ALBERTA - 24

25 5 0
                                    

Alberta turun dari motor Nico dengan bantuan tangan Nico yang menuntunnya tapi ia tetap berhati-hati. Setelah itu, dia menarik tangannya dan membiarkan Nico membuka helm dan turun dari motor.

"Langsung kelas?" tanya Nico sambil menyisir rambutnya yang berantakan menggunakan jari-jarinya.

Alberta mengangguk. "Kamu kayaknya perlu gunting rambut," cewek itu memegang rambut Nico sebentar kemudian kembali menurunkan tangannya saat suara cewek-cewek di koridor terdengar memekik.

"Iya nih," Nico ikut memegang rambutnya.

"Rambut kamu emang terang gitu, yah?"

Nico langsung mengangguk. "Diwarnain. Lo sendiri? Rambut lo cokelat terang gitu,"

"Aku alami, turunan dari Ayah."

Nico manggut-manggut. "Al, semalem beneran gapapa, kan?"

Alberta tersenyum manis. "Gapapa, kok. Lagi capek aja,"

"Yakin?"

"Yakin, Nico."

Nico menghela nafasnya pelan. Saat mereka sudah sampai di depan kelas Alberta.

"Pulang nanti, gue gak bisa anter," ucap Nico dengan takut-takut.

Alberta diam beberapa saat sebelum ia mengembangkan senyumnya dan mengangguk. "Gapapa. Ntar aku pulang bareng Rina atau Siska,"

"Beneran? Gak marah, kan?"

Alberta terkekeh. "Enggak, lah. Udah masuk kelas sana, jangan bolos lagi! Minggu depan UAS"

Nico menghela nafasnya. "Iya, udah tau. Kalo UAS pada gak tuntas gimana, yah? Gak bisa ikut UN, gitu?"

Alberta mengangkat bahunya. "Gak tau. Tapi jangan kamu sengaja biar gak tuntas, ntar beneran gak bisa ikut UN terus kamu gak lulus, dong?"

"Doain, semoga gue tuntas semua."

"Selalu, kok. Udah sana, bel bentar lagi bunyi."

"Eh bentar, gue kayak baru sadar gitu. Semenjak antar jemput lo, gue gak pernah telat lagi, masa? Sadar gak, sih?"

Alberta terlihat nampak mengingat-ingat. "Iya, yah?" kemudian dia tertawa. "Bagus, dong."

Nico ikut tertawa. "Udah gak nakal dong, gue?"

"Eh, sama aja. Percuma datengnya cepet tapi tetep bolos,"

Nico semakin tertawa membuat cewek-cewek yang sedang melihat mereka merasa iri dengan Alberta.

"Yaudah. Masuk gih, gue juga mau masuk, dah!" Nico langsung melangkah pergi saat Alberta hanya mengangguk dan tersenyum.

🐞🐞

Pukul setengah sebelas siang, murid-murid SMA Taruna sudah berhamburan keluar dari kelas menuju parkiran. Tadi, bel berbunyi dengan panjang pertanda bahwa mereka dipersilahkan untuk pulang. Katanya, guru-guru sedang rapat membahas tentang UAS kelas XII minggu depan.

Alberta hanya menghela nafasnya berat. Jika murid-murid yang lain termasuk Rina dan Siska merasa senang, maka Alberta tidak. Sebab cewek itu sama sekali kehilangan kabar Nico semenjak berpisah di depan kelas nya tadi pagi.

Rion bilang Nico bolos entah kemana.
Dia pergi tanpa mengajak mereka berempat. Katanya ada urusan. Lagi-lagi Alberta berpikir, sebenarnya, Nico ini apa? Kerja? Selalu saja ada urusan. Bahkan, pesan yang Alberta kirim belum juga Nico balas, tentu saja hal itu membuat Alberta semakin banyak pikiran.

"Lo pulang bareng kita, kan?" tanya Siska saat mereka sudah berada di samping mobil Rina.

Saking banyak pikiran, Alberta tidak sadar kalau mereka sudah tiba di parkiran. "Iya, aku bareng kalian."

ALBERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang