My Bad Boy Senior || 20

1.8K 58 0
                                    

"Gajelas ini kan yang bikin kamu sayang" goda putra sembari meraih tangan naya,walaupun pandangannya masih fokus ke depan.

"Sayang sayang,makan tu tiang listrik" celetuk naya sembari terkekeh.

Sesampainya di sekolah mobil putra masuk ke dalam sekolah, baru saja memasuki gerbang sudah banyak beberapa pasang mata yang memerhatikan mobil tersebut..

Wow entu siapa bawa mobil.

Jangan jangan ka putra.

Jarang jarang ada yang bawa mobil.

Mewah banget tu mobil.

Kira kira begitu ucapan dari siswa siswi, dan ya terlihat seseorang yang mungkin paling di kenal di sini turun dari mobil tersebut.

"Nay diem, biar aku yang bukain"cegah putra yang mlihat naya hendak membuka pintu mobil. Naya hanya tersenyum dan mengangguk.

"Silahkan Nayara Fitri Denagio"ucap putra yang memperlakukanya seperti seorang putri.

"Ehh,apa apaan gunta ganti nama orang,nama ku tuh Nayara Fitri Aditama,bukan Denagio" bantah naya sembari mencubit pelang lengan putra.

"Jan pake cubit cubit segala bisa gq?" Ucap putra sembari terkekeh.

"Nanti juga bakalan ada nama aku nyelip di nama kamu" goda putra yang bermaksud jika nanti ia berjodoh dan menikah dengan naya, pasti nama dia akan terselip di nama naya.

"Ogah. masa depan ku masih panjang, selepin noh nama kamu di mimi peri" ucap naya sembari terkekeh dan berlari kecil meninggalkan putra.

"Ohh, jadi main kejar kejaran nih" teriak putra yang lngsung mengejar naya. Dan kejar kejaran tersebut pun di menangkan oleh putra

"Hap! mau kemana lagi hayo" ucap putra yang telah mendapatkan naya.

"Enggak, udah udah cape" ucap naya tertawa sembari memegangi perutnya kareana teralu lelah tertawa.

"Kamu yang duluan, wle" ucap putra sembari menjulurkan lidahnya.

Bel masuk pun berbunyi.

"Udah udah aku nyerah, bel udah bunyi juga" ucap naya yg masih terkekeh, naya mengalah karena bel sudah berbunyi.

"Iya iya, selamat belajar sayangku" ucap putra mengecup kening naya sekilas.

"Alay! Maen nyambar aja" gerutu naya sembari mengerucutkan bibirnya.

"Udah iya maaf,udah masuk sanah" ucap putra sembari mengacak ngacak rambut naya pelan.

"Nyebelin" ucap naya yang lngsung meninggalkan putra.

Putra yang mendengarnya hanya terkekeh dan langsung bergegas pergi ke kelasnya.

"Selamat pagi" ucap naya kepada kedua sahabatnya tersebut

"Pagi kaleng rombengnya lisya" saut lisya.

"Eeeh" ucap naya sembari tertawa.

"Eh bang, baru datang lu? biasana mah sok suhud (pagi pagi)" icap lutfi sembaru terkekeh.

"Diem lu" jwab naya dengan tatapan dingin nya.

"Kalem bang kalem" lerai dewangga.

Kringg.....

Bel yang di tunggu murid pun akhirnya berbunyi semua murid bersorak gembira, dan langsung berhamburan ke kantin.

"Kantin kuy" ajak lisya yang melihat temannya masih duduk di bangkunya.

"Iya ayo" ucap naswa yang langsung berdiri.

"Nay ayolah, lu gq kesian sama perut kamu" ajak naswa yang muali kesal melihat naya hanya diam dan duduk di bangkunya.

"Kalian ke kantin aja bedua, gue di sini aja" ucap naya yang masih setia duduk di bangkunya.

"Kenapa nay, ga biasanya kaya gini?" tanya lisya bingung, karena baru kali ini naya seperti ini.

"Aku sakit perut, udah kalian bedua ke kantin aja duluan, ntar keburu bel" jawab naya yang masih tidur di meja dengan beralaskan tangannya.

"Gq papa naya kita tinggal?" Tanya naswa yang kawatir melihat kondisi naya.

"Udah gua gq papa" ucap naya melihat kedua nya tersebut sembari tersenyum.

"Yauda kita ke kantin dulu" ucap naswa yang langsung meninggalkan naya.

Naswa yang tengah duduk bersama lisya di meja kantin langsung menoleh melihat tiga cogan datang menghampirinnya.

"Naswa" panggil putra.

"Iya ka knapa?" Tanya naswa.

"Naya mana?" Jawab putra.

"Ada noh di kelas, katanya sakit perut" sambung lisya.

"Etdah kutil badak ikut ikut ae" ejek dewangga.

"Eh sia neangan wae masalah" ucap lisya sembari memelototkan matanya.

"Eshh kalem yang kalem" goda dewangga.

"Yang yang pala lu kejedot tiang kali" ejek lisya sembari menoyor kepala dewangga.

"Udah napa lu bedua kalo ketemu debat mulu" kompak naswa dan lutfi karena geram melihat kelakuan kedua sahabatnya itu.

"Aciee... kiw kiw! barengan tuh jodoh kali" goda dewangga

"Eh sia goblok" celetuk lutfi sembari menyor kepala dewangga.

"Anjrit! knapa dari tadi kepala gua di toyor bae ama orang, dasar nasib orang ganteng mah ke begini" jelas lutfi kepedean.

"Gantengan ni sendok daripda muka lu" ejek lisya sembari menunjukan sendoj ke hadapan muka dewangga.

"Udah gua mau nyamperin naya" ucap putra di tengah tenga.h

"Ywda iya sonoh" usir lutfi.

"Eehh bangsat lu emang" celetuk dewangga sembari menjitak kepala lutfi

"Nyonyot sia teh, mamah tah jitakan" ucap dewangga penuh kemenangan.

"Nay" panggil putra yang melihat naya tengah tiduran di mejanya dengan beralaskan tangannya

"Iya kenapa put?" Tanya naya yang terkejut melihat putra sudah ada di hadapannya.

"Kmu knapa? sakit? mana yang sakit?" Tanya putra sembari menelik nelik tiap sudut tubuh naya.

"Enggak put, aku cuma sakit perut. mungkin karena Pms" jelas naya sembari tersenyum.

"Ohh yahdah klo gitu ke uks aja biar kamu bisa istirahat" ucap putra.

Namun naya menggeleng.

"Kenapa?" Tanya putra.

"Aku ngk papa put, sakitnya juga ga akan lama ko insyaalah" jwab naya sembari tersenyum

"Yakin?" Tanya putra.

"Iya putra aku ngk papa" jawab naya meyakinkan putra.

"Udah kamu ke kelas gih, 5 menit lagi juga bel bunyi" ucap naya sembari tersenyum.

"Iya, gett well soon" ucap putra sembari mengecup pipi naya sekejap.

"Iya put" ucap naya sembari tersenyum.

Jangan jadi silent reader ya cuy

My Bad Boy Senior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang