My Bad Boy Senior || 28

1.6K 71 0
                                    

"Kenapa, aku udah sehat ko, lagian klo aku di rumah terus, aku bosen put" jawabnya.

"Emm yauda ayo" jawab putra pasrah.

"Yeay, maksii put" ucap Naya yang langsung memeluk putra.

"Iya sama sama nay" jawab Naya

"Udah kita mau jalan kan kak?" tanya putra yang masih memeluk Naya..

"Aku ngerasa nyaman saat bersama mu nay, aku sangat menyangimu, aku tidak ingin kamu pergi, aku sangat berterimakasih kepada mu nay, makasih kamu sudah hadir di dalam hidupku,membuat hari hari ku jauh lebih berwarna, maafkan sikapku yang kurang peka, bahkan jauh dari kata cowo romantis, tapi aku bahagia kamu selalu sabar menhadapi sikap ku yang seperti ini, kamu bisa menerima ku apa adanya, tuhan sungguh baik kepada ku nay, karena telah memberiku seorang pendamping hidup sepertimu nay, i love you" batinku sembari mengecup puncak kepala naya,dan mengelus rambutnya.

"Waw, panjang banget, cowo ke kamu bisa ke gitu juga ya" goda Naya hanya di beri jitakan kecil oleh putra.

"Ayo put kita jalan, atau masih pengen di peluk ama aku" ucapnya sembari cekikikan. Aku yang mendengarnya sontak langsung membulatkan mata dan menganga.

"Gausah kaget gitu put, aku cuma becanda hehe, udah tutup tu mulut jan nganga mulu".

"Ohh, jadi kamu godain aku ya?" Ucap naya yang langsung menggelitikinya.

"Aduhhh aduhh mama! Tolongin naya, naya geliiii, putraaaa udahh ihhh ntar aku ngompol gimana" ucapnya yang tertawa sembari mencoba menepis tangan Naya dari perutnya.

"Masih mau godain aku?" Ucap Naya.

"Udah bang ampun dah" ucap putra ngos ngosan, yang baru saja berhenti tertawa.

"Hmm"jawab nYa

"Sabar nay, klo udah dingin gini sudah dah" ucapnya pelan.

"Aku denger hm" ucap naya, ia langsung terlonjak dan menatapku sembari nyegir kuda.

"Enggak ko put suer" ucapnya sembari membentup jari seperti "V".

"Kamu ngk pinter boong" ucapnya sembari menjitak kepala naya pelan.

"Aduuhh sakit bangsat" ucapnya sembari memelankan kata kasar itu, jujur putra tidak suka naya berkata kasar seperti itu.

"Bangsat hmm?" Tanya Naya.

"Bukan itu aku pengen beli sate di abang abang yang ada di pengkolan, jadi aku singkat jadi bangsat heheh, kan abang sate" uca putra gugup sembari nyengir.

Naya hanya diam tidak mengubris prrkataannya, putra jalan lebih cepet dari Naya.

"aduh putra pelan pelan atuh"rengek nya sembari menarik narik seragam putra.

"Diem, ngapain narik narik baju BANGSAT" ucapku mengucapkan kata kasar itu dengan sedikit penekanan.

"Aduhh kak udah di bilang itu tukang sate langganan aku, jangan marah dong"ucapnya sembari menundukan kepalanya, jujur aku tidak tega melihatnya, tpi aku juga tidak suka mendengar kata kata kasar keluar dari mulut imut naya.

"Hmm"jawab putra dingin.

"Putra jangan marah hiks hiks maapin aku aku cuma becanda tadi hiks hiks" ucap Naya menangis sembari segukan.

Putra yang tidak tega pun langsung memeluk naya, naya masih menangis, putra merasakan pundak naya bergetar.

"Udah nay, aku udah maafin kamu ko, udah naya please jangan nangis, aku gq suka aja liat kamu berkata kasar seperti tadi, sudah jangan menangis, aku sayang kamu nay" jelas putra sembari mengelus kepala naya. Entah mengapa naya hari ini begitu cengen, mungkin mood nya yang kurang baik.

"Beneran di maapin?" Tanyanya sembari menyeka air mata yang mebasahi pipi tembam nya itu.

"Yaampun nay, aku udah maafin kamu, maafin aku juga aku kelewat batas tadi" jelas putra sembari memegang tangan naya. Naya hanya mengangguk dan tersenyum.

"Yeay, maksii puput" ucap naya yang langsung memeluk putra, entah kenapa naya mempunyai keberanian untuk memeluk putra.

"Iya sama sama nay" jawabnya.

"Udah kita mau jalan kan put?" tanyaku yang masih memeluk putra, entah kenapa aku tidak ingin melepaskan pelukanku, aku sangat nyaman, aku hirup dalam dalam aroma khas putra yang sangat menenangkan, kuharap hingga nanti aku bisa menghirup aroma khas milik putra.

"Ayo put kita jalan,atau masih pengen di peluk ama aku" ucapku sembari cekikikan. Aku melihat putra yang membulatkan mata dan menganga.

"Gausah kaget gitu put, aku cuma becanda hehe, udah tutup tu mulut jan nganga mulu".

"Ohh, jadi kamu godain aku ya?" Ucapnya yang langsung menggelitikiku.

"Aduhhh aduhh mama! Tolongin naya, naya geliiii, putraaaa udahh ihhh ntar aku ngompol gimana" ucapku yang tertawa sembari mencoba menepis tangan putra yang masih setia menggelitik perutku.

"Masih mau godain akuh hm?" Ucapnya.

"Udah bang ampun dah"ucapku ngos ngosan, yang baru saja berhenti tertawa.

"Hmm"jawabnya.

"Sabar nay, klo udah dingin gini sudah dah" ucapku pelan.

"Aku denger hm" ucapnya,aku langsung terlonjak dan menatapku sembari nyegir kuda.

Skakmat,mampus dah gua.

"Enggak ko put suer" ucapku sembsri membentuk jari seperti "V".

"Kamu ngk pinter boong" ucapnya sembari menjitak kepala ku pelan.

"Aduuhh sakit bangsat" ucapku sembari memelankan kata kasar itu,jujur aku tidak tahu kenapa aku bisa berkata kasar seperti itu.

"Bangsat hmm?" Tanyanya.

Yaampun nay gmna ini ,ternyata benar istilah mulutmu adalah harimaumu, dan sekarang aku telah melakukannya, Skakmat dah gua.

"Bukan anu emm itu aku pengen beli sate di abang abang yang ada di pengkolan, jadi aku singkat jadi bangsat heheh, kan abang sate"ucapku gugup sembari nyengir.

"yaampun naya kamu bohong sama putra"batinku

Putra hanya diam tidak mengubris prrkataanku,putra jalan lebih cepat dariku,"aduh putra pelan pelan atug" rengekku sembari menarik narik seragam putra.

"Diem,ngapain narik narik baju BANGSAT" ucapnya, ia mengucapkan kata kasar itu dengan sedikit penekanan.

"Aduhh put udah di bilang itu tukang sate langganan aku, jangan marah dong" ucapnmku sembari menundukan kepalanya, jujur aku tidak bisa berbohong, tpi aku juga tidak menyangka aku bisa mengucapkan kata se kasar itu.

"Hmm"jawabnya dingin.

"Putra jangan marah hiks hiks maapin aku aku cuma becanda tadi hiks hiks" ucapku sembari segukan.

"ko aku jadi cengen gini sih,tpi aku benar benar takut putra marah" batinku.

Aku yang sedang menangis sembari menundukan kepala, sungguh aku tidak berani menatap putra, tiba tiba aku merasa putra menarik ku dan memeluku begitu erat, dan alhasil tangis ku sembakin menjadi.

"Udah nay, aku udah maafin kamu ko,udah naya please jangan nangis, aku gq suka aja liat kamu berkata kasar seperti tadi, sudah jangan menangis, aku sayang kamu nay" jelasnya sembari mengelus kepala ku. Entah mengapa aku hari ini begitu cengeng.

"Beneran di maapin?" Tanyaku sembari menyeka air mataku.

"Yaampun nay, aku udah maafin kamu, maafin aku juga aku kelewat batas tadi" jelasnya sembari memegang tanganku.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum.

Jangan jadi silent reader ya gan!

My Bad Boy Senior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang