My Bad Boy Senior || 19

1.7K 59 0
                                    

Naya pun mulai memejamkan matanya dan mulai memasuki alam mimpinya.

"Ternyata benar alam mimpi,lebih indah daripada kenyataan" batin naya.

Jam yang berbunyi nyaring, serta matahari sudah menggantikan bulan.

Tetapi semua itu tidak cukup untuk memgusik seorang perempuan yang masih setia dengan tempat tidurnya.

"Huaaaaa, udah jam setengah 7?" Kaget naya karena melihat jam sudah menunjukan pukul set 7.

"Abanggggg!!!!" Teriak naya dari atas.

"Apaan?" Tanya kenzo.

"Kenapa ngk bangunin naya" jawab naya sedikit teriak.

"Orang dari tadi udah di bangunin, lu aja kali yang kebo dek" ucap kenzo sembari terkekeh pelan.

"Udah klo ngomong mulu kapan sekolahnya, sana mandi" tambah kenzo.

"Nyebelin" gerutu naya sembari berjalan menuju kamar mandi nya.

Naya pun melaksanakan rutinitas paginya.

Putra sedari tadi pagi memang sudah bersiap siap untuk menjemput naya.

Dia tidak perlu memakai minyak rambut atau semacam nya. Bahkan ia biarkan rambutnya berantakan, namun itu tidak mengurangi ketampanannya, baju yang ia keluarkan dan kancing yang tidak semua ia kancingkan menambah aura ketampanan seorang Putra Aditya Denagio.

"Udah jam set 7" ucap putra sembari membawa tas beserta kunci mobilnya.

Ia membawa mobil karena sekarang sudah memasuki musim hujan, dan ia tidak mau jika harus berhujan hujannan, dia tidak takut berhujan hujanan tapi karena ia mempunya wanita yang harus ia jaga dengan baik karena itu ia membawa mobil, ia takut naya akan sakit jika ia bawa hujan hujanan.

Putra menuruni tangga, seperti biasa ia tidak pernah sarapan bersama ayahnya tersebut, karena menurutnya hanya membuang waktu dan membuat ia mengingat ibunya. ya ibu putra meninggal karena sakit, bahkan saat ibu putra sakit ayah putra tidak ada di samping ibu putra, ia malah bersenang senang dengan wanita lain, maka itulah putra sangat membenci ayahnya tersebut, bahkan ia tidak menganggapnya sebagai ayahnya.

"Putra" panggil seorang lelaki parubaya tersebut. Putra hanya melihatnya dengan tatapan dingin lalu pergi. Butuh 20 menit untuk sampai di rumah naya.

Setelah naya melaksanakan rutinitas paginya ia menyisir rambutnya dan membiarkan nya tergerai, memakai bedak tipis dan liptint yang tidak begitu tebal.

"Naya turun sayang, kita sarapan" panggil mama naya.

"Iya ma bentar lagi" ucap naya yang tengah membereskan bukunya.

Naya turun menuruni tangganya untuk sarapan bersama.

"Good morning semua" teriak naya dengan suara cempreng nya itu.

"Pagi adek kebo" ejek kenzo.

"Abang" lerai ibu karena jika di buarkan pasti akan terjadi perang dunia ke 3.

"Pagi sayang, ayo makan" ucap mama naya sembari duduk .

"Iya ma" jawab naya yang lngsung mengambil selembar roti dan lngsung mengoleskan selai stobery kesukaannya.

"Abisin susunya sayang" ucap mama naya yang melihat gelas naya yg masih penuh.

"Iya ma" ucap naya yang langsung meminum susu coklat kesukaannya tersebut.

"Ma, pa, naya berangkat dulu ya" pamit naya pada kedua oarng tuanya tersebut.

"Kamu berangkat sama siapa?" Tanya papa naya.

"Sama putra pah, bentar lagi juga putra dateng" jawab putra.

"Yauda ma, pa, naya nungguin putra di halaman aja" ucap naya sembari keluar.

"Assalamualaikum" teriak naya sembari menutup pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam" jwab kedua orangtuanya kompak.

Ia sedang di halaman rumah menunggu putra menjemputnya.

"Siapa itu?" Tanya naya dalam hati.

"Apakah itu putra? pasti bukan setau aku putra selalu mengendarai motor" batin naya.

Orang itu keluar dari mobil tersebut.

"Morning babe" ucap lelaki itu.

Naya hanya tertegun melihat putra kali ini membawa mobil.

"Put?" Panggil naya sembari mneyeritkan halisnya.

"Kenapa?" Tanya putra.

"Kenapa kmu bawa mobil?" Jwab naya.

"Ck. kan sekarang musin hujan sayang, jadi aku sengaja bawa mobil, takut nanti klo jalan sama kamu. kmu keujanan" jelas putra.

"Ohh" jawab naya sembari membulatkan mulutnya

"Iya,ayo berangkat" ajak putra

"Iya ayo" jwab naya

Di tengah perjalanan hanya ada keheningan di antra mareka, cuaca kota Bandung sekarang sangatlah tidak bersahabat.

Naya hanya melihat keluar jendela, sementara putra hanya fokus menyetir mobilnya.

"Naya" panggil putra memecahkan keheningan.

Naya yang tengah melihat keluar kaca,naya pun langsug menoleh.

"Hm?" Tanya naya.

"Enggak jadi ketang, hehe" ucap putra sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dih gajelas" celetuk naya sembari mengalihkan pandangan, walaupun hujan tengah mengguyur tanah kota jakarta, tetap saja keadaan kota ini tidak berubah tetap saja padat.

"Gajelas ini kan yang bikin kamu sayang" goda putra sembari meraih tangan naya,walaupun pandangannya masih fokus ke depan.

"Sayang sayang, makan tu tiang listrik" celetuk naya sembari terkekeh.

Jangan jadi silent reader ya teman

My Bad Boy Senior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang