewek itu saat Alberta tertawa sampai kepalanya tertunduk dan rambutnya berjatuhan.

Nico tersenyum saat mereka sampai di depan kelas IPA 1. "Masuk sana,"

Alberta juga tersenyum tak kalah manis dan mengangguk. "Kamu gak masuk?"

"Bolos dulu, deh. Hari ini pelajaran sejarah, gue malah ngantuk denger penjelasan Pak Toni."

Alberta terkekeh. "Yaudah. Besok gak usah bolos lagi, yah?"

Alis Nico terangkat sebelah. "Kenapa?"

"Kalo kamu bolos terus, bisa-bisa kamu gak lulus, nilai kamu bakal anjlok semua pasti."

Nico tersenyum dan mengacak rambut Alberta. "Iya-iya. Udah, masuk sana. Liat tuh, si Siska sama Adel ngintip-ngintip kesini. Eh iya, bilangin ke Rina, pukulannya gue tunggu,"

Baru saja Alberta akan membuka suara, tiba-tiba saja Nico tersungkur ke lantai. Kejadian itu sontak membuat Alberta melotot kaget.

"Gak usah nunggu, pukulannya udah nyampe." kata Rina dengan santai lalu melangkah masuk ke dalam kelas.

Nico hanya menatap tak percaya pada Rina. Sejak kapan cewek itu ada di sebelahnya? Bahkan Alberta tidak melihatnya juga. Nico meringis merasakan sudut bibirnya yang sobek. Pukulan Rina kenceng juga.

"Kamu gapapa? Astaga, ini si Rina berlebihan banget, sih!" Alberta membantu Nico untuk berdiri dan memegang sudut bibir Nico, bermaksud untuk melihat bekas pukulan Rina.

"Gapapa, Al." balas Nico disela-sela ringisannya.

"Kita ke UKS aja, yah? Bibir kamu sampe sobek gini,"

Nico menatap Alberta sebentar lalu dia tersenyum saat mendapati kekhawatiran dimata Alberta. "Gapapa. Lo masuk aja, gue udah ditunggu sama yang lain di kantin."

Alberta menatap Nico khawatir. "Kalo infeksi gimana?"

Nico terkekeh. "Gapapa, Al. Gue bahkan pernah dapat yang lebih parah dari ini dan gue baik-baik aja, kok."

Alberta menghela nafasnya. "Yaudah. Aku masuk, yah? Kamu bolosnya di kantin aja, gak usah kemana-mana."

Mendengar itu, Nico kembali tersenyum dan mengangguk patuh. Setelah Alberta masuk ke dalam kelasnya, Nico mulai melangkahkan kakinya menuju kantin Gangster.

🐞🐞

Nico J.Ague pergi dulu sama yg lain, ada urusan cuma bentaran kok nanti pulang tetep gue jemput

Alberta menghela nafasnya pelan membaca sebuah pesan yang masuk dari Nico. Cowok itu selalu ada urusan, seperti orang kerja aja.

"Gak ke kantin, Al?" tanya Siska yang saat itu baru selesai membereskan buku-bukunya.

"Nico lagi pergi. Aku ikut kamu aja,"

Siska hanya mengangguk kemudian mulai bangkit dan diikuti oleh Alberta.

"Eh, Rina mana, yah?"

"Apa?" Siska langsung terkejut saat Rina langsung berada ditengah-tengah dirinya dan Alberta. Bahkan Alberta ikut terkejut juga.

"Anjir, jantungan gue!" Siska memukul bahu Rina pelan dan mulai melanjutkan langkahnya untuk ke kantin.

"Iya nih, Rina ngagetin mulu. Tadi pagi juga gitu, kasian tau Nico, sampe sobek bibirnya." gerutu Alberta.

Tanpa mau peduli dengan Alberta dan Siska, Rina lebih dulu menduduki dirinya dan memainkan ponselnya. Lalu, Alberta mulai mengambil posisi disamping Rina.

ALBERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang